3

1.2K 166 12
                                    

happy reading..!!
.
.
.
.
.

-

"Ikutlah dengan ku."

Ucap Soobin kemudian.

"Kemana?"

"Kau tidak mau bertemu dengannya?"

Oke, Jake paham. Dia menurut dan mengikuti langkah Soobin setelah perdebatan singkat tadi. Melupakan sejenak perbedaan pendapat dan kebencian terselubung diantara mereka.

Mereka sampai di depan pintu. Jake menghela napas sejenak sebelum meraih gagang pintu. Setelah 4 tahun lamanya, dia baru bisa kembali menemui Heeseung.

"Aku akan kedepan sebentar, akan ku tinggalkan kalian disini. Kalau terjadi sesuatu, tekan tombol merah di dinding. Aku akan segera datang."

Jelas Soobin.

"Dia tidak akan melakukan apa-apa. Jadi tidak usah datang sampai aku selesai."

Ucap Jake. Soobin langsung pergi setelahnya. Jake membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan putih itu. Tak lupa dia kembali menutup pintunya.

Dilihatnya punggung Heeseung yang tengah terbaring lemah membelakangi Jake di atas ranjangnya. Keadaannya berantakan. Bahkan kepalanya nampak di perban. Kakinya yang terbelenggu menampakkan sedikit memar. Jake berjalan mendekat. Sungguh dia rindu dengan orang di hadapannya.

Heeseung meremat sprei dengan kuat, bahkan kedua tangannya mencengkram kuat sprei itu sampai tangannya berdarah karena terkena kukunya yang tak terawat. Dia sedikit gemetar saat langkah kaki seseorang terdengar mendekat ke arahnya. Dia bahkan sudah siap untuk menyerangnya. Namun..

"Kak Hee.."

deg!

Suara yang ia rindukan, kembali terdengar dan menyebutkan namanya. Heeseung terduduk dan berbalik. Terlihat jelas Jake berdiri di hadapannya menahan air mata yang hendak menerobos keluar. Napasnya jadi tidak teratur. Setelah 4 tahun lamanya, Heeseung kembali bertemu dengan orang tercintanya.

"J - Jaeyun.."

Jake berjalan mendekat. Namun Heeseung malah mundur. Dia malah semakin memojokkan dirinya sendiri saat Jake semakin mendekat.

"Menjauh lah! Menjauh lah! Aku monster! Aku akan menyakiti mu! Ku mohon pergilah! Cepat pergi!"

Ucap Heeseung tergesa-gesa. Tubuhnya gemetar. Rasanya sama seperti pertama kali Jake bertemu dengannya. Hati Jake terasa sesak. Meski begitu, dia menuli kan pendengaran nya. Dia malah semakin mendekat dan meraih kedua tangan Heeseung yang penuh bercak darahnya sendiri. Luka luka kecil tercipta di telapak tangannya karena kuku yang tak terawat itu.

"Kak Heeseung yang ku kenal tidak akan melakukan hal itu padaku."

Gumam Jake meyakinkan.

"Kak.. aku merindukanmu."

Ucap Jake. Air matanya berhasil lolos. Heeseung menunduk. Matanya juga mengeluarkan air asin. Kemudian, dia menatap mata Jake sedikit lama. Ini pertama kalinya Jake di tatap lama oleh Heeseung. Biasanya hanya sekilas, karena Heeseung sangat tidak suka melakukan kontak mata.

"Aku juga.. aku juga sangat merindukanmu."

Heeseung menarik tubuh yang lebih pendek ke dalam pelukannya. Tangannya yang penuh bercak darah mengenai baju Jake. Namun Jake tak peduli. Dia tetap membalas pelukan suaminya seakan dia tidak mau melepaskannya lagi.

Keduanya menangis melepas rindu setelah 4 tahun tak bertemu. Heeseung menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jake dan mengadu.

"Aku tidak tahan lagi Jaeyun-ssi.. bawa aku pergi dari sini.. hiks.. bawa aku pergi. Mereka jahat padaku. Mereka jahat. Choi Soobin jahat."

Special - HeeYunKiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang