PROLOG

83.3K 1.4K 83
                                    

Sudah lama sekali rasanya nggak ketemu dengan cerita yang ada sedikit bumbu-bumbu panasnya. Hehehe kali ini kita kembali lagi, ya.

Plagiat harap menjauh. Berpikirlah sendiri untuk membuat sebuah cerita. Menghargai orang lain jika ingin dihargai.

Jangan lupa tambahkan ke library kalian, ya. Di follow biar dapat pengumuman update.

Dara melotot sempurna mendengar kalau kakaknya menikah dengan Gio—kekasihnya Dara sendiri yang sudah dipacarinya lima tahun ini. Rasanya dia mati kutu sepulang dari apartemen yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal orangtua karena jarak kampus dan kantor tempat dia bekerja juga cukup dekat dari apartemennya. Lalu apa yang bisa dia maklumi ketika pulang dengan perasaan hancur saat melihat kakaknya dengan perut besar tanpa pemberitahuan apa pun untuk Dara mengenai kakaknya yang telah menikah dengan Gio.

Hatinya juga hancur saat dia dan Gio yang selama ini baik-baik saja menyembunyikan bara api yang langsung menyentuh hatinya hingga melepuh. Gio duduk di dekat Leta—kakak perempuan satu-satunya yang Dara punya. Tapi tidak harus mengambil Gio yang sangat Dara cintai. Mereka telah menghabiskan waktu yang cukup lama juga untuk menjalin hubungan.

Matanya panas, lidahnya kelu tidak bisa bertanya banyak hal. Orangtuanya hanya terdiam juga begitu Dara pulang. Dara yang selama ini bekerja di perusahaan adik Raffi—papanya Dara.

Mau menangis pun sudah tidak bisa. Bagaimana mungkin juga dia memaafkan  Gio?

Sejenak dia memejamkan matanya. "Kami semua bisa jelaskan ini untuk kamu, Dara."

Matanya benar-benar sangat panas sekali sampai tidak sengaja air matanya pun akhirnya jatuh setelah bersusah payah dia tahan. Mendengar kalau kakaknya tadi sempat menyebut Gio sebagai 'Mas' yang artinya itu adalah suami istri. Karena Mas yang dimaksudkan ini bukan kakak. Melainkan mereka mesra waktu Dara datang dan melepaskan pelukannya.

Raffi yang menatap Dara yang menangis karena pasti sedih kekasih anak keduanya menikah dengan Leta yang merupakan saudara kandung satu ayah dan satu ibu dengan Dara.

Dadanya Dara sesak sekali, benar-benar dia ingin kabur sekarang melangkah dengan cepat dari tempat ini agar tidak ada orang yang menyaksikan dia menangis. Apalagi dengan cincin yang bertengger di jari keduanya.

Kakinya terasa bergetar, lututnya juga tidak bisa digerakkan sama sekali. Hatinya telah hancur oleh kakak sendiri.

"Aku ke kamar dulu."

Dia pamit kepada semua orang. Termasuk juga Leta yang menatap adiknya yang menangis ketika pergi dari sana. Mereka semua benar-benar tidak bisa bicara ketika berhadapan dengan Dara.

Gio juga demikian.

"Kamu masih mikirin, Dara?" Leta bertanya saat suaminya langsung melepaskan genggaman mereka berdua yang tadi begitu erat. Tapi saat Dara datang semuanya telah hancur begitu saja.

Di dalam kamarnya sendiri Dara mencoba menerima ini. Apa yang terjadi pada kakaknya membuatnya bingung, juga dengan pertemuannya dua hari lalu dengan Gio masih terjadi. Yang artinya Gio dan Leta sudah menikah meskipun Dara menjalin hubungan dengan pria itu. Sungguh, itu di luar nalarnya Dara untuk menerima kenyataan seperti ini. 

Iriana masuk ke dalam kamarnya Dara sewaktu dia merapikan bajunya untuk dimasukkan ke dalam koper. "Kamu mau ke mana sekarang?"

"Aku lebih baik keluar dari rumah ini selamanya, Ma."

Tangan Iriana dengan cepat memegangi Dara. "Mama bisa jelaskan ke kamu soal kejadian ini. Mama akan akui kalau Leta juga salah. Tapi Gio dan Leta baru menikah dua bulan lalu."

"Tapi perutnya sudah sebesar itu?"

Iriana juga malu mengatakan ini kepada Dara. Tapi memang kenyataannya seperti itu. Gio dan Leta melakukan hubungan terlarang yang mereka akui, bahkan pernikahan mereka pun tanpa ada paksaan setelah Gio datang mengakui tentang kehamilannya Leta.

"Kakak kamu hamil empat bulan, waktu itu Mama sama Papa juga nggak tahu. Tapi menurut kabar yang mereka akui. Mereka sudah pacaran satu tahun setengah."

Dara semakin tidak percaya dengan yang diucapkan oleh Iriana. "Mereka berkhianat di belakang aku, Ma? Mama tahu itu sejak kapan?"

"Mama juga nggak tahu. Mereka akui itu setelah mereka mengaku soal anak yang ada di dalam kandungan kakak kamu itu anaknya, Gio. Gio juga tanggung jawab dan dia ngaku kalau itu adalah darah dagingnya."

"Mama sama Papa pikirin nggak perasaan aku kayak gimana?"

Tidak ada yang bisa Iriana bela. Satu sisi Dara adalah pacar Gio yang sudah lima tahun lebih pacaran dengan putri keduanya. Tapi satu sisi juga Gio adalah menantunya yang menikahi Leta lantaran anak pertamanya itu hamil empat bulan. Anak yang tidak bisa dijaga oleh Iriana dan juga Raffi tapi tiba-tiba saja mengatakan bahwa dirinya tengah berbadan dua.

"Kak Leta itu murahan. Dia nggak kurang dari seorang pelacuu..."

Plaaaak

Iriana tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menampar Dara saat ucapan anaknya sangat sadis untuk Leta. "Mereka berdua memang tinggal bersama, ya. Tapi nggak seharusnya kamu ngomong begitu. Mereka berdua memang salah. Tapi dia tetap kakak kamu."

"Mama belain dia gitu?"

Emosinya Dara membuncah saat Iriana menamparnya barusan. Tiba-tiba Gio masuk ke kamar setelah mendengar ada suara ribut yang menjadi sumber masalahnya itu adalah dirinya.

Gio langsung memegangi Dara sewaktu gadis itu terjatuh. "Aku nggak usah dipegang sama pria menjijikkan seperti kamu. Kamu selingkuhin aku udah lama?"

Tidak akan dia sangkal bahwa dirinya memang selingkuh dengan Leta sudah lama. Bahkan dua hari lalu dia sempat menengok Dara ke apartemennya. "Ya, aku akui itu. Aku sama Leta sudah lama menjalin kasih. Aku udah  ajak kamu nikah berapa tahun, Dara? Kamu selalu bilang Leta belum menikah jadi kamu nunda terus. Sedangkan aku ini pria, aku juga inginkan keturunan. Umur aku sudah tiga puluh, Dara. Kamu mau sampai kapan tunda pernikahan? Aku sama Leta lakukan itu atas suka sama suka. Kami saling mencintai, kamu selalu nolak diajak nikah. Leta mikirin kamu juga."

Dara tersenyum getir lalu dia menoleh ke arah Leta yang memegangi perutnya yang sudah membesar itu. "Kalian sudah menikah dua bulan tapi perut dia udah sebesar itu. Kalian lakukan atas dasar suka sama suka. Aku mikirin dia yang belum nikah karena dia selalu bilang nggak mau dilangkahi. Aku nggak mau dia sedih karena umurnya sudah hampir kepala tiga. Apa kurang sayang aku ke dia? Apa kamu juga nggak mikir gimana perasaan aku ke kamu, Gio. Aku nunda karena aku juga takut nyakitin hati dia. Tapi kenapa yang nyakitin itu malah kalian berdua?"

Raffi berdiri di belakang Leta takut kalau emosinya Dara tidak bisa dikendalikan lalu menghajar Leta dengan perut yang membuncit. "Karena aku nolak diajak melakukan itu di luar nikah, kamu sama Kak Leta lakukan itu?"

"Aku ini pria. Nggak tahu kapan aku kebablasan. Sementara Leta yang apartemennya dekat sama aku dan akhirnya kami memutuskan tinggal bersama. Ya, aku akui aku sama dia salah. Dia hamil lalu dia pulang ke rumah orangtua kamu. Aku ke sini tanggung jawab, aku mencintai Leta dan anakku."

Tanpa aba-aba dia menampar Gio karena dua hari lalu pria itu memeluknya, mencium keningnya seperti biasa. Tapi malah sudah menikah dengan kakak Dara sendiri. "Kamu untuk apa kasih aku uang untuk biaya pernikahan kita kalau ternyata kamu adalah seorang bajingan yang tidur dengan wanita murahan seperti dia," tunjuk Dara yang emosinya sudah ada di ubun-ubun ketika mendengar pengakuan kekasih dan juga keluarga besarnya.

"Jaga bicaramu, Dara!"

Giliran Raffi yang meminta dia untuk jaga bicara sekarang. Sementara itu hatinya telah hancur dengan rasa yang tidak bisa utuh lagi.

"Kalian semua sama saja. Sama-sama nggak punya hati."

Konten ini akan mengandung konten dewasa ringan.
Untuk beberapa cerita yang di unpublish seperti After You, Destiny, dan cerita yang chapternya sedikit di WP ini, bisa kalian temukan di akun Dreame/Innovel Queenazalea. Di sana berbayar, ada koin gratis juga setiap harinya.
 

Kencan Buta (Tersedia Di Google Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang