BAB 4: USAHA YANG SIA-SIA
"Rasa boleh tetap sama namun keadaannya sudah berbeda,"—Keira Prisilla
***
"Nih gue kasi tau ya Bos. Lu kalo gitu terus ke Keira lama-lama tuh cewek bisa beneran pergi," kata Fathur pada Revan. "Emang lo mau Keira pergi dari hidup lo?"
Revan menggeleng. "Enggak, gue gak mau."
"Yaudah kenapa gak lo coba maafin aja, lo tau kan semua manusia juga pernah buat kesalahan?"
Revan bersandar di kursi markas. "Gue tau."
Fathur menggebrak meja markas. "Nah, itu lo tau! Terus kenapa lo masih bersikap kasar ke Keira sih. Ingat Bos dia masih pacar lo. Kalo emang benci, kenapa lo gak putusin aja?"
Arya terjingkrak kaget. "Selo anjir, lo ngomong ngengas amat!"
"Gue putusin Keira?" tanya Revan balik. "Gak. Gue gak mau."
"Gue tau lo gak benar-benar benci sama Keira. Tapi Bro, cewek mana yang tahan kalo terus-terusan dibentak dan di kasarin kayak gitu?" tanya Fathur. "Gue tau Keira udah bohongin lo dengan jalan sama Galang. Tapi lo punya otak gak, lo nyuruh Keira pulang sendirian malam-malam begini?"
"Lo liat sendiri tadi kan, kata Brian cewek lu sakit. Tapi apa yang udah lo lakuin. Lo hanya diam, dan gak ngelakuin apapun," lanjut Fathur. "Lo sendiri yang bilang kalo Keira selalu di ganggu sama Galang. Terus kenapa lo gak jagain dia, kenapa lo malah buat dia selalu merasa bersalah dengan dirinya sendiri?"
"Gue cuman belum bisa terima aja dengan apa yang udah Keira lakuin di belakang gue. Lo tau kan gue gak suka di khianati?" jawab Revan dengan nada yang tiba-tiba berubah.
"Gue tau. Mana ada orang yang suka di khianati. Tapi lu sendiri yang bilang, kalau Keira terpaksa jalan sama Galang. Setelah lo tau kebenaran nya, kenapa lo masih marah sama dia?" Fathur bertanya membuat Revan berkali-kali bungkam.
"Lo sahabatan sama gue udah lama, lo tau kan gue kayak apa?" tanya Revan balik.
"Iya gue ngerti. Lo Revanio Argantara orang yang paling gak suka di khianti." Fathur menlanjutkan, "Gue tau dia perempuan baik-baik Bro. Gue udah anggap Keira sebagai adik gue, kalo lo nyakitin dia itu artinya lo juga nyakitin gue."
"Jangan terlalu ikut campur sama urusan orang," sambung Brian yang sadari tadi hanya mendengarkan.
"Gue emang gak suka ikut campur sama urusan orang Bri, tapi sebagai sabahat Revan yang paling ganteng gue mau otak nya terbuka," kata Fathur pada Brian.
"Lo pikir otak Bang Revan kayak pintu, harus di buka segala, Bang?" tanya Tegar sambil membalas chat-chat dari mantannya yang minta balikan.
Bagas menyenggol tangan Tegar. "Gak usah ikut campur lu Gar! Lo liat mantan-mantan lo ngechat semua," kata Bagas. "Gue heran liat cewek-cewek Sma Garuda kok pada demen tampang buaya kayak lo."
Tegar mengguyar rambutnya sok cool. "Demen lah. Orang gue sexy plus anak tunggal kaya raya, siapa yang gak demen sama pesona gue?"
Arya mencibir, "Elah modal gombal doang. Gue juga bisa kali. Baby aku gak bisa hidup tanpa kamu. Kamu tuh separuh napas aku. Iya babe kamu tuh bagaikan udara yang memenuhi rongga dada aku." Arya meniru ucapan Tegar yang sempat ia dengar ketika Tegar sedang teleponan dengan pacar-pacarnya.
Mantan 11:
Bby, aku mau kita balikan.
Tegar Marsello:
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAN
Teen Fiction[SEBAGIAN CERITA DI FRIVAT! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Hal yang lebih menyakitkan dari pada sebuah kehilangan ialah, ketika seseorang itu masih ada namun sikap dan perlakuannya sudah berbeda dari sebelumnya,"-Keira Prisilla. Ini tentang REVANIO...