Jerk Off

575 57 9
                                    

Hei, maaf minggu kemarin terlambat upload. Minggu kemarin aku ada tes cpns dan tesnya pas hari rabu hari fic ini di upload. Yah meskipun nggak lolos (lagi) tapi setidaknya aku jadi punya banyak waktu buat bikin lanjutan fic ini kan haha.

Lagi pengen nulis agak panjang nih.
Oiya, aku kangen wenzhou. Kalian kangen mereka? Ayo sapa mereka! Tapi pelan-pelan. Kita tak mau mengganggu "kegiatan" mereka kan?

Ayo!

.oOo.

Wen Kexing sedang ada urusan di kota selama beberapa hari. Mengumpulkan bahan makanan yang tidak mereka makan namun bisa mereka jamukan pada tamu tetap mereka, ChengLing dan para siswa Manor Empat Musim lainnya. Juga bahan-bahan untuk membuat arak dingin yang sedang ia coba ramu karena kerinduannya pada minuman keras itu.

Ia tak bisa minum arak yang dijual di pasaran. Arak-arak itu membuat tubuhnya hangat dan itu berlawanan dengan kondisinya saat ini yang mengharuskannya stabil di kondisi dingin. Itu juga yang menjadi alasannya untuk tetap bertahan di puncak gunung bersalju ini. Ia bisa saja meminumnya, namun kekuatan yang ia miliki akan berkurang dan pertahanannya bisa runtuh bila sewaktu-waktu Wen Kexing memaksa dirinya untuk "tidur bersama" lagi. Oh jangan lupakan air matanya. Oh Tuhan. Kau pasti memasang keran di kelenjar matanya hingga air mata itu bisa mengalir dan berhenti sesuka hati pemiliknya

Aku harus bisa mempertahankan tubuhku lebih baik lain kali, pikirnya.

Sejenak, namun ia terkejut karena berarti ia mengharapkan ada 'lain kali' untuk mereka.

Betul mereka belahan jiwa. Betul mereka pernah berhubungan badan. Tapi mereka bukan kekasih. Baiklah, Wen Kexing sering melontarkan kata cinta. Namun kalau Zhou Zishu belum menjawab, mereka masih bukan apa-apa kan?

(A/N: anjir lu A Xu bisa2nya dah ngamar masih bilang bukan apa2 😂😂)

Ia menggeledah dapur yang asing baginya. Ia hanya pernah menaruh bahan-bahan mentah dan pisau di dapur ini. Selebihnya adalah zona kekuasaan Wen Kexing. Ia tak berani masuk ke zona itu sejak terakhir ia membakar tungku kesayangan Wen Kexing saat ia berinisiatif untuk mengeringkan beberapa rempah namun ia tak tahu kalau api yang ia nyalakan terlalu besar.

Kali ini ia menemukan beberapa biji-bijian dan dedaunan yang asing di matanya. Mereka disimpan dalam wadah anyaman bambu yang rapi dan rapat. Saat ia angkat, ia melihat sebuah kotak yang tertutup rapat dan terlihat seperti disembunyikan. Ditaruh di paling bawah dan ditumpuk barang-barang lain.

"Milik Lao Wen kah?" Tanyanya pada diri sendiri sambil meraba-raba isi dari kotak tersebut.

Perlahan ia buka kotak itu. Sedikit susah karena rapat. Ia melihat sebuah botol kaca dengan isian banyak akar-akar seperti... Ginseng! Ini ginseng mahal pasti makanya Lao Wen menyembunyikannya, pikirnya.

Ia mengingat-ingat arak ginseng yang pernah ia minum di perjamuan yang dipimpin oleh Pangeran Jin dulu sangat lezat. Ia dengan percaya diri membuka botol tersebut dan mulai meminumnya.

Dingin. Jelas. Tapi rasanya tidak buruk. Tidak seburuk arak yang pernah ia coba sendiri.

Pria itu menyukai barang temuannya. Dibawanya ke luar dapur dan dengan langkah gembira disertai dengungan lagu entah apa namanya ia menuju ke kamarnya.

Lao Wen-nya belum kembali. Ia tak bisa makan makanan lezat yang bermacam-macam jenis. Jadi ketika ia menemukan barang baru yang bisa ia konsumsi, tentu ia senang.

Ia tidak minum banyak, tidak sampai setengah botol. Hanya beberapa teguk. Dihitung jari pun bisa. Tapi rasa pusing dan panas itu mulai merenggut kesadarannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(ID) A - Z About Junzhe 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang