"Sebentar saja. Aku cuma butuh sandaran untuk keluh kesah yang tak berujung. Untuk setiap bad feeling yang selalu mempunyai celah masuk kedalam diriku. Aku sedang bergelut dengan diriku sendiri dan-" (Peluk Online untuk kalian semua. Stay strong and Stay alive. You're unique in your way!)
*******
"Tik..Tik..Tik..." Hanya terdengar suara cairan infus serta jarum jam yang terus berputar dalam ruangan itu. Dania lantas menarik gorden abu-abu itu sekedar meminta sang surya menyapa laki-laki yang masih terbaring dengan selang ventilator yang melekat dalam mulutnya. Gulungan perban putih dan holter monitor yang masih melekat kuat di dada bidang miliknya. Hampir 3 bulan laki-laki itu belum juga membuka netranya. Sedikit pergerakan ditubuhnya pun belum terlihat sama sekali.
Dania menatap laki-laki itu dengan amat sangat sedih. Ia berjalan mondar-mandir seperti sedang memikirkan sesuatu hal yang harus ia lakukan dengan segera. Sesekali ia mengetuk layar ponselnya .
Wanita itu adalah tante Aziel. Adik kandung dari ayahnya dan keluarga satu-satunya. Semenjak kedua orangtuanya meninggal akibat kecelakaan pesawat tahun 2006 silam, Dania sudah sepenuhnya mengambil alih hak asuh Aziel.
Sedikit spoiler, Dania memilih untuk tidak menikah karena profesinya sebagai pengacara yang banyak mengurus kasus perceraian, kasus kekerasan rumah tangga dan beberapa hal mengerikan lainnya yang hanya dialami oleh orang yang sudah menikah. Ia lebih memilih menyaksikan sendiri tumbuh kembang keponakannya yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri. Dan ya, dia berhasil mewujudkan itu.
Ting...!
Wanita itu segera memeriksa layar ponselnya.
"Halo Tante, gimana? Udah ada perubahan?" Batinnya membaca pesan yang baru saja ia dapat dari Alkana.
Laki-laki yang berlari membawa Aziel kerumah sakit sesaat setelah insiden itu terjadi.
Jarinya mulai berselancar. Mengetik beberapa kata sesuai fakta. "Belum Al. Tante hopeless.." ujarnya.
"Huuuffttt.." Dania menghela nafas panjangnya.
"Tunggu ya Tan, Alkana naik sekarang udah nyampe dilobi. Kita bisa gantian.." Balas laki-laki itu.
Tok..tok..tok....
Alkana menarik holder pintu dan menutupnya dengan sangat pelan. "Haii Tante!" Sapa laki-laki itu.
Dania lantas berdiri dari tempat duduknya. "Ohh, haii..!!"
"Tante kalo mau bersih-bersih pulang aja biar Al yang jaga. Alkana lagi libur kok.."
Dania hanya tersenyum.
"O iya! Tante udah kasih tau Anesya belom?"
"B-belum Al.."
Alkana mengangguk pelan sambil memainkan jarinya. "Nggak usah dipaksain Tan."
"Tapi saya tetap harus kasih tau. Dia akan lebih sakit hati jika tau kabar ini dari orang lain. Sudah hampir tiga bulan.."
"Iya juga sih" sambung Alkana.
__________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU DAN TUHAN [END]✔
Подростковая литература[SEDANG DALAM TAHAP REVISI] " Sebuah REALITA yang dipatahkan paksa oleh SEMESTA. Sebuah hubungan kasih yang runtuh hanya karena tidak Se-IMAN" __________ " PAPA MAU NAMPAR NESYA? TAMPAR PA TAMPAR! GAUSAH KHAWATIRIN MUKA NESYA YANG UDAH PENUH BEKAS...