Bela membawa kotak hadiah dan buket bunga masuk ke dalam rumah. Dia mengabaikan orang-orang yang berada di ruang tamu termasuk mamanya.
Hari sudah gelap, matahari sudah bersembunyi. Hanya ada bulan dan bintang di langit.
Bela masih berpikir siapa yang memberi semua ini. Bela memandang bunga dan hadiah yang dia dapat.
"Arggh. Kan jadi setres sendiri." Bela mengacak-acak rambutnya.
"Seharian ini aku belum menemui Gian. Tapi bagaimana aku menemuinya selagi semua orang masih dirumah."
Bela membuka tasnya mengambil kotak kecil berwarna hitam.
"Semoga Gian suka jam tangan ini. Ini pertama kalinya aku membelikan hadiah untuk seseorang."
Bela bangkit dari ranjang. Diletakkannya kotak kecil itu di atas meja riasnya lalu dia keluar kamarnya.
Diruang tamu Mama Dyra membaca majalah fashion yang sedang tren saat ini. Aurel juga sedang memainkan handphonenya. Sesekali ibu dan anak itu bercanda dan tertawa bersama.
Bela hanya berdiri melihat kedekatan ibu dan anak itu. Dia hanya membuang nafasnya pelan dan menuju dapur. Didapur hanya ada para maid yang sedang sibuk menyiapkan makan malam.
Bela duduk di meja makan. Dia memperhatikan para maid yang sedang bekerja.
"Apa anda menginginkan sesuatu nona muda?" tanya salah satu maid yang bertugas menyajikan makanan.
"Tidak. Aku hanya memperhatikan kalian." Bela menggeleng pelan.
"Kalau begitu saya lanjut bekerja."
"Silahkan." Bela bersikap sopan. Bagaimanapun dia sedang berbicara dengan orang yang lebih tua darinya.
Sungguh berbeda dari nona Aurel.
Maid itu membatin.
Sudah waktunya makan malam. Semua orang sudah berada di meja makan. Para maid mulai menyajikan makanan.
Semua menyantap hidangan dengan tenang. Hanya ada suara garbu dan sendok yang berpadu dengan piring.
Bela merasa bosan. Hidangan yang para maid sajikan tidak bisa menggugah selera makannya. Bela hanya melihat makanan yang tersaji di piringnya.
"Bela. Kenapa kamu tidak makan? Apa kamu tidak menyukai semua makanan ini." Mama Dyra memyadari bahwa sedari tadi Bela hanya diam dan hanya melihat makanannya saja.
"Tidak Ma. Bela tidak terbiasa memakan makanan berbahan sayur."
"Jadilah seperti Aurel. Dia suka makan sayur setiap hari."
Jelaslah suka makan sayur. Dia ingin menjaga bentuk tubuhnya.
Bela berdecak.
"Iya Ma. Bela akan jadi seperti Aurel."
Bela tidak mau memancing kemarahan mamanya.
"Oh ya Ma, rumah di depan itu sudah ada penghuni barunya ya? Tadi Arron pulang banyak maid yang membersihkannya."
Arron mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
"Mungkin. Katanya sih penghuni barunya pria yang masih muda mungkin seumuran kamu, Ron. Dia juga pengusaha muda yang baru saja berhasil." Raut wajah mama Dyra berubah. Terlihat dari raut wajahnya mama Dyra sangat mengagumi penghuni rumah baru yang didepan.
"Hmm. Besokkan ulang tahun Aurel, jadi bolehkan Aurel mengundangnya ke pesta, Ma?" Aurel sangat bersemangat.
"Oh tentu sayang. Nanti mama yang akan mengundangnya langsung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Eksklusif
Teen FictionAwalnya Bela hanya ingin mengetahui apakah Mamanya ada dibalik tragedi yang menewaskan ayahnya. Namun setelah dia masuk ke sekolah yang aneh dan berbeda dia jadi tertarik pada kelompok siswa yang sering dijuluki zero person. Dia juga ingin mengulas...