Chapter 11 🎐 Jeje rese

19 18 6
                                    

Hai para cecan+cogan semuaaa, apa kabar?
.
Sebelumnya absen umur dulu yuk👉
Makasih yang udah absen<3
.
.
Jangan lupa pencet bintangnya dulu gak nyampe 1 detik kok☺️🤙

Hope you enjoy💙

•••••

"Gas kantin!!" ajak Debi menarik tangan Dinda setelah bunyi bel istirahat terdengar tiga menit yang lalu.

"Iya iya sabar." Dinda mendengus geli melihat sikap sahabatnya itu.

"Ya abisnya lo lama banget cacing di perut gue udah ngadain marching band daritadi tau!!" celetuk Debi. Mereka bergandengan menuju kantin, namun saat hendak keluar kelas Rafa sudah lebih dulu menunjukkan batang hidungnya di depan mereka.

"Lo ngapain disini?

Rafa terkekeh melihat raut kesal Debi, "Ngajak Lo ke kantin, yuk!"

"Ogah gue mau ke kantin sama Dinda, minggir jangan nyumpel di jalan!" ketus Debi terlihat sangat kesal. Lalu, menarik Dinda menjauh dari Rafa sedangkan Dinda yang kebingungan daritadi hanya bisa menurut di tarik paksa Debi ke kantin. Ingatkan Dinda untuk meminta penjelasan pada Debi!!

Setelah sampai di kantin Dinda bertugas mencari tempat duduk sementara Debi memesan makanan untuk mereka.

Dinda menatap sekeliling kantin mencari meja yang masih kosong. Yang masih bisa mereka tempati. Lalu, pandangannya berhenti di meja sudut kantin ia bergegas mendekati meja tersebut sebelum ada yang menempatinya.

Namun, setelah sampai di meja tersebut Nevia dan temannya datang menghampirinya. "Minggir lo! sekarang ini meja gue." tutur Nevia melipat tangannya didepan dada.

"Gue yang duluan di sini jadi gue lebih berhak." sahut Dinda tak mau kalah.

"Minggir atau gue hancurin muka lo!" gertak Nevia kesal menurutnya Dinda semakin hari semakin menjadi jadi sangat menjengkelkan.

Dinda tak menghiraukannya melainkan ia duduk santai menganggap Nevia dan teman temannya tak ada.

BRAKK...

Suara gebrakan meja menarik perhatian seisi kantin. Kini, Dinda dan Nevia tengah menjadi pusat perhatian.

"GUE BILANG MINGGIR BITCH!!" kesal Nevia menarik kasar Dinda hingga gadis itu terhempas ke lantai karena tak siap menerima serangan Nevia.

"Gue udah bilang gue yang duluan nemu tempat ini jadi gue yang berhak makan disini. Siapa cepat dia dapat!" ujar Dinda berdiri sambil membersihkan roknya. Ia berusaha santai dan tak ingin terpancing emosi.

"Lo gak punya hak apapun disini! Lo cuma bitch sialan gak tau diri!!" Pekik Nevia menampar keras pipi Dinda.

PLAKK

Kepala Dinda menoleh ke kanan saking kerasnya tamparan Nevia. Ia mengepalkan kedua tangannya cukup ia sudah lelah menahan emosi, kesabarannya sudah di ujung batas ia tak mampu menahannya lagi.

Dinda menatap tajam Nevia seolah gadis dihadapannya adalah semut kecil yang bisa dengan mudah ia bunuh sekali lisat.

"APA? LO BERANI SAMA GUE HAH??!" Geram Nevia sangat kesal ia mengangkat tangannya kembali hendak menampar Dinda.

Namun dengan sigap Dinda menahan tangan Nevia, "Jauhin tangan menjijikkan lo dari gue!". ucap Dinda penuh penekanan.

"Lepasin!" pekik Nevia berusaha melepaskan cengkraman keras Dinda. Dinda mencekal tangannya lalu mendorongnya sangat kencang hingga membentur meja.

Revolutionary Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang