Shim Jaeyoon x Lee Heeseung
Fanfiction by choiparkie###
"Shim Jaeyoon! Bisa tolong bantu aku?"
Bel istirahat sudah berbunyi nyaring beberapa menit yang lalu, membubarkan para siswa yang berada di kantin dan tempat lainnya untuk segera beranjak ke kelas. Heeseung adalah salah satu korban suruhan guru, ia disuruh mengambil beberapa buku di perpustakaan untuk pembelajaran setelah istirahat. Sebenarnya agak sedikit malas, tapi kalau menolak bisa-bisa nilainya di ambang kehancuran.
Tumpukkan buku di tangan Heeseung cukup banyak, membuatnya mau tak mau memanggil seseorang yang tengah asik membaca sambil bersandar di tembok perpustakaan yang kini sudah menoleh dan menghampirinya.
Jaeyoon membenarkan kacamata yang bertengger apik di hidungnya, mengambil sebagian buku dari pangkuan Heeseung dan langsung berjalan keluar perpustakaan.
Heeseung menatap nanar bahu lebar yang semakin menjauh. "Memangnya dia tahu buku ini akan diberikan kemana?"
Ia menggedikkan bahu tidak peduli, toh Jaeyoon pasti tahu kalau mereka berada di kelas yang sama. Heeseung melangkah menyusul Jaeyoon keluar perpustakaan sambil membawa buku-buku tebal tersebut dan tidak lupa sedikit misuh-misuh.
"Dibawa kemana?"
"Astaga!" Heeseung tersentak, tidak menyadari kalau Jaeyoon berada di balik tembok koridor.
Jaeyoon berdecak malas, "Dibawa kemana?"
"Ke-kelas."
Kening Jaeyoon berkerut, "Guru sudah datang?"
Heeseung mengangguk cepat, "Sedari tadi."
"Kenapa kamu tidak memberitahuku?"
Tatapan Jaeyoon menjadi tajam, ditambah kacamata mengkilapnya yang membuat Heeseung terdiam seribu bahasa. Merutuki kesalahannya, Heeseung lupa kalau Jaeyoon adalah salah satu siswa rajin yang sekelas dengannya. Siswa yang anti bolos dan selalu datang tepat waktu.
"A-aku kira, kamu sengaja membolos," cicit Heeseung sambil menunduk takut, tatapan Jaeyoon terlalu mengintimidasi.
Jaeyoon menghela napasnya, tangannya terulur memegang bahu Heeseung yang saat itu spontan bersandar pada tembok. "Ayo pergi, sebelum kita berdua diamuk."
Si manis mendongak, menatap tidak percaya Jaeyoon yang menyudahi amarahnya. Mendadak pipinya merona karena melihat lelaki di depannya menatap lembut tepat ke matanya.
"Bersandar bisa dilanjutkan nanti, ayo pergi."
Heeseung mengangguk cepat, lagi. Lelaki cantik di depannya melangkah terburu mendahului Jaeyoon yang kemudian terkekeh gemas.
"Kamu bisa bersandar di bahuku, Heeseung!" teriaknya sambil berlari ke arah Heeseung.
Tapi sayang, Heeseung terlalu enggan untuk mempercayai perkataan Jaeyoon.
END