Asmara dan Dilema

13 2 1
                                    


 Debur ombak yang menghantam bebatuan membawa cerita baru bagi Deska, seorang mahasiswi dari sebuah universitas ternama di pulau Sumatera. Pulau yang memiliki banyak keindahan dan panorama alam yang cantik nan elok begitu juga dengan orang – orangnya. Hari ini adalah hari baru bagi Deska tatkala hari ini merupakan hari perdana yang ia akan injak sebagai salah satu langkah awal dalam menjadi seorang guru.

Dipertemukan dengan orang luar yang menjadi teman satu kelompok penelitiannya membuat ia merasa senang, karena bertambahnya teman, berarti bertambahnya silaturahmi bagi dirinya. Tidak hanya itu, ia juga mendapatkan banyak pengalaman baru disaat ia bertemu dengan mereka. Deska, Edo, Sindy dan Serli merupakan teman satu kelompok yang berasal dari program studi yang sama, sedangkan Abdul, Heriska, Sudra dan Melia adalah teman yang berbeda program studi ditempat mereka penelitian.

Pertemuan mereka seakan membawa cerita hidup baru bagi mereka, lantaran Abdul yang nampaknya kagum dengan sosok perempuan ramah nan cantik yang membuat ia semakin semangat untuk selalu hadir guna memandang sosok perempuan yang dikaguminya. Namun bagi Deska, semuanya nampak sama saja, semuanya adalah teman dan harus fokus pada tujuan.

Deska merupakan ketua kelompok dari tim nya untuk melakukan penelitian tersebut. Mendengar bahwa Deska yang mengambil alih ketua dari timnya, akhirnya Abdul meminta kepada timnya agar ia yang menjadi ketua dengan maksud dan tujuan agar ia bisa selalu dekat dengan Deska, perempuan yang ia kagumi.

Rupanya, alasan Abdul untuk menjadi ketua Tim benar adanya. Tatkala belum beberapa lama semenjak diserahkan oleh pihak program studi, keduanya langsung dipanggil untuk menghadap ke ruang kepala sekolah lantaran penugasan dan pemaparan agenda yang akan dilakukan oleh mereka selama berada di sekolah tersebut. Tentu ini membuat Abdul merasa riang, karena ia bisa selangkag lebih dekat lagi dengan Deska, ditambah perkataan Kepala Sekolah sebagai leader atau ketua tim, keduanya harus saling komunikasi dan harus selalu berdampingan.

"Des, Kira – kita aku boleh dekat nggak sama kamu?" tanya Abdul.

"Dekat?? Dekat gimana maksudnya Dul? Kan kita udah dekat" gurau Deska.

"Ya dekat, nggak boleh jauh – jauh"jelasnya.

"ya bolehlah" balas Deska sambil berjalan meninggalkan Abdul dan kembali ke sekre.

Deska hanya menganggap perkataan Abdul tadi hanya sebatas intermezzo belaka lantaran ia tau Abdul pasti bercanda dengan omongannya.

"Dasar cewek, tunggu saja aku bakal dapatin kamu" gumam Abdul sambil mengejar Deska menuju sekre.

Tidak lama, akhirnya keduanya tiba di sekre, tempat mereka berkumpul, menyusun agenda, istirahat dan banyak hal lainnya yang dilakukan selama mereka menjalani penelitian di sekolah tersebut.

"Kalau aku pikir – pikir, kayaknya si Abdul ini mulai bucin deh" ungkap Melia membuka pembicaraan.

"Sok tau kau Mel".

"Iya juga sih, agak beda gitu ya kan, Mel" balas Heriska.

"Emang si Abdul bucin sama siapa?" tanya Serli.

"itu loh sama ibu kepala sekolah" balas Sudra sembari bercanda.

"Mana ada, masa aku suka sama yang seumuran dengan ibu aku" balas Abdul.

Deska hanya tersenyum melihat teman – temanya yang sedang bersenda gurau sembari menyusun agenda yang sudah ditugaskan oleh kepala sekolah kepadanya bersama dengan Abdul. Melihat Deska yang nampak sedang sibuk menyusun agenda yang akan dijalankan selama 2 minggu kedepan, membuat Abdul merasa ini saatnya dia untuk mencuri perhatian Deska.

"Butuh bantuan, cewek manis?".

"Hmmm. Bucin terus" ucap Sudra.

Sudra tatkala sudah mengetahui kalau Abdul sedang menyukai seseorang, lantaran ia tau betul sikap dan perilaku temannya itu apabila sedang dilanda asmara. Tidak tau kenapa, Abdul dengan secepat itu langsung terpana dengan Deska.

"Maklumlah, baru putus dari mantan ya gini deh" balas Abdul kembali.

"Des, butuh bantuan nggak, soalnya kata Kepala Sekolah tadi aku harus bantu kamu".

"Nggak usah Dul, insya Allah aku bisa kok. Lagian ini udah dibatuin sama Sindy dan Serli juga kok".

"Ya udah kalo gitu, aku bantuin Sudra sama Edo buat angkat papan tulis dulu ya".

"oke siap, semangat ya".

Merasa diperhatikan oleh orang yang disukainya, membuat Abdul semakin penasaran dengan Deska. Ia berpikiran semoga inilah sosok yang bisa membuat dia bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya.

bersambung..........................

JANGAN ADA KATA BERPISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang