Jam menunjukan pukul delapan malam,
Keluarga Kafadha berkumpul di meja makan, mereka baru selesai melakukan makan malam. Namun belum ada juga yang beranjak dari bangku masing-masing.
Kepala meja terisi oleh seorang kepala keluarga, di samping kirinya terdapat sang istri juga anak perempuan bernama Naya dan di samping kanan terdapat anaknya yang paling tua yaitu Nalladeva, di dekat Nalla ada Naradiva.
Keluarga Kafadha merupakan keluarga kaya yang sangat harmonis.
"Bagaimana sekolah kalian hari ini?" Tanya sang ayah, Devan Kafadha namanya.
Devan Fahri Kafadha adalah seorang pengusaha yang sukses sedari muda, Ia memiliki isteri cantik bernama Aluna Radha Syifa, ibu dari Nalla dan Nara.
"Baik pah," jawab Nalla dan Nara secara kompak.
"Pah kayanya bang Nalla lagi jatuh cinta," Naya pun membuat mereka semua menoleh, bahkan Aluna yang sudah berdiri memberesi piring pun menghentikan langkahnya.
Renaya Andria Kafadha, merupakan anak yang manis menduduki sekolah menengah pertama, adik dari Nalla dan Nara.
"Serius kamu sayang?" Sang ibu pun bertanya pada putrinya dengan senyuman yang merekah.
"Iya ma, tadi di taman dekat toko buku Kencana, aku lihat bang Nalla duduk sama cewek," kata Naya dengan tawa menggoda dan melihat ke arah Nalla.
Nalla menatap Naya dengan tajam, jadi tadi ada Naya di taman itu, tamatlah riwayat Nalla pasti jadi bulan-bulanan keluarganya .
"Gue nggak percaya Nay, Nalla aja dingin gitu kok," pancing Nara, namun matanya melirik Nalla dengan sambil menahan tawa, 'bisa nih, gue ceritain ke Alan sama Dira,' batinnya dengan senyuman mengejek.
Nalla yang tau akan tatapan saudara kembarnya pun menatap Nara seolah berkata 'jangan coba-coba lu.'
"Papa juga nggak percaya dek, Abang mu kan kulkas berjalan," Ayah Nalla ikut menertawakan anaknya itu.
"Pada nggak percaya sih, nih buktinya," semua yang ada di meja makan itu pun melihat ke arah Naya.
Naya mengeluarkan sebuah ponsel dari saku nya, ponsel itu menampilkan wajah Nalla yang sedang berbincang dengan perempuan. Sayangnya perempuan itu tak terlihat wajahnya.
"Hah, mana-mana mama lihat," Aluna merebut ponsel anaknya, lalu di lihatnya dengan saksama.
"Eh mama, Nara juga mau lihat." Nara berlari ke sisi di mana mamanya, lalu ikut melihat ponsel Naya.
"Papa juga mau," bahkan Devan ikut melihat foto itu. "Wah beneran, ternyata anak kita sudah besar ya ma."
Keluarga itu lalu menatap Nalla dengan pandangan menggoda, sedang kan Nara dan Naya ber tos ria lalu memandang Nalla dengan pandangan mengejek.
"Mantap dek," kata Nara.
Tamat riwayat Nalla, bagaimana ia bisa tak tahu keberadaan adiknya, saat berada di taman bersama Alidra, Nalla juga merutuki kebodohan nya.
***
Sedangkan di lain tempat,
Tepatnya di ruang keluarga milik Gardharel Family.
Dengan kepala keluarga sedang membaca koran dan sang istri yang tengah menemani suaminya sambil melukis.
Mereka adalah Radrian Gardharel dan Jingga Ayumi.
Serta anak-anak nya yang sedang bermain PS di dekat mereka, Alandra dan Adira.
"Bunda, bunda sedang gambar apa?" Tanya Adira , sang anak perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alidra Deora
Fiksi RemajaKisah ini berawal dari Nalladeva, seorang siswa SMA Langit Biru, yang menemukan sebuah buku berjudul 'Sederet Mimpi' dengan nama penulis di bawahnya 'Ali De' dan sketsa wajah dari seorang perempuan, setelah pertandingan futsal di SMA Kusuma. Buku ya...