Chapter 3 - Syarat Calon Masa Depan Nana

6.1K 937 71
                                    

Suara hiruk-pikuk padatnya suasana bandara sedikit lebih tenang saat beberapa orang yang tiba-tiba terdiam ketika mata mereka menatap kearah seorang pria bertubuh tinggi berwajah rupawan yang tengah menyeret koper melewati mereka.

Apa dia seorang selebritis?

Mata mereka seketika semakin membulat heboh saat melihat seseorang itu menghampiri sesosok pria tampan lain yang berdiri gagah dengan tangan dimasukkan kesaku celana bahan yang membalut sempurna dari pinggang hingga kaki dilengkapi dengan setelan Armani mewah ditubuhnya.

Wajah dinginnya seketika berubah senang seraya merentangkan tangan kearah orang yang sudah menunggunya itu.

"I'm home Dad. I miss you so much." bisiknya yang dibalas pria itu dengan kekehan pelan.

"Welcome home boy. Bagaimana liburanmu?"

"Tidak buruk. Ternyata, belajar bisa juga menyenangkan." ucapnya seraya memberi jarak setelah melepas rindu sejenak.

"Owhya. Daddy sendiri, yang lain kemana?"

"Kau lupa? Sekarang masih jam sekolah, kedua kakakmu masih disekolah dan Bubu dia sedang menyiapkan makan siang untuk menyambutmu," balas pria yang tidak lain adalah Jaehyun itu.

Pria muda bernama Jung Sungchan itu tersenyum manis dan berjalan beriringan dengan sang ayah sambil berbincang ringan. Tentunya dengan berbagai tatapan mata yang mengiringi langkah keduanya.

***

Beberapa orang yang awalnya tengah berdiri tegak seketika menunduk hormat saat melihat kedatangan Jaemin yang melangkah melewati mereka dengan raut wajah angkuh.

Langkahnya terdengar bernada sementara wajahnya terangkat lurus menatap kedepan.

"Dimana ayahku?" tanyanya dingin yang membuat orang yang ia tanyai sedikit mengerjap pelan sebelum akhirnya menunduk.

"Tuan besar sedang berada diruang latihan menembak tuan muda," balasnya yang membuat Jaemin langsung memilih pergi menuju tempat yang dimaksud.

Saat sampai dipintu berbahan besi yang dijaga oleh dua orang berbadan tinggi besar, Jaemin terlihat memberi tanda untuk membuka pintu yang dengan segera mereka patuhi.

Ketika membawa dirinya kedalam, mata Jaemin seketika menangkap keberadaan beberapa orang yang tengah berfokus untuk menembak sasaran di papan gantung. Setelah menaruh ranselnya, Jaemin terlihat mendekat beralih mendatangi salah satu arena dan meminta ganti dengan seseorang yang langsung menunduk hormat saat melihat siapa yang sudah mengganggu proses latihannya.

Tanpa banyak bicara Jaemin terlihat memulai latihannya dengan menembak sasaran target yang berada beberapa puluh meter diseberang sana.

"Kemampuan menembakmu sudah lebih baik, tapi posisi tubuhmu masih bisa dijatuhkan." ucap seseorang dari belakang Jaemin sesaat setelah dia selesai menghabiskan peluru dalam pistolnya.

Jaemin menoleh dan tersenyum tipis.

"Aku memang belum sebaik Daddy dalam hal ini," ucapnya yang membuat pria itu tertawa. Mendengar suara tawa berat sang Daddy, Jaemin terlihat ikut terkekeh pelan seraya merentangkan tangan.

"Daddy. Nana rindu~" ucap Jaemin dengan nada yang berubah manja saat memeluk tubuh besar itu.

"Daddy juga merindukanmu Princess," balas Chanyeol yang mengecup lembut puncak kepala Jaemin.

"Issh. Daddy seperti Hyung saja. Nana itu Prince, bukan Princess." dumel Jaemin dengan nada yang dibuat kesal yang kembali membuat Chanyeol tertawa geli.

"Tapi kau cantik. Seperti Papa-mu."

"Daddy~~"

"Sudah. Jangan tambah menggemaskan nanti banyak yang mau menculikmu dan dimasukkan ke dalam karung."

"Hm. Tapi, Daddy pulang sendiri lagi? Hyung tidak ikut pulang?"

"Hyung-mu sibuk. Pekerjaan tambah banyak."

"Ckckck. Daddy tega sekali. Tidak kasihan apa dengan Hyung? Lihat saja dia sudah tua tapi masih belum juga punya pacar, apalagi menikah." ucap Jaemin seolah kasihan pada sang kakak.

"Dia bilang kau dulu yang menikah"

"Lucu sekali. Nana 'kan masih 17 tahun masa menikah."

"Apa salahnya? Daddy dan Papa-mu dulu juga sudah menikah diumur segitu."

"Itu dulu, sekarang sudah beda."

"Beda apanya? Menurut Daddy sama saja. Bahkan lebih baik, jika putra kecil Daddy ini menikah dan memiliki seseorang yang bisa melindungimu disaat mungkin kami tidak bisa melakukannya." ucap Chanyeol yang menurut Jaemin terdapat nada getir disana. Tapi dia memilih diam tanpa komentar.

"Tapi, dia harus lolos seleksi dulu. Paling tidak dia harus bisa mengalahkan Hyung-mu atau sekuat Daddy," lanjut Chanyeol yang akhirnya membuat Jaemin tertawa seraya beralih merangkul lengan Chanyeol saat keduanya berjalan keluar menuju mobil untuk pulang.

"Memang ada yang bisa melakukan itu? Hyung itu sangat hebat dan aku ragu ada yang bisa mengalahkan Daddy. Bisa-bisa Nana tidak menikah sampai tua," balas Jaemin dengan nada bercanda yang membuat Chanyeol kembali tersenyum seraya membawa tangan kirinya mengacak lembut helaian rambut Jaemin yang terasa halus.

"Kau ini, paling bisa kalau yang namanya membalas semua ucapan Daddy seperti Papa-mu saja."

"Pastilah. Nana 'kan anaknya Papa."

"Ck. Dasar."

Sementara itu disebuah tempat yang berbeda, seorang pria tampan terlihat tengah melayangkan pukulan dan tendangan kuat hingga lawannya ambruk dan jatuh tak berdaya dibawah kakinya.

"Cih." dia meludah kasar dan berjalan angkuh menghampiri lawannya dan berjongkok.

"Kau beruntung suasana hatiku sedang baik sekarang, jika tidak aku pasti akan langsung menggantung dan merebus tubuhmu di tungku panas," ucapnya seraya kembali bangkit berdiri.

"Niels!"

"Aku mendengar anda Boss."

"Bawa penghianat itu dan masukan kekandang harimau peliharaan Mark. Mereka pasti belum makan malam," titahnya sebelum berbalik pergi.

"Baik Boss." sepeninggalan sang Boss, si bawahan terlihat menatap iba kearah mantan rekannya yang sekarang dalam keadaan penuh memar.

"Salahmu sampai berani mencari masalah dengan keluarga Jung. Sudah tau keluarga ini sarang dari induknya penjahat masih berani main-main," ucapnya yang justru terdengar kesal.

"Tubuhmu berat sialan. Jangan harap aku berbaik hati menggendongmu, biarpun kau akan mati setelah ini." gerutu pria bernama Niels itu yang ternyata malah menyeret tubuh si penghianat dilantai dengan cara menarik kedua tangannya.

"Astaga. Boss Jeno kenapa tidak memotong tubuhnya dulu sih 'kan lebih enak tinggal masukan ke kantong plastik, sepertinya memang lebih baik jika tuan muda Mark yang mengeksekusi. Lebih ringan."

Yeah. Tentu saja akan terasa lebih ringan, karena pasti hanya tinggal tubuhnya tanpa organ. Organ mereka pasti banyak yang membutuhkan.

Mark bilang, berbuat jahat boleh tapi jangan sampai lupa juga dengan perbuatan baik.

Setidaknya membuat para malaikat kebingungan dalam mencatat juga cukup menghibur.

Tidak salah 'kan?

.
.
.
Check sorotan di IG: oohsesilia buat konten spoiler semua books. Trailer YnD bisa di tonton di reels :))

.
.
Mrs.Oh

YOUNG AND DANGEROUS (Re-up & Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang