BAB 2: INGIN BERJUANG KEMBALI?

48 6 1
                                    

Are you ready, Dear?

BAB 2: INGIN BERJUANG KEMBALI?

BAB 2: INGIN BERJUANG KEMBALI?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Seseorang berubah karena dua hal. Pikirannya terbuka atau hatinya yang terluka,"-Revanio Argantara.

***

"Ha-halo a-ada apa?"

Perempuan berpita mutiara menatap dirinya dengan cemas di depan cermin. Keringat dingin mulai menjalar di tubuhnya. Untung kedaan toilet perempuan kini sedang sepi, hanya ada ia dan seringaian kecil dari si penelepon.

"Lo lupa hari ini, hm?"

"Gue lupa, ada apa?"

Keira mengigit bibir bawahnya setelah si penelepon tertawa licik. "Jangan pura-pura lupa Ra, gue tau lo ingat."

Galang masih terkekeh di sebrang sana. "Lo tau kan, apa resiko nya yang di tanggung Papa lo, kalo lo gak mau terima ajakan gue?"

Keira menggeleng ketakutan. "Galang-stop. Stop ancam gue dan stop libatkan Papa gue!"

"Lo takut, hm?"

Keira yang gemetar itu menjawab. "Gue-gue gak takut!" ucapnya tegas.

Galang di sebrang sana kembali menyeringai. Perempuan ini cukup berani menurutnya. "Yakin, hm? Lo mau Papa lo kehilangan pekerjaan nya dan masuk penjara hanya karena lo?"

Keira terdiam lama. Detak jantungnya mulai tak normal. Ia merasa napas nya sedikit tercekat di tenggorokan. "Kenapa diam sayang? Ayo di jawab dong,"

Perempuan itu menggepalkan tangannya erat. "Lo mau apa lagi sih? Lo belum puas, liat hubungan gue dengan Revan hancur karena lo, hah?"

Galang tertawa keras, membuat Keira berang dengan nya. "Bukan nya itu tujuan gue?"

Keira menggertakan gigi gerahamnya. "Lo emang bangsat Gal!" maki nya tak tahan. "Lo lebih bangsat dari seorang pembunuh!"

"Gue? Bangsat? Emang," kata Galang tertawa.

"Malam ini perusahaan Papa gue ulang tahun. Gue mau lo datang sebagai pacar gue. Gue udah siapain gaun yang harus lo pake untuk datang di acara itu. Gue gak terima penolakan, paham kan sayang?"

Wajah Keira memerah menahan amarahnya. Di satu sisi ia ingin sekali menolak dan memaki lelaki brengsek ini. Tetapi di satu sisi lagi ia harus ingat dengan resikonya.

Namun, persetan dengan resikonya. Keira tidak ingin hubungan dan keadaan semangkin kacau hanya karena lelaki brengsek seperti Galang ini.

"Gue gak bisa! Gue bukan pacar lo!" Keira menolak dengan napas memburu. Keira yakin sekali ini adalah jebakan juga untuknya. "Lo bisa cari perempuan lain yang bisa jadi pacar lo, stop gangguin gue Galang!"

REVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang