Bab 9: KONSEKUENSI DALAM MENCINTAI (1)

40 3 3
                                    

BAB 9: KONSEKUENSI DALAM MENCINTAI (1)

"Konsekuensi dalam mencintai ialah kehilangan,"—Keira Prisilla.

"Dan konsekuensi dalam percaya ialah kecewa,"—Revanio Argantara.

***

NOTE:

Kalau lupa dengan part sebelumnya, kalian bisa baca ulang ya geiss, happy reading!🎉

***

"Gimana lo sama dia?"

"Gimana apanya?" tanya lelaki itu pada perempuan bergadigan coklat di depan nya.

"Gue liat lo sering deket sama tuh cewek," perempuan itu menyeringai. "Lo suka sama perempuan kayak gitu?"

Lelaki itu hampir saja tersedak saat menyeruput kopi hitamnya. "Kata siapa gue deket sama dia?"

Perempuan itu tertawa mendengarnya. "Gue satu sekolah sama lo. Gak mungkin gue gak bisa liat kalo lo deket sama dia."

"Bukan deket gue sama dia cuman teman," jawab lelaki itu.

"Teman tapi lo nyaman," perempuan itu kembali terkekeh. "Gimana kalo lo terus deketin tuh cewek."

"Maksud lo?"

Perempuan itu menatap serius lelaki di depan nya. Untung saat ini, keadaan café Cendana sedang tidak terlalu ramai. "Kalau lo terus deketin tuh cewek penyakitan, itu artinya gue juga bisa deketin Revan kan?"

"So, kalo lo beneran dekat dengan Keira itu artinya untuk mendekati Revan juga mudah."

Lelaki itu menyeringai mendengarnya. "Bukan nya lo emang dekat sama Revan? Lantas buat apa lagi gue mendekati Keira?"

Perempuan itu menyentil dahi lawan bicaranya. "Gini nih, kalo otak lo Osis semua. Jadi gak paham hal beginian."

Lelaki itu mendenggus. "Jangan bawa-bawa Osis, gak ada hubungan nya."

Perempuan itu tertawa melihat lelaki yang berstatus sepupunya itu.

"Gue emang bisa aja deketin Revan. Tapi gue sadar, sebesar apapun usaha gue buat dapetin Revan, kalau hati Revan masih buat tuh cewek penyakitan gue bisa apa?"

"Bahkan lo tau, Revan tega ninggalin gue di mall hanya untuk mengejar tuh cewek sialan," kata nya dengan nada kesal. "Apa-apa tuh cewek. Bahkan hampir setiap saat gue sering mergokin Revan lagi merhatiin tuh cewek."

"Wajar La, Keira tuh pacarnya. Emang lo siapa Revan sampai lo harus marah kalo Revan lebih mentingin Keira dari pada lo?" tanya lelaki itu menyahut.

Perempuan itu kesal. "Gue gak terima aja la!"

"Lo itu cuman pelampiasan La," kata lelaki itu. "Seharusnya lo bisa liat kalo lo cuman di jadiin bahan pelampiasan sama Revan."

Mata perempuan itu melotot tak terima. "Enak aja lo bilang gue pelampiasannya!" decak nya tak terima.

"Lo di pake pas Revan butuh doang, itu nama nya apa kalo bukan pelampiasan?" tanya lelaki itu membuat perempuan itu terdiam. "Sekarang lo yang seharusnya sadar diri bukan malah nyalahin Keira."

"Gak baik La, jadi orang ketiga di hubungan orang lain," lanjut cowok itu.

"Munafik lo Al!" kata perempuan itu tersenyum sinis. "Gue tau lo juga berharap lebih ke tuh cewek penyakitan kan?"

"Gue bisa bantu lo untuk menjadi lebih sama Keira Al," kata perempuan itu. "Bahkan gue bisa bantu lo buat lebih deket sama Keira."

"Tapi gue gak minat cara lo La," kata lelaki itu menolak. "Bahkan gue gak tertarik sedikit pun."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang