Bagian 2

12 8 0
                                    

Terdengar suara dentingan sendok dengan piring menandakan seseorang sedang lahapnya memakan sarapan mereka, ya Alares serta keluarganya tanpa sang adik David, sedang sarapan pagi, jika kalian bertanya di mana David ? Kalian pasti ingat ia sedang di kantor menggantikan posisi sang kakak.

" Makanlah yang banyak sayang, kau terlihat kurus dengan mata panda yang jelek itu " gerutu ibunda

Ares yang sedang lahap itu segera menatap ibunya dan merengek

" Ibu " rengeknya seperti anak kecil dan di balas tawaan dengan ayah dan ibunya.

" Ares, umur ayah sudah tidak muda lagi, ibumu juga tidak sabar untuk menimang cucu " ucap ayah di sela sela makan yang membuat Ares tak nafsu lagi karena ia tau arah pembicaraan ini kemana.

" Ayah tidak perlu khawatir secepatnya akan terlaksana "

" Jangan hanya alasan sudah 100 kali kau mengatakan itu Ares " balas sang ibu yaah bukan 100 kali juga, ibunya mengatakan itu karena cukup muak dengan anaknya yang ada saja alasan karena sang anak tak mau menikah.

-------

Ares menenangkan dirinya dari berbagai pertanyaan dan pinta dari kedua orang tuanya, belum karena lelah sebab bekerja semalaman tak henti, ia segera melepaskan bajunya di kamar mandi dan berdiam di bawah shower, sangat tenang, pikirnya.

-------

" Yuhuu besok adalah hari kelulusan kita ana, dan yah semua sudah siap bukan, dari baju, sepatu, make up, apa lagi ya salon astaga aku sudah tidak sabar bagaimana aku bisa berfoto bareng Brian aaaaa "

Teriak jova yang melantukan berbagai kata ketidak sabaran itu, membuat Liana memutar bola matanya malas, bagaimana tidak, tak sedikit orang melirik ke arah mereka karena suara cempreng temannya itu.

Sesampainya di rumah Liana melihat aneh pada bawah pintu rumahnya, terdapat 3 pasang sepatu di sana, bukan kah kita hanya tinggal berdua.
Setelah asik melihat Liana mendengar suara tangisan ibunya dan segera menghampiri nya.

Liana melihat ibunya tertunduk lesu dan menangis di depan 2 orang berbadan kekar seram mirip seperti Dedy Corbuzier, ( di sini aku tidak mengatakan Dedy Corbuzier seram hanya untuk contoh saja huhu maaf )

Liana segera menghampiri ibunya dan segera duduk di sampingnya, melihat ibunya seperti ini membuat Liana tak berdaya.

" Ada apa ini, kenapa kalian memperlakukan ibuku seperti ini ? " Tanya Liana pada dua pria itu, geram.

" Heh tanyakan pada ibumu yang miskin ini, sudah nunggak berapa bukan dia tidak membayar hutang, kami sudah memberi keringanan dan kesabaran bos kami sudah muak, cepat bayar atau kami ambil anak perempuan cantik ini untuk membayar nya hahaha " ucap pria pria itu sambil tertawa mengelus pelan pipi Liana.

Liana bergidik ngeri " keluar cepet keluar dari rumah ku pergi kalian " teriak Liana lalu 2 pria itu pergi tapi sebelumnya ia membalas " hei ku beri waktu 5 hari paham ? "

Nora pun mengangguk di sela sela menangis nya dan segera berdiri menyambut kepergian 2 pria itu.

Nora segera berdiri dan menghadap Putri semata wayangnya itu, memegang pundaknya dan berkata

" Kamu anak satu-satunya yang ibu punya Ana, kau harta satu satunya tolong bantu ibu hm ? Pergilah ke rumah bos besar untuk membayarkan hutang ibu " pinta Nora kepada anaknya

Sebenarnya ia tak tega ingin menjual anaknya itu untuk membayar hutang-hutangnya tapi ia tak ada pilihan lain pikirannya kosong, dengan pekerjaan serabutan dan menyekolahkan anaknya dari mana lagi uang yang ia hasilkan? Dari langit , saat kau meminta " langit bisakah kau turunkan uang yang banyak " berhenti berhayal dan hadapi kenyataan.

Liana menggeleng cepat " apa yang ibu katakan, ibu akan menyerahkan ku pada orang jahat itu, tidak ibu aku akan bekerja sekeras mungkin setelah aku lulus besok, jangan pikirkan itu biar aku saja " rengek ana

" Ana ibu mohon tidak ada pilihan lain nak, dalam 5 hari apa yang akan kita dapatkan, kumohon sekali ini saja ana, setelah ibu mendapatkan uang yang banyak ibu akan mengambilmu kembali " pinta Nora

" Ibu aku ingin kuliah "

Tiba tiba saja Liana mendapatkan tamparan keras dari sang ibu meninggalkan bekas merah di pipi gembul mulus miliknya, tak di sangka ibunya akan menamparnya seperti itu, ibunya itu sangat lembut padanya baru kali ini karena uang semuanya jadi menderita.

Liana tak segan langsung menuju kamarnya dan menangis, membereskan bajunya, skincare dan buku buku berniat meninggalkan rumah dan ibunya seorang diri, dari seberang sana masih ada ibu yang menangis memohon kepada sang anak untuk menuruti kemauan ibunya itu

" Bukan itu yang ibu maksud ana dengarkan ibu sayang tolong mengertilah " ucap Nora dengan sesenggukan akibat menangis.

" Sialan " umpat ana di dalam kamar dengan lirih, ia menghentikan aktivitasnya dan segera memeluk ibunya, menangis, ya Liana menangis di dekapan ibunya.

" Ibu maaf, maaf karena hanya memikirkan diri sendiri, maaf ibu maaf, aku akan menurutinya, aku akan melunasi hutang hutang ibu, tidak hutang kita, ibu tak perlu memikirkannya, ibu mengerti " Liana semakin mengeratkan pelukannya

Mereka menangis hingga tertidur di sofa ruang tengah mereka.




Astaga kenapa makin sedikit part ini huhu maafkan author, author berjuang lagi setelah ini, mohon maaf bila ada typo dalam penulisan selamat membaca...

CHOCO PIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang