P R O L O G
INI BAGIAN PUBLISH ULANG NYAA💗
SEMOGA KALIAN SUKAA!!Yang belum follow mangga di follow dulu akun nya. Saya memaksa wkwk, canda💗😡
Tema yang saya ambil, latar, serta tokoh dalam cerita ini murni dari pemikiran
Otak kerdil saya,Itu aja, makasi, sama-sama.
Yang mau komen apapun, silahkan bebas.
Saya berterima kasih dengan itu, karena saya tahu cerita saya masih banyak kurangnyaa🙏But, kalo cuman mau hate comment
Tanpa mau open minded, gak pp gk baca:))
Because, karna saya juga gak pernah maksa buat kalian baca:vBtw, just call me Sas or Rmasas✔️
Bismillahirahmanirahim, Happy Reading!💗💗
***"Gue kecewa Ra,"
"Jangan salahin gue, kalo mulai hari ini gue gak setia sama lo!"
Revan pergi meninggalkan Keira di taman, tempat di mana Revan dulu pernah mengutarakan perasaannya.
"Revan tunggu!" Keira menghalangi jalan Revan. Lelaki berjaket parasut hitam bertulis SALVIGER di punggungnya itu menggerang tertahan. "Aku bisa jelasin, kamu harus dengar penjelasan aku dulu."
Revan tersenyum kecut di balik helm fullface nya. "Mau sebanyak apapun lo bicara, gue udah gak percaya lagi dengan omongan lo!" kata Revan dingin. "Minggir atau gue tabrak?"
Keira menggeleng, perempuan berpita mutiara itu merentangkan tangannya. "Tabrak aja kalau kamu berani."
Revan mencrengkram kuat stang motornya. "Jangan nantangin gue!" sentaknya. "Gue bilang minggir! Lo tuli?!"
"Please, dengarin dulu penjelasan aku. Kejadian itu, gak seperti—,"
"Seperti apa?! Gak seperti yang gue kira?! Basi Ra!" bentak Revan menyela. Sedetik kemudian lelaki itu malah terkekeh hambar, seolah ia manusia paling bodoh di dunia ini. "Lucu ya Ra, lo yang ngajarin gue artinya setia, tapi kenapa lo yang malah berkhianat?"
Keira menggeleng pelan. "Aku gak berkhianat Revan," kata Keira membenarkan.
"Bullshit! Gue udah gak percaya dengan omongan lo," kata lelaki ketua geng itu. "Gue udah pernah bilang kan? Sekali kepercayaan gue rusak, lo gak akan pernah bisa memperbaikinya!"
"Gue bener-bener kecewa Ra. Tiga tahun yang kita lewati, itu bukan waktu yang cepat, dan lo berhasil ngehancurinya dengan satu hari ini. Lo hebat," kata Revan membuat tubuh Keira bergetaran hebat.
Mata Keira memerah, Revan memalingkan wajahnya kesamping. "Tapi kamu harus dengarin pen—,"
Revan mengenggas motornya membuat tubuh Keira dengan terpaksa harus menyingkir. Perempuan itu menatap nanar punggung Revan yang semangkin menjauh dan menghilang.
Ini semua memang salahnya, tidak jujur dari awal pada Revan yang bestatus kekasihnya selama tiga tahun belakangan ini.
Namun, semuanya sudah hancur. Bahkan sekarang Revan begitu membencinya.
***
"REVAN! Kamu bilang kamu gak akan ningglin aku?"
"Itu dulu sebelum lo berkhianat!"
***
"Revan kapan kamu bisa maafin aku?"
"Pergi, gue gak mau liat muka lo lagi!"
***
"Aku akan berusaha Revan, berusaha untuk memperbaikinya."
"Memperbaiki apa yang udah hancur?! Terlambat Ra, bahkan kepercayaan gue
sama sekali udah gak ada untuk lo!"***
"Aku sakit Revan,"
"Emang gue peduli?"
"Sedikit pun kamu gak peduli sama aku, Re?"
"Mau lo gak bangun lagi gue juga gak peduli!"
***
"Eira capek Evan. Eira boleh nyerah?"
"Jangan nyerah, gue masih butuh lo."
"Tapi, Eira capek, pengen nyerah."
***
"Aku terlalu bahagia saat bersamamu kemarin, sehingga aku lupa bahwa setelah
bahagia maka akan ada luka setelahnya. Dan aku juga lupa, di setiap pertemuan pasti
ada saat nya perpisahan,"—Revanio Argantara***
"Hal yang lebih menyakitkan dari pada sebuah kehilangan ialah, ketika seseorang itu masih ada namun sikap dan perlakuannya sudah berbeda dari sebelumnya,"—Keira Prisilla.
***
Gimana dengan prolog baru?
Kindly vote n comment💗
See u next part!!😍😍
Byee!😍💗
—sas—
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAN
Teen Fiction[SEBAGIAN CERITA DI FRIVAT! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Hal yang lebih menyakitkan dari pada sebuah kehilangan ialah, ketika seseorang itu masih ada namun sikap dan perlakuannya sudah berbeda dari sebelumnya,"-Keira Prisilla. Ini tentang REVANIO...