KEPUTUSAN

78 12 0
                                    

Sudah hampir 3 bulan tanpa bertukar kabar, entah karena terlalu sibuk atau adanya hal lain yang begitu pentingnya sampai lupa akan dua buah hatinya yang selalu mencoba menghubungi kedua orangtuanya, namun hasilnya nihil.

"ziah hari ini setelah home scholing mau kemana?" tanya Fahrian.

"hmmmmm.... maybe ketoko buku bang, novel ziah udah mau habis jadi mau nyetok banyak-banyak" jawab Fauziah sambil menatap keluar balkon kamarnya, melihat daun pepohonan yang berubah warna menjadi merah kecoklatan.

"oalah.... hati-hati klo gitu, nanti kabarin abang klo sudah nyempe rumah lagi" kata Fahrian.

"okay bang.... abaang sekarang udah musim semi kok papi sama mami ga ada kabar sama sekali" kata Fauziah yang masih memerhatikan lingkungan mansionnya ini.

"yang sabar yah dek, abang juga sudah berusaha untuk menghubungi orangtua kita tapi nihil" kata Fahrian dengan helaan nafas panjangnya.

Fauziah hanya mengangguk mendengar jawaban dari abangnya ini.

"klo gitu abang berangkat dulu" kata Fahrian lalu mencium kening adiknya ini.

                                                                                             -----------

Saudara kembar ini kini menetap di Paris atas keputusan orangtua mereka, mau bagaimana lagi sudah seharusnya Fahrian membantu papinya yang entah sampai kapan akan menghilang misterius begini. 

Tiga bulan ini kehidupan Fahrian mungkin terlalu sibuk, bagaimana tidak selalu lembur karena dokumen-dokumen dimeja kerjanya tak henti-hentinya terus menumpuk. kalo kalian melihat ceo yang satu ini cukup berkompeten dengan memenangkan berbagai macam tender dengan keuntungan yang luar biasa tentunya. 

"Pagi Uncle....." sapa Fahrian

"Pagi boy" jawab Uncle Reza 

"oh iya uncle apa ada kabar dari orangtuaku?" tanya Fahrian.

dan uncle Reza hanya menggelengkan kepalanya

dan mereka berdua berjalan tanpa pembicaraan apapun, mereka berdua bak seorang model dicatwalk tatapan mereka tajam tapi sayang mereka berdua tidak pernah tersenyum ramah kepada karyawan kantor mereka sehingga dijuluki pangeran es, tapi mereka tidak peduli.

                                                                                      ------------------

Gadis bar-bar itu pun terlihat tersenyum bahagia dengan teman-temannya, bagaimana tidak tiga bulan terakhir ini dia tidak pulang kerumahnya dengan alasan terlalu banyak pekerjaan yang harus dikerjakan diperusahaannya. Tidak dipungkiri jadwalnya sangat padat hampir tiap hari dirinya terbang keberbagai negara.

"ini yang namanya hidup.... jauh dari keluarga tanpa adanya tekanan batin terhadap diriku lagi,sungguh ku ingin hidup seperti ini seterusnya" batin Clara.

 Dilain sisi kakaknya terus bertanya kapan dirinya pulang dan berbagai pertanyaan yang dikirimkan kakaknya terhadap dirinya, pernah sekali kakaknya bertanya dimana Fahrian. Ada-ada saja kakaknya ini.

"maaf mengganggu, saatnya kita kegedung x untuk melakukan meeting" kata asistennya.

"okay... bye guys...." kata Clara lalu mengambil ipad dari asistennya untuk melihat statik perusahaannya

Clara memasuki gedung x tersebut tanpa rasa curiga dirinya berjalan sambil bersiul dan tas jinjingnya ia putar-putar sambil menuju keruangan meetingnya. Tentu saja dirinya menjadi pusat perhatian bagaimana tidak gadis mungil sepertinya dikelilingi bodyguard yang badannya seperti raksasa.

IT'S A TWINS (SEQUEL BECOME YOUR SELF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang