Makam

23 0 0
                                    

Siang itu di kelas IPS A SMA Langit Biru adalah mapel olahraga dengan pak Didi sebagai guru mapel tersebut.

Namun hari ini pak Didi tidak hadir, jadi di kelas itu jam kosong.

"Lu jahat banget sih sama kita," Nara, Alandra ,dan Adira masih menuntut jawaban dari Nalla.

"Kalian itu kenapa sih? Perasaan dari tadi bahas itu mulu," ujar Nalla yang jengah mendengar kan grutuan dari sahabat-sahabatnya.

"Ya elu main rahasia-rahasia sama kita!" Kata Alandra dengan hebohnya, "makanya ngaku dong, lu sama siapa di sana?"

"Pada ngapain sih Der, mereka?" Kata Haury sedikit berbisik ke arah Alidra.

"Ga tau," ujar Alidra sambil mengedikan bahunya, namun sesekali menatap mereka lucu.

"Nanti lu ada waktu nggak? Kita jalan-jalan yuk!" Kata Haury lagi. Sebenarnya Haury tau Alidra tak punya banyak waktu untuk sekedar jalan-jalan. Memang sulit sekali mengosongkan waktu Alidra.

"Besok aku baru bisa jalan, hari ini aku nggak bisa. Aku mau ngurus pesanan lukisan," kata Alidra setengah berbohong, siang nanti sebenarnya Alidra akan memindah batang-barang yang akan di butuhkan untuknya berjualan di bekas ruko yang di pakai Bu Sarah kemarin.

Jika Alidra bilang pada Haury, mungkin Haury akan ikut kerepotan membantu Alidra memindahkan barang, Alidra tidak mau merepotkan orang lain selagi ia bisa melakukan pekerjaan nya sendiri.

"Yes, beneran besok lu bisa jalan," Haury pun memekik senang.

"Iya beneran," ucap Alidra dengan senyuman nya.

"Ship kita jalan-jalan ke Timezone, sama ke taman ya," kata Haury dengan nada gembiranya, sedangkan Alidra mengangguk kan kepalanya sambil tersenyum.

Adira pun mendengar pembicaraan Haury dan Alidra, ia mengerucutkan bibirnya.

Adira lalu menghampiri Haury dan Alidra.

"Kalian mau pergi tanpa gue? Gue mau ikut." Ujar Adira duduk di bangku kosong samping Alidra.

"Iye lu boleh ikut kok," ujar Haury dengan bahagia nya.

"Yeyyy, ini beneran kan. Aaaa akhirnya Dira punya teman cewek juga, nggak sama mereka terus" Adira kelewat senang, pasalnya selama ini ia hanya berteman dengan Alandra, Nalla, dan Nara.

Sedangkan ketiga cowok itu, mereka mendengus kesal mendengar kata-kata Adira.

"Iya, kamu ikut aja. Kita juga senang kok saat masuk ke sekolah ini langsung dapat teman," ujar Alidra dengan senyuman manis yang selalu terpatri di bibirnya.

Alandra sedari tadi mengamati Alidra yang tersenyum, ia seperti kenal dengan senyuman itu, senyuman yang meneduhkan. Tak lupa ia juga melihat mata Alidra, mata dengan iris mata seperti galaksi itu mengingat kan nya pada seseorang.

Alandra pun tersentak kaget, ia sepertinya menyadari sesuatu....

Nalla melihat Alandra yang sedari tadi mengamati Alidra pun menyenggol tangan Alandra, dan menatap tak suka. Setelah itu ia pura-pura melihat ke arah lain.

"Apaan sih Nal?" Alandra memukul pundak Nalla.

"Ga sengaja, " kata Nala singkat.

'apakah ini adalah teka-teki, apa aku sedang mengisi kotak menurun dan mendatar. Aku menyadari itu. Apakah dia bagian yang hilang? ' Alandra bertanya-tanya pada dirinya, dan bingung, setelah ia memperhatikan Alidra.

***

Di lain tempat,

Sepasang suami istri sedang berada di dalam rumahnya yang mewah itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alidra DeoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang