Chapter 7 : [Lights]

1.7K 259 39
                                    

Votement ya:) biar yang baca berkah dan yang nulis bahagia.

*Awas Typo*

***


Seminggu setelah kedatangan Kim Taehyung yang tidak pernah dia sangka maupun dia duga, kini Jungkook mulai sedikit terbiasa ketika melihat sosok menawan itu berseliweran di rumahnya.

Setidaknya Jungkook akan melihat Taehyung ketika dia pulang bekerja, sosok menawan itulah yang akan membukakan pintu masuk untuknya. Itu benar, kali ini dia sedang tidak berhalusinasi. Karena memang sejak satu minggu lalu Taehyung rajin mengunjungi rumahnya setelah menjemput Taeguk sepulang sekolah. Dia akan tinggal di rumahnya selama sore hingga menjalang malam, menghabiskan waktunya dengan Taeguk. Sampai kemudian, sosok itu akan pulang ketika Jungkook sudah sampai di rumah setelah bekerja dari Café Jimin.

Berkat hal itu pula, Jungkook bisa melihat hubungan ibu dan anak tersebut mulai mencair. Mereka terlihat begitu dekat, seolah bukan baru mengenal selama minggu ini. Jungkook senang tentu saja, namun perasaan khawatir itu tetap ada di hatinya, dan dia tidak mau menampik itu.

Senang karena dia bisa melihat raut kebahagiaan terpancar dari sang putra ketika Taehyung berada dalam jarak pandangnya. Khawatir, karena dia belum tau mengenai kebenaran mengenai keluarga Taehyung, apakah mereka sudah mengetahui tentang keberadaan Taeguk? Bisa menerima Taeguk? Lalu mengenai keberadaan calon suami Taehyung juga membuat Jungkook khawatir. Bukan apa-apa, dia khawatir mengenai Taeguk, apa putranya bisa menerima jika pada akhirnya nanti Taehyung akan menikah dengan pria bermarga Park itu? Jungkook hanya tidak mau Taeguk kecewa.

Kekhawatirannya yang ketiga adalah mengenai perasaannya sendiri, karena demi Tuhan jantungnya akan selalu berdebar kencang jika melihat Taehyung yang membukakan dia pintu, seolah menyambutnya sepulang kerja. Padahal selama seminggu ini, setiap kali dia pulang kerja, saat hendak mengetuk pintu rumahnya sendiri, Jungkook selalu menyakinkan dirinya bahwa keberadaan Taehyung di rumahnya semata-mata hanya untuk Taeguk, putra mereka. Jelas bukan untuknya, tapi namanya juga manusia, Jungkook tidak bisa membendung perasaanya yang selalu meluap tidak terkendali saat melihat sosok itu tersenyum manis--sambil mengucapkan selamat datang di depan pintu rumahnya. Jungkook kalah, dan dia takut dengan kenyataan itu, takut akan perasaanya sendiri.

"Hari ini Mamamu bercerita apa saja? Atau kalian pergi jalan-jalan? Atau apa?" tanya Jungkook kalem.

Yang ditanya terlihat lahap menyuapkan makanan di piringnya. Taehyung yang membeli berbagai hidangan di atas meja makannya selama seminggu ini. Padahal Jungkook sudah melarang sosok itu untuk membelikan berbagai macam makanan yang sepertinya dia pesan dari restoran mewah. Tapi kemudian larangan tersebut Jungkook langgar sendiri, karena begitu sosok cantik itu membawa nama Taeguk dalam kalimatnya, maka detik itu juga Jungkook akan takluk, kalah telak.

"Hei, apa makanan itu lebih menarik dari pada Ayah? Gukie, Ayah bertanya padamu lho," timpal Jungkook gemas.

"Iya, memang."

"Hah?"

Jungkook membeo heran saat mendengar balasan sang putra yang sukses membuatnya kesal serta lucu di saat bersamaan.

"Aigoo, bagaimana bisa Ayah kalah hanya karena makanan? Padahal masakan Ayah lebih baik, dan tidak bisa dibandingkan dengan masakan orang lain seperti ini, kan?"

"Benar, Ayah benar kok."

Jungkook mengerjap penuh tanya pada sang putra.

"Benar, masakan Ayah mana bisa dibandingkan dengan masakan para koki hebat ini."

He is My Dad [KookV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang