Olivia tidak percaya

0 0 0
                                    

Dyra membanting semua barang-barang yang ada di dalam kamarnya.

"ARRRGGHHHH"

"KENAPA DIA BISA KEMBALI? PADAHAL AKU SUDAH SANGAT SENANG. AKU TIDAK PERLU MENGOTORI TANGANKU. TAPI SEMUANYA SIRNA SEAKAN-AKAN TAKDIR SEDANG MEMIHAK PADANYA.  17 TAHUN YANG LALU AKU MEMBUNUH IBUMU SEKARANG AKU AKAN MEMBUNUHMU JUGA."

"Tunggu saja."

Teriakan Dyra memenuhi seisi ruangan. Kamarnya kedap suara jadi dia bisa berteriak sesuka hatinya. Tidak ada yang bisa mendengarnya dari luar.

Bela Pov. 

" Kak El, Bela nggak tahu." Aku menceritakan segala tanpa ada yang terlewatkan.

"Tapi jika dia ingin mencelakaimu kenapa dia malah mengobati lukamu dan menawarimu makanan? Dan kalau memang dia orang terdekatmu, orang yang menyayangimu kenapa dia meninggalkanmu di hutan sendirian?"

"Bel, apa cuma aku yang meragukan asal usulmu?"

"Aku juga tidak tahu, Kak Sen. Aku sendiri bertanya-tanya siapa aku, darimana aku berasal, apa aku masih mempunyai keluarga kandung atau tidak."

"Kita akan mencari tahu sendiri jika Om Erland tidak mau jujur." Kak Elli yang paling bijak diantara kami. Aku sering menganggapnya ibu. Karena aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Tapi kasih sayang tante Maya dan mereka berdua cukup

"Bel, sudah 3 bulan aku bekerja di sekolah itu sebagai guru termuda disana. Kalian tahu sekolah itu sangat aneh. Banyak peraturan yang sangat tidak masuk akal dan semua pelajar mematuhinya hanya karena sekolah itu terbaik diseluruh kota. Tapi kelompok siswa eksklusif itu tidak seperti yang terlihat." 

"El, aku tidak mau terlibat karena aku sudah punya posisi sendiri. Jadi, selesaikan urusan kalian. See you next time, " Kak Sena meninggalkan kami. 

"Berbeda? Yang kudengar dari anak-anak yang lain kelas eksklusif hanya ada 4 sampai 5 orang. Mereka juga mnyebut kelas itu Zero. Mereka bilang mereka ber-IQ rendah. Tapi karena mereka istimewa, mereka masih tetap naik kelas."

"Kau salah, sebenarnya itu kelas khusus yang dibentuk kepala sekolah untuk menyelidiki kasus Bu Zahra. Guru Matematika yang hilang kurang lebih 1 tahun yang lalu. Dan aku dipercaya untuk mengawasi kelas itu sebagai penasihat mereka. Aku tahu aku masih belum berpengalaman tapi jika kau masuk ke dalam kelas 11 eksklusif akan sangat membantuku. Kau tahu ini kemungkinan ada kaitannya dengan wali kota yang baru dan kau tahu di berhubungan langsung dengan Mamamu." Wow, aku tidak menyangka bahwa Mama juga terlibat dalam kasus ini. Ini akan semakin menarik. 

"kalau begitu masukkan aku dalam kelas itu."

"Itu tidak mudah, kau harus mengikuti tes loncat kelas agar mendapat kepercayaan kepala sekolah. Besok aku akan menemuinya dan meminta ijin. Setelah itu kita bisa membicarakan ini besok malam sebagai kelanjutan rencana kita." 

Tidak sulit dan juga tidak mudah. 

Dan sekarang aku semakin yakin ini akan melelahkan dikemudian hari. 

⚡⚡⚡⚡

Keesokan harinya, Bela masuk kelas 1 tingkat 1. Semua teman sekelasnya berbeda dari yang sebelumnya. Tidak mudah berinteraksi dan berbaur dengan yang lain. Seakan mereka punya dunia mereka sendiri. Hening dan kosong. Itulah yang Bela rasakan. Kelas terasa mati padahal kelas tidak kosong. 

"Nona Gabela?" panggil salah satu guru piket didepan pintu. 

Bela berdiri, " Iya saya, "

"Kepala sekolah ingin bertemu denganmu." 

Kelas Eksklusif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang