Do You Remember? #2

662 96 6
                                    

Sunghoon menghentikan motornya di depan sebuah rumah sederhana karena Jungwon mengaku itu adalah rumahnya.

Ia segera turun dari motor, membuka helmnya kemudian menyerahkannya ke Sunghoon.

"Makasih ya, Kak."

Mereka sampai dengan sedikit agak terlambat karena Sunghoon yang bawa motornya dengan kecepatan rendah.

Biasanya Jungwon akan sampai di rumah dalam waktu lima belas menit, maka hari ini dalam dua puluh menit.

Sunghoon menoleh, menerima uluran helm dari Jungwon kemudian menyimpannya.

"Kamu bilang rumah kamu dekat?" selidik Sunghoon karena kemarin siswa baru ini tidak mau ikut pulang bersamanya dengan alasan rumahnya dekat.

Namun setau Sunghoon, ini cukup jauh meskipun tidak terlalu jauh juga. Tetapi bisa dibilang agak jauh lah.

"Eee ..." Jungwon menggaruk kepalanya, "ya gitu, Kak. Aku udah terbiasa jadi rasanya dekat, hehe."

Sunghoon menggeleng maklum, "ya sudah kalo gitu, aku pulang dulu."

"Eh iya, hati-hati, Kak. Maka—"

"Heh! Disitu kamu rupanya!"

Jungwon dan Sunghoon serentak menoleh ke asal suara yang berasal dari depan rumah Jungwon.

Ia adalah ibu Jungwon, lebih tepatnya ibu yang mengadopsinya.

"Darimana saja kamu, hah?!" Ibunya menarik tangan Jungwon kasar agar anaknya ikut dengannya masuk ke dalam, ia seolah tak memperhatikan keberadaan Sunghoon yang menatapnya sedikit terkejut.

Jungwon menurut dan dengan agak kesusahan mengikuti langkah ibunya masuk ke dalam, meninggalkan Sunghoon sendirian.

"Kamu gak tau berapa uang yang ibu habiskan untuk sekolahmu?! Kenapa pulang terlambat, hah?! Gak ingat kamu harus latihan taekwondo?! Jangan sia-siakan uang ibu yang keluar buat latihan kamu kalo akhirnya kamu gak pergi latihan!"

Bentakan itu dapat Sunghoon dengarkan meskipun kedua orang itu sudah masuk ke dalam rumah.

Sunghoon mengernyit, kenapa ibunya tidak bisa bicara baik-baik? Oke Sunghoon paham, setiap orang tua mempunyai cara yang berbeda untuk mendidik anaknya.

Namun, ini terlihat seperti ibunya perhitungan dengan uang yang ia keluarkan untuk sekolah temannya itu.

Sunghoon jadi tidak habis pikir. Atau mungkin Sunghoon yang merasa aneh karena selama ini ia hidup dengan berkecukupan. Mungkin juga karena keterbiasaan.

Tapi apa? Taekwondo? Sunghoon jadi ingat seseorang. Benar sekali, pertemuan pertama dan terakhirnya dengan teman lamanya adalah ketika temannya sedang memakai pakaian taekwondo.

Sunghoon menghela nafas, setiap apa yang ada didiri siswa baru itu, selalu mengingatkannya kepada Jungwon temannya dulu.

Akhirnya Sunghoon memilih untuk membawa motornya pulang dan tidak membuat ibunya khawatir karena ia pulang terlambat.

Namun, saat Sunghoon hendak melajukan motornya, kegiatannya terhenti saat mendengar seseorang berteriak di belakangnya.

"Heh! Kamu jangan dekati anak saya lagi! Pasti dia terlambat pulang gara-gara kamu, 'kan?! Besok jangan bawa anak saya lagi bersamamu, kamu mengganggu waktunya!"

Setelah membentak seperti itu, ibu Jungwon kembali masuk ke dalam tidak mempedulikan Sunghoon yang terdiam mendengarnya.

Baiklah, mungkin Sunghoon tidak diperbolehkan untuk mempunyai seorang teman.

𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐓𝐡𝐢𝐧𝐠𝐬 [𝑆𝑢𝑛𝑔𝑤𝑜𝑛]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang