"jaemin, kita tidak merundungmu bukan?"
"a— ah. ya."
ini tentang seseorang yang gila, hina, miskin, bodoh, tak mempunyai bakat apapun, menghabiskan seluruh waktunya di sekolah hanya untuk melayani para sekumpulan brengsek sinting.
"asbak!"
'tsst'
rokok itu, menyanyat telapak tangan, menimbulkan rasa perih yang mungkin nantinya akan berbekas.
orang gila mana yang menjadikan telapak tangan sebagai tempat rokok?
"ini tidak perih kan?" lelaki dengan rambut sebahu tersebut menatapnya tajam, seakan akan bersumpah jika orang yang lebih payah di hadapannya tengah berlutut lalu mengatakan 'ini sakit.' akan ia lempar ke neraka.
"iya! tadi bangchan hyung sudah memberi air ditanganku, jadi tidak sakit kok!" sedikit koreksi, air yang dimaksud si payah itu adalah 'air seni'.
"ah, aku suka sekali dengan nana yang positif hari ini!" pria yang lainnya mengacak acak rambut yang lebih kecil, tangannya bekas— oli.
entah atmosfer apa yang beterbangan sekarang, rupanya si nana berlari kencang menuju toilet, rambut hiatmnya kacau. tak peduli jika nanti dia pasti akan disiksa habis habisan oleh teman sekelasnya.
si payah dengan tubuh yang gemetar memutup keran air wastafel setelah membersihkan rambutnya yang terkena oli, baunya luar biasa.
fikirannya hanya berisikan tentang hukuman apa yang akan ia dapat nanti di kelas, terlebih lagi, setelah istirahat, akan ada jamkos.
meremas kuat rambut dengan kedua tangannya, bibir bawah yang ia gigit hingga berdarah, sedikit demi sedikit air matanya tak terbendung.
"memangnya aku ini apa."
nana, nama tepatnya na jaemin. si pecundang yang terlahir sial, takdirnya tak menentu, hidup miskin, bahkan hingga dirundung selama 3 tahun. pengecut yang tidak berani melakukan perlawanan saat harga dirinya tengah diinjak seseorang.
dan pengecut itu adalah, aku.
na jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
siecle de vide | nomin [✓]
Fanfiction\siecle-devide;\ empty century. jaemin terkucilkan di tengah tengah padatnya bumi sebelum seseorang menyelinap masuk, dengan tidak sopan membuat hidupnya berubah 160 derajat.