Chapter 2 : Orang-orang Asing

29 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya Sada tidak ingin berurusan dengan orang-orang garis terdepan kampungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya Sada tidak ingin berurusan dengan orang-orang garis terdepan kampungnya. Apalagi kalau sampai harus baku hantam dan menyelamatkan orang seperti yang ia lakukan beberapa detik yang lalu. Namun Sada rasa dirinya harus menahan kematian seseorang malam ini.

Empat orang yang ada di sana menoleh padanya. Pria dengan badan paling besar tampak bertanya siapa gerangan anak muda yang berani menginterupsi aksinya. Kurang ajar, semena-mena seakan tak tahu siapa yang tengah berada di sana.

"Adeknya Lanang." Si rambut karatan memberi informasi pada yang lain. "Kenapa Da? Lo kenal sama orang ini?"

Sedikit meringis melihat kondisi Diksa yang sudah babak belur, Sada berusaha terlihat meyakinkan. "Dia temen gue, Bang. Kayaknya dia ke sini nyari gue, gue lupa kasih tahu dia kalau nggak sembarangan orang bisa masuk sini."

Satu orang yang tidak terlalu banyak bicara maju ke hadapan Sada. Pandangannya tampak meremehkan. Ada ragu yang kentara sekali orang itu paparkan dalam wajahnya. "Yakin temen lo? Siapa namanya?"

Sada menahan napas gugup, tapi balas menatap pemuda kurus di hadapannya dengan berani. Siapa namanya, Da? batinnya.

Man? Bajing-bajing ini yang ngerusuh di sweet seventeen lo, bukan gue!

"Men!" serunya asal, tapi meyakinkan. Si kurus mengernyit, termasuk juga Diksa. "Tarmen. Namanya Tarmen. Dia punya adek namanya Targa. Puas?"

Meski tampak masih curiga, si kurus menoleh ke belakang. Memberi kode pada teman-temannya untuk melepaskan Diksa. Di kampung ini memang selalu ada sekat-sekat batas halus yang tak terlihat. Ada kepemimpinan antar kelompok dan tugas yang diemban mereka masing-masing. Ada perjanjian tak tertulis yang telah tersirat, ada urusan yang tak juga bisa saling campur aduk tertumpang tindih ke sana kemari. Oleh sebab itu, keempat pria penjaga gerbang kampung itu mundur kali ini.

"Urus sendiri temen lo. Pastiin yang dia lihat hari ini nggak sampe ke mata orang lain, yang dia alami hari ini nggak dialamin orang lain."

Sada mengangguk. Tahu betul apa artinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Darkest Dawn | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang