Turkey

89 9 2
                                    

Clara POV

Kemarin untung saja ada Fahrian yang nganterin kebandara kalau andai saja kemarin ga ada Fahrian pasti gue udah ada ditempat terkutuk itu.

"ok hari ini kita jalan-jalan kan rugi udah disini masa langsung balik" kata Clara bermonolog.

Its time to tell my secretary. Batin Clara.

🍃🍃🍃

Dilain tempat Fahrian dan Fauziah akan bertemu dengan orangtuanya.

"akhirnya mami pulang yah kak" kata Fauziah.

"iya dek" jawab Fahrian singkat.

"tapi kok ziah malah ngerasa ada yang aneh yah kak" kata Fauziah mengeluarkan statement nya.

"emangnya kenapa dek?  Kan bagus mami dan papi mau kesini" kata Fahrian.

"kalau di inget-inget mama sama papi pergi mendadak nah sekarang juga dadakan, semuanya serba dadakan bang terus dulu kalau ditelponin ga pernah dijawab sama sekali" kata Fauziah.

"tau kan dek kalau perusahaan papi ada diberbagai negara jadi wajarlah, siapa tau perbedaan waktukan dek" kata Fahrian yang asik dengan ayunan yang ada di kamar Fauziah.

"tau deh bang" kata Fauziah.

Tapi dalam pikiran Fauziah semua ini menjanggal.

🍃🍃🍃

Sementara itu Clara sudah tiba ditempat yang ia kunjungi untuk liburan dadakannya, tempat itu adalah safana luas dengan batuan yang menjulang menambah keindahan tempat ini. Yahh... Sekarang Clara berada di tempat wisata balon gas di Turki, salah satu destinasi yang wajib dikunjungi bila berkungjung kenegara ini.

"naik atau tidak ini? " tanya Clara pada dirinya sendiri.

"tapi udah jauh-jauh kesini masa ga naik kan sayang" kata Clara lagi.

Akhirnya Clara menuju ketempat pembayaran dan menunggu balon gas yang sedang dipompa dengan api sbil menunggu oranglain yang mempunyai tujuan sama untuk menaiki balon raksasa ini.

"akhirnya...bismillah" kata Clara disaat dirinya memasuki balon raksasa itu.

Dari atas Clara dapat melihat beberapa rumah dan desa-desa kecil, uniknya rumah orang setempat berada dalam batuan yang menjulang tinggi dan tak banyak dari anak-anak dibawah sana yang melambaikan tangan kepada kami.

"masyallah banget dah" kata Clara.

Clara tak henti-hentinya mengarahkan cameranya dan membidik objek yang akan ia abadikan melalui lensa cameranya itu. Walaupun camera zaman sekarang sudah dilengkapi dengan berbagai macam lensa untuk mendapatkan hasil yang lebih bagus tentunya tapi tak akan ada camera yang dapat mengalahkan mata manusia, sebenarnya pembuat camera merancang cameranya dengan menggunakan mata manusia sebagai acuannya.

🍃🍃🍃

"apa mami sama papi masih lama yah bang" tanya ziah.

"ga tau dek seharusnya mami sama papi udah tiba 15 menit yang lalu" kata Fahrian sambil melihat jam tangannya.

Mereka saat ini berada direstoran menunggu kedatangan orangtua mereka tapi sudah lewat beberapa menit orangtua mereka tak muncul.

"ziah ngantuk bang" kata Fauziah yang sudah bosan.

"mau gimana dek kita harus nunggu mami sama papi, kata uncle Reza mami papi cuman makan siang sama kita karena harus bertemu dengan kolega bisnisnya.

Fauziah yang mendegar perkataan abangnya hanya mendengus lalu menggunakan kedua tangannya sebagai tumpuan lalu wajahnya ia sembunuikan di kedua tangannya tersebut.

Fahrian yang sedari tadi selalu berpikiran postif kini sudah mulai jenuh, gimana tidak dia dan adiknya sudah hampir 4 jam menunggu kedatangan orangtunya.

"Ziah kita pulang saja" kata Fahrian sambil menggoyangkan lengan Fauziah.

"hmmmm.... papi sama mami ga jadi datang yah bang?" tanya Fauziah.

line...... Notif hp Fahrian berbunyi

"maaf papi mami mu hari ini tidak sempat datang menemui kalian karena ada pertemuan mendadak" Kira-kira begitulah pesan teks tersebut.

"iya dek, papi mami ada urusan mendadak" timpal Fahrian dengan mimik muka yang kecewa.

Fauziah yang tak kalah kecewe mendengar perkataan abangnya pun mulai beranjak dari tempatnya tanpa sekata apapun dan diiukuti oleh abangnya.

                                                                                       ---                  

Keesokan harinya dengan rutinitas yang sama Fahrian memulai harinya bergelud dengan laptopnya dan setumpuk berkas yang menjulang tinggi dimeja kerjanya.

"Fahrian sepertinya kalian harus Home schooling " Kata Uncle Reza yang muncul tiba-tiba dari balik pintu.

"kok tiba-tiba begini Uncle?" tanya Fahrian dengan alis yg berkerut mendengar perkataan pamannya ini.

"hmmmmm.... ini saran dari papi kamuu, sepertinya kalian akan menetap tuk beberapa bulan atau bahkan tahun dinegara ini" jawab Uncle Reza dengan mimik muka yang serius sambil menatap diriku.

"yahh ga gini dong Uncle klo ian ga masalah dengan keputusan papi tapi ziah gimana Uncle, ga mungkin ziah balik ke Indo sendiri kan?" timpal Fahrian.

"hmmmmm.... ini yang papi mu khawatirkan" jawab Uncle Reza

"Uncle taukan klo ian dan ziah ga pernah pisah satu sama lain" jawab Fahrian lagi

"kalian sudah seperti blanko ga bisa dipisah" jawab Uncle Reza sedikit bingun.

"hmmmm... ian tinggal disini tapi adek ian juga harus disini" kata Fahrian sambil menaikkan alisnya sebelah.

"okayyy..... nnti Uncle sampaikan kepada orangtua kalian" kata Uncle Reza.

"okay Uncle......"  jawab fahrian.

Uncle Rezapun meninggalkan ruang kerja Fahrian sambil bermonolog "ada apa ini sebenarnya"  katanya yang menimbulkan banyak pertanyaan dikepalanya itu.


hello guyss.... hehehe sorry author baru mulai nulis lagi :)                                                                   


IT'S A TWINS (SEQUEL BECOME YOUR SELF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang