"Hadirin, mari kita sambut bintang utama kita malam ini. Park Jaemin," ucap Haechan dengan nada mengejek kearah Jaemin yang sekarang baru saja kembali bergabung dengan mereka setelah cukup lama disibukan dengan urusan menyambut para tamu penting.
Mendengar itu Jaemin hanya memutar bola mata malas dan memilih duduk di samping Jeno yang saat ini hanya diam.
"Kenapa tidak bilang kalau kau putra bungsu keluarga Park?" tanya Renjun yang dibalas Jaemin dengan lirikan kecil.
"Kalian tidak tanya," ucap Jaemin enteng yang membuat mereka tidak bisa protes.
"Ahh. Benar, kita tidak tanya. Lalu menurutmu saat pertama bertemu kami harus langsung bertanya. Hey, namamu Park Jaemin? Park Jaemin yang mana? Keluarga mana? Selebritis? Pengusaha? atau Maf-- hmhmdghmkmms." cerocos yang keluar dari bibir Chenle seketika terpotong karena mulutnya yang lebih dulu dibekap dengan tangan kiri oleh Jisung hingga membuat pria manis bermata sipit itu melayangkan tatapan kesal seraya berusaha melepaskan tangan besar Jisung yang menutupi hampir seluruh wajahnya.
Tidak tahu kah Pria muda berbadan titan ini kalau Chenle tidak bisa bernafas?
"Lepaskan tanganmu idiot. Dia tidak bisa bernapas," tegur Guanlin saat melihat wajah Chenle yang sudah memerah dan tentunya seolah menyadarkan Jisung yang seketika melepas bekapan tangan dan memasang cengiran polos.
"Uffs. Sowwrry," ucap Jisung seraya meniru nada bicara Chenle biasanya dan memilih menggeser sedikit kursinya untuk menjauhi temannya itu.
'Park Jisung memang minta di maki.' batin Chenle kesal namun akhirnya memilih untuk memusatkan perhatiannya pada beberapa menu khusus yang baru disajikan di depan mereka.
"Makan dulu, aku lapar." gumam Chenle namun masih bisa di dengar Jeno yang duduk disampingnya.
Berbeda dengan para anak muda yang tengah berbaur seolah menikmati pesta, Jeffrey yang saat ini tengah berperan sebagai Jaehyun terlihat memasang senyum ramah didepan orang-orang yang tengah berusaha menjilat-nya. Owh, patut diingat kalau bukan 'menjilat' dalam artian sebenarnya, hal ini lebih seperti mereka tengah berusaha memamerkan kehebatan supaya nantinya Jeffrey yang mereka anggap sebagai Jaehyun itu mau ikut dalam bisnis mereka.
Karena jika saja seorang pebisnis besar seperti Jung Jaehyun mau berpihak pada mereka, pasti hal itu akan membawa keuntungan besar.
"Aku masih tidak paham, maksud dari Pappy memintaku datang kesini." ucap Jeno dengan nada pelan hingga hanya Jaemin yang bisa mendengar ucapan itu.
"Ini adalah pesta penuh intrik. Kau akan melihat kalau mulai dari anjing menggonggong hingga ular berbisa akan memenuhi tempat ini," balas Jaemin yang berbicara sangat dekat dengan Jeno.
Pria muda Jung itu terlihat menoleh dan melingkarkan sebelah tangannya dipinggang Jaemin untuk memeluknya. Sepertinya topik pembicaraan mereka kali ini akan sedikit menarik.
"Lalu kenapa kau berada disini Park Jaemin?" tanya Jeno lagi yang dibalas Jaemin dengan seringai tipis seraya menatap kearah Jeffrey yang terlihat memasang wajah angkuh ditengah-tengah pesta.
"Aku sudah sering berada dalam situasi ini sebelumnya. Apa kau tahu tujuan di adakan pesta dadakan ini Jung Jeno?"
"Ahh. Kau benar, kenapa aku baru sadar kalau pesta ini diadakan dua bulan lebih cepat dari waktu seharusnya." ucap Jeno seolah baru tersadar dan kembali menoleh menatap kearah Jaemin.
"Lihat kesana--" tunjuk Jaemin menggunakan dagu dan tatapan mata yang membuat Jeno mengalihkan pandangan.
Terlihat tuan Park sedang berbincang dengan beberapa orang yang Jeno ingat sebagai petinggi organisasi tertentu, sisanya dia tidak kenal.
"Kenapa dengan mereka?"
"Papa-ku adalah seorang mata-mata antar negara yang sangat di hormati," ucap Jaemin yang malah menjelaskan hal berbeda yang membuat Jeno sedikit bingung.
"Apa kau tidak penasaran bagaimana aku bisa mengenal orangtuamu?" kali ini Jaemin terlihat meneguk segelas wine yang memang sudah tersaji diatas meja.
"Sejak berusia sepuluh tahun, aku memutuskan untuk masuk ke akademi militer dengan tujuan melatih diri supaya lebih tangguh. Disanalah aku bertemu dengan nona Abby, atau yang kau panggil Mammy. Dia ternyata adalah teman baik Papa. Karena berbagai pertimbangan dan latihan keras, mereka memutuskan membawaku dari akademi untuk dipindahkan ke unit pelatihan khusus hingga aku berusia limabelas tahun. Jika diceritakan riwayat kebersamaan kami akan sangat-sangat panjang."
Jeno masih terdiam mendengar cerita Jaemin hingga mengabaikan teman-temannya yang sejak tadi sibuk entah melakukan apa.
Jeno tidak peduli, Jaemin tentu 1000x lebih menarik.
"Beberapa waktu lalu, Papa-ku baru saja kembali dari tugas terakhirnya dan dia membawa sebuah kabar yang membuat sedikit keributan--" Jaemin terdiam sejenak sebelum melanjutkan.
"Dari hasil penyelidikannya terkait kekacauan yang menyebabkan masalah dari dua dunia adalah disebabkan oleh beberapa orang yang berencana untuk mengambil alih seluruh aset milik Jung untuk memenuhi kepentingan mereka. Kau tau Jeno dunia sekarang tidak sedang baik-baik saja, apalagi semua mata sekarang sedang tertuju pada keluarga Jung. Dari informasi terkini yang aku dapat, mereka menginginkan warisan dari kakek buyutmu." penjelasan Jaemin itu tentu saja membuat raut wajah Jeno seketika berubah.
Tatapan tajamnya terlihat semakin dingin dan menghunus.
"Kenapa harus Jung? Apa hanya karena benda kecil itu atau ada yang lain?"
"Tidak ada alasan khusus, selain karena kalian kaya-raya. Belum lagi, mereka memang memerlukan suntikan dana sangat besar guna melancarkan aksi mereka. Untuk memenuhi semua kebutuhan mereka supaya terjamin adalah dengan menguasai kepemilikan atas aset Jung di berbagai sektor. Tapi sepertinya warisan dari kakek buyutmu itu sangat penting, hingga mampu membuat semua orang menginginkan benda itu."
Memang.
"Ck. Tidak bisa dipercaya." sinis Jeno dengan nada tidak percaya.
"Tapi sayang mereka melewatkan satu hal besar tentang Jung--" ucap Jaemin yang tersenyum manis kearah dua orang yang baru saja datang memasuki aula pesta.
"Mereka tidak tahu tentang Jeffrey Jung yang akan membabat habis siapapun yang berani mengganggu usaha legal keluarga Jung. Kalian memang patut untuk dipuji tentang dua wajah pemimpin dunia hitam dan putih itu. Kakek buyutmu sepertinya seorang jenius," kekeh Jaemin diakhir yang membuat Jeno sadar, mengapa selama ini Jeffrey sangat terobsesi melatih dirinya sebagai pewaris. Tidak lain adalah untuk mengamankan posisi mereka dalam dunia bawah, khususnya dalam usaha illegal. Hingga citra baik dalam masyarakat juga terjamin, demi kehidupan normal keluarga Jung kedepannya. Jeno bahkan tanpa sadar mengepalkan tangannya cukup kuat.
Kepalanya jadi sedikit sakit saat mengingat tentang benda yang sekarang menjadi incaran itu.
Sialan memang.
Jika saja orang-orang itu tau kalau benda yang selama ini mereka cari berada ditangan remaja yang bahkan belum tamat sekolah, apa yang akan mereka pikirkan?
Jeno merutuk kesal, pantas saja Mark tidak mau menyimpannya. Jeno merasa dijadikan korban oleh keluarganya sendiri.
Perbincangan diantara keduanya terpaksa berhenti saat datang seseorang dengan tubuh kecil terlihat mendekati Jaemin dan berbisik di telinganya.
Tidak lama, senyum tipis dibibir Jaemin terlihat terbit dengan indah seraya mengangguk "Kau bisa kembali".
"Akhirnya pesta membosankan berakhir, saatnya beralih pada puncak acara" ucap Jaemin seraya bangkit berdiri kemudian mengulurkan tangan kearah Jeno.
"Mau ikut bermain dan memeriahkan pesta?" tanya Jaemin masih dengan senyum manisnya bersamaan dengan keributan yang mulai terdengar dari berbagai sisi.
Ayo, mulai berpesta!
( ◜‿◝ )
.
.
.
.
.
Mrs.Oh
![](https://img.wattpad.com/cover/288257331-288-k171514.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG AND DANGEROUS (Re-up & Revisi)
ActionHanya kisah saat yang muda jatuh cinta. Tidak hanya muda, mereka juga berbahaya. Bukankah ada pepatah kalau darahmuda justru tidak akan pernah mau menerima yang namanya kata 'kalah' ? Mari kita berkenalan dengan para pewaris dari keluarga besar ker...