[Chapter 6] Holiday by mistake.

434 61 7
                                    

Dentingan suara sendok dan garpu yang menampar permukaan piring memenuhi ruangan yang menyepi.

Tempat kediaman dinasti kecil yang terdiri dari tiga insan pemilik hati, mereka bersama menghabisi sarapan pagi tetapi masing-masing memendam perasaan batin.

"Soobin, Lia. Hari ini kita jalan-jalan yuk?" Arin menegakkan punggung, menatap dua orang lain diantaranya dengan senyum tipis nyaris tak terlihat.

Arin merubah suasana sepi di waktu makan menjadi sedikit bising meski disekitar masih didalam atmosfer yang dingin.

Soobin bersama Lia menatap satu sama lain, berkontak mata sejenak mencari celah jawaban didalam sepasang netra masing masing.

"Kemana, Rin?" Soobin sekilas menatap jam dinding—memastikan waktu—dan sengaja menjawab lebih dahulu ketika merasakan air wajah Lia yang mendung.

"Ke Mall." Arin menghela nafas ringan, kali ini seringai yang nampak semu itu semakin diperjelas.

"Kita liburan sekalian belanja buat keperluan kita yang udah habis." Lanjut Arin, sengaja mengangguk untuk gestur meyakini.

"Aku gak usah ikut Rin, kamu aja sama Mas Soobin."

Lia berdalih tanpa menatap Arin maupun Soobin, sengaja menunduk 'tuk memperhatikan piring makannya yang telah kosong.

"Kenapa? Asik lho kalau kita pergi bertiga."

Lia menggerutu dalam hati, maniknya berkaca-kaca, tak mampu menciptakan topeng sebagai visualisasi, tapi Lia mengusahakan air mata tidak menetes.

Lia diam sejenak menciptakan jeda dalam obrolan mereka lantaran arah jalan pikiran menjadi penghambat.

Keadaan Lia tengah buruk, bahkan menjawab pertanyaan ringan Arin menjadi sulit untuk diatur.

Kondisi kehidupannya tak stabil, buruk karena sikap lembut Soobin yang perlahan memudar, Lia tak tenang disetiap waktunya.

Semua hal, bahkan yang terkecil sekalipun bisa mendorong Lia untuk semakin menyerah menjalani hidup.

Ia muak melihat Arin yang semakin lama semakin menggeseri kedudukannya dalam prinsip tahta kerajaan kecil tak begitu indah ini.

Iya, setiap hari juga setiap saat selalu Arin yang menemani Soobin.

Semua hancur, entah bagaimana Lia sendiri mendeskripsikan keadaan hati, bahkan lebih sulit jika diutarakan lewat tarian pena diatas kertas.

"Aku lagi gak enak badan." Lia berdalih singkat, memejamkan matanya sebagai sikap abai diri yang tau jikalau Arin dan Soobin memperhatikan.

"Kamu kenapa?" Pertanyaan itu terdengar, sedikit memperbaiki kecemasan Lia didalam benih asmara, si gadis menengok kepada puan yang bertanya.

"Gapapa Mas, cuma gampang kecapean aja." Lia menjawab apa adanya, akhir-akhir ini memang Lia sering sekali merasa lelah, bahkan aktivitas yang tak berat sekalipun.

Mendengar ajakan Arin yang katanya bermaksud untuk menghibur diri justru agaknya semakin membuatnya lelah.

Pergi jalan-jalan bersama Soobin mungkin adalah suatu kebahagiaan Lia, namun jika ada Arin kesenangannya tak berlaku lagi.

POLIGAMI | SooliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang