happy reading..!!
.
.
.
.
.-
Frustasi. Satu kata yang menggambarkan kondisi Jake. Bisa mati dia, lupa belajar kemarin padahal hari ini ada tes. Mending kalau tes nya dadakan. Jake bisa kasih alasan ke orang tuanya kalau dapat nilai tak sesuai ekspektasi. Masalahnya, tes hari ini sudah di umumkan sejak minggu lalu. Bisa-bisanya Jake melupakan tes hari ini.
Dia hanya baca sekilas tadi pagi sebelum berangkat ke sekolahnya. Sekarang di lanjut baca cepat ala the flash yang penting tau sebagian dan nilainya gak akan terlalu buruk. Sukur-sukur kalau dapat 90 keatas. Jake hanya bisa berharap sambil terus berdoa.
Tuhan, tolong mudahkan Jake dalam tes. Kalau perlu tes nya gak usah jadi aja sekalian, Jake pusing.
Batin Jake.
"Astaga! Ini tidak membantu!"
Kesal Jake karena materinya sulit di pahami. Kelasnya terlalu ramai sehingga dia jadi kesulitan untuk fokus. Belum lagi banyak siswa yang ribut di lorong dekat kelasnya.
Jake melihat ke arah jam dinding di kelasnya. Masih ada waktu 10 menit sebelum bel masuk kelas berbunyi. Jake segera membawa bukunya dan berlari menuju perpustakaan sekolah.
Tanpa ba-bi-bu lagi dia langsung mengambil tempat duduk dimana saja yang penting nyaman. Jake segera melanjutkan aktivitas baca bukunya. Jake fokus, namun tubuhnya tegang tak bisa tenang. Dia bahkan hampir lupa bernapas. Tangan dan kakinya terasa sedikit bergetar. Namun Jake meneruskan kegiatan membacanya tanpa peduli apapun lagi.
Hingga..
ttuk!
"Oh astaga!"
Pekik Jake terkejut saat sekotak susu coklat menyentuh pelan jari tangannya. Jake menghela napas.
"Huft.. kak Hee astaga.. aku kaget!"
Ucap Jake. Heeseung tersenyum manis ke arah Jake. Dia duduk berhadapan dengan Jake kemudian menyerahkan susu kotak rasa coklat di tangannya. Jake menatap Heeseung penuh tanya. Namun Heeseung langsung menunduk karena tak suka melakukan kontak mata.
"Entah bagaimana dengan mu, tapi susu coklat membuat ku tenang. Jadi aku memberikan ini untuk mu. Ini juga sebagai ucapan terima kasih, terima kasih."
Kata Heeseung sembari menyodorkan sekotak susu. Jake menerimanya namun setelah itu langsung tak mempedulikannya dan kembali fokus pada buku di meja. Bahkan dia tidak mengatakan terima kasih kembali.
Heeseung mengusap belakang lehernya gugup. Suasana terasa canggung karena respon Jake yang tak sehangat kemarin. Mungkin karena dia sedang fokus membaca dan mengingat hal yang tersisa sebelum mengikuti tes.
Heeseung hanya diam sembari menatap paras Jake yang rupawan. Dia terpaku, seakan tak mau berhenti memandang wajah indah nan rupawan itu. Dari satu sisi Jake tampan, namun sisi lainnya cantik. Tanpa sadar kedua sudut bibir Heeseung naik perlahan saat memandang wajah rupawan Jake yang tengah fokus belajar.
Jake yang merasa di tatap intens menatap balik ke arah Heeseung. Heeseung langsung menunduk.
"Jangan menatap ku seperti itu, aku jadi gugup."
Ucap Jake. Heeseung hanya menunduk.
"Maaf, maaf."
Heeseung merutuki dirinya sendiri dalam hati. Saat tengah sibuk dengan batinnya yang berperang, bel masuk kelas berbunyi. Jake yang menyadari hal itu langsung membereskan semuanya. Dia berdiri dan mencoba menatap mata Heeseung meski hasilnya Heeseung tetap tidak mau melakukan kontak mata lama-lama. Namun Jake tetap tersenyum manis yang pada akhirnya membuat Heeseung terpikat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Special - HeeYunKi
Random"Pa.. temen-temen Iki pada puna mama. Iki puna mama nda? Mama na Iki kemana?" "Kamu tidak punya mama, maaf nak." "Nda apa-apa kok, pa! Papa caja udah cukup buat Iki!" "Kamu tidak punya mama nak, tapi kamu punya ayah." - "Riki.. dia ayah mu." "Ayah...