Awal

739 83 6
                                    

"aku tidak pernah menduga takdir mempertemukan kita"

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Akhir desember, butiran salju jatuh perlahan-lahan dari langit membuat tokyo kini menjadi putih oleh tumpukan salju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir desember, butiran salju jatuh perlahan-lahan dari langit membuat tokyo kini menjadi putih oleh tumpukan salju. Hawa dingin menusuk kulit sang gadis walaupun pakaian yang sudah dikenakan-nya cukup tebal.

Gadis dengan surai hitam legam ini menghela nafas, hingga uap terparti jelas keluar dari mulutnya "sendiri lagi.."

Melalui musim dingin di akhir desember tanpa siapapun sudah menjadi kebiasaannya sejak dulu, kini ia berdiri di depan permukaan air yang membeku oleh minimnya suhu. Ditemani dengan se-cup kopi hangat dan roti dorayaki untuk mengganjal perut sang empu.

Aarrrghhh.. Bugh!! Bugh!!..

Suara heboh yang berasal dari kolong jembatan itu mengambil atensi seseorang. Karena merasa penasaran dengan apa yang terjadi, ia akhirnya memilih untuk berjalan kearah kolong jembatan.

Seorang pemuda dengan surai blonde dan badan kotor karena tertutupi oleh debu yang berterbangan tengah memukul-mukul tembok dan menggeram sendiri.

'Siapa dia? Terlihat seperti pengangguran yang sedang menunggu emas jatuh dari langit.' itulah kira-kira hal pertama yang terlintas dibenak anak hawa ini.

"Hey"

Manik pemuda langsung bergulir cepat kearah suara, memandangi seorang gadis yang tengah berdiri sambil menatapnya sendu. Tapi dia cukup aneh, dia malah menggeram kepada gadis seperti anjing yang sedang waspada.

"Tenang lah, aku hanya ingin tahu apa yang kau lakukan disini?"

Mengerjabkan matanya lelaki ini menyentuh pipi sang gadis sambil tersenyum, "Manusia!!"

"Hi manusia!! Perkenalkan aku sano ehehe, sano manjirou" sapa sang pemuda sambil mengangkat tangannya seperti anak TK.

"apa yang kau katakan, memangnya kau bukan manusia?"

"Aku bukan manusia, aku.. ---Monster" ucap sano sambil menunduk, sepertinya dia merasa takut.

"Monster? Aku baru tahu ada yang seperti itu, tapi siapa peduli. aku [name], [surname][name]."

Sano yang awalnya menunduk kini mendongakkan wajahnya melihat wajah [name] dengan lekat, "[name] tidak takut denganku?"

"kalau modelan seperti dirimu kenapa harus takut?" tanya-nya, "lagi pula aku sudah melihat yang lebih menyeramkan" sambung [name] dengan gumaman kecil.

"Sekarang aku punya temaaann!!"

Kruuukkk...

"..."

"..."

"kau lapar?"

Sano hanya mengangguk, tidak berani menjawab karena sudah terlampau malu. Bisa dilihat dari wajahnya yang memerah padam hingga ketelinga.

Segera [name] memberikan dorayaki yang kebetulan diberikan secara bonus dari minimarket. "Ini ambillah, kuharap ini bisa mengganjalnya"
Sano mengambil makanan berbetuk lingkaran itu lalu mengendusnya dan menekan-nekannya seperti mainan.

"makan saja, itu tidak berbahaya."

Satu gigitan berhasil masuk kedalam mulut sano lalu mengunyahnya dan merasakan lezat manis dorayaki itu. Wajah sano seketika berbinar seolah ia menyukainya.

"Ini sangat enak, apakah makanan manusia memang selalu seenak ini?"

"tidak juga, kurasa itu tergantung lidah masing-masing."

Mereka berdua terdiam, terlarut dalam kenyamanan dan kelezatan dorayaki. Hingga tanpa [name] sadari sudah jam 10.00 tepat yang berarti ia harus segera pulang atau ibu kost akan memarahinya habis-habisan.

"Maaf sano, tapi aku harus pergi. Senang bertemu denganmu" ucap [name] lalu berlari meinggalkan kolong jembatan dengan sano yang masih menatap punggung sang gadis.

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

"Ughh.. Harusnya tadi aku membawa sepeda" gumam [name] yang sudah sampai di depan pagar sebuah rumah yang di ukir minimalis.

"Hi [name]" panggil seseorang dari arah belakang. Dia adalah yuzuha, tetangga di depan kost-an [name].

"Malam kak, baru dari gereja ya?"

"Ahahaha iya, tadi aku pergi bersama hakkai tapi sekarang dia malah pergi bareng sama gengnya"

"Namanya juga anak cowok"

"Ngomong-ngomong kau membawa teman baru ya?"

[name] menekukkan alisnya pertanda ia tidak mengerti yang dikatakan yuzuha. Yuzuha yang seakan tahu maksud [name] kini menunjuk ke arah pagar rumah, terlihat disana seorang pemuda tengah duduk manis sambil menatap [name] dengan mata yang berbinar.

"SANO?! Kau ngapain disini? Kau dari tadi mengikutiku yaa!?"

"Aku tidak mau kehilangan [name] jadi aku mengikuti [name]" ucap sano sambil tersenyum lebar tanpa rasa bersalah.

"ahahahha dia manis banget [name], kenapa kau tidak mengajaknya untuk masuk ke rumahmu saja?"

"Ugh... Bukan begitu tapi... Ah sudahlah, sano ikut aku. Duluan ya kak" ucap [name] lalu segera menarik sano kedalam halaman rumah.

"Kau sedang apa disini sano?!" tanya [name] masih menarik pemuda menuju ruangan sang gadis.

"Aku sudah bilang bukan aku tidak ingin kehilangan [name]?" tanya sano enteng membuat [name] semakin gemas ingin mencekik sang pemuda.

Setelah memasuki ruangan dan merasa aman [name] segera menyuruh sano untuk duduk di sofa. Masih terdiam [name] memijit pelipisnya, ntahlah rasanya agak bingung mau membawa sano kemana lagi.

"Jadi kau mengikuti ku? Dan sekarang kau akan tinggal dimana?"

"Tentu saja bersama [name]!!"

"Jangan gila sano, aku hanya punya satu kamar. Tapi aku punya futon sih"

"[name] tidak mau merawatku? Aku kesepian, aku ingin bersama [name]" ucap sano dengan nada yang seolah dibuat-buat.

"Jangan menangis begitu. Baiklah, kau boleh tinggal disini tapi kuharap kau mau mendengar semua perkataanku. Mengerti?"

"Terima kasih, [name]-chii!!"

"[name]...-chii?"

"Ehehehe, aku akan memanggil [name] dengan [name]-chii."

"Ooo, kalo begitu bagaimana jika aku membuatkan juga untukmu? Hmmm... Bagaimana dengan mikey? Hampir mirip mychell bukan?"

"Aku memyukainyaa!"

"Waktu dan takdir membuat ulang kisah kita.."

Monster (Mikey x readers) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang