BAB 3: KEPINGAN RINDU; MENCINTAI SEKALIGUS MEMBENCI.

55 5 0
                                    

Bab 3: KEPINGAN RINDU: MENCINTAI SEKALIGUS MEMBENCI.


Mulmed: Sisa Rasa—Mahalini🎵

"Akan ada saat nya yang di rindukan tidak dapat terulang kembali.
sama seperti senyum mu yang tidak dapat ku lihat lagi,"—Keira Prisilla.

***

"Gimana, sakit kan rasanya?!"

"Gitu juga yang gue rasain saat liat lo jalan sama cowok lain di belakang gue Ra!"

"Sekarang semuanya udah beda. Gue bahkan udah gak percaya sama lo!"

"Terlambat Ra, sebanyak apapun lo berjuang untuk memperbaiki apa yang udah hancur, kepercayaan gue udah gak sama seperti dulu lagi!"

Kepingan-kepingan ucapan Revan berdenggung jelas di telinga Keira. Perempuan itu semangkin menunduk menatap hampa sepatunya yang basah karena terciprat genangan air.

Sampai kapan Revan terus seperti itu padanya?

Sampai kapan Revan akan terus membencinya?

Apa ia tak pantas mendapatkan maaf dari Revan lagi?

Perempuan berpita mutiara itu sedang duduk sendirian di halte lama Sma Garuda sedangkan hari mulai semangkin malam.

Tak ada yang di lakukan Keira selain diam memandang hampa di sekitarnya. Ingin pulang tetapi hujan belum cukup reda.

Bisa-bisa asma nya kambuh karena kedinginan.

Matanya menangkap sepasang kekasih yang memakai seragam yang sama dengan nya sedang berteduh di halte sebrang.

Di situ si cowok memberikan jaketnya pada si cewek. Persis seperti di film atau di novel-novel fiksi.

Keira tersenyum kecut, memori kenangannya dengan Revan juga terputar cepat di kepalanya.

"Air hujan nya dingin." Keira memekik kegirangan sambil mengadahkan tangannya untuk menampung air hujan yang turun dengan derasnya.

Revan tersenyum tipis melihat tingkah lucu kekasihnya. "Gak ada air hujan yang panas Ra."

Keira tertawa pelan. "Ah iya lupa, abisnya aku suka tau sama hujan."

Revan cemberut kesal. "Besok-besok aku suruh hujan nya pergi deh."

"Kenapa gitu?" tanya Keira bingung.

"Biar kamu gak suka lagi, karena kamu harus suka nya sama aku doang. Gak boleh sama yang lain, apalagi hujan. Aku cemburu tau,"

Keira tertawa lepas setelah Revan mengatakan itu. Perempuan berpita mutiara itu mencipratkan air yang ia tampung dengan sengaja ke arah Revan. "Ih masa cemburunya sama hujan, aneh tau Re."

Revan yang ikut tertawa itu membalas yang sama dengan Keira. Mencipratkan air dengan sengaja pada cewek itu. "Kalau aku yang jadi hujannya, kamu suka gak?"

Keira pura-pura menimang pertanyaan Revan. "Enggak," jawab nya menggeleng polos.

"Kenapa?"

"Karena aku lebih suka cowok yang namanya Revan dari pada hujan, jadi kamu gak perlu jadi siapapun apalagi jadi hujan. Tetap jadi Revan yang Keira kenal."

"Revan yang ramah, Revan yang peduli ke Eiranya, Revan yang suka bercanda, Revan yang punya rasa solid yang tinggi dan satu lagi." Keira menipiskan bibirnya membentuk lengkungkan senyum indah. "Revan yang manja, kayak kucing berparas singa."

REVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang