Suasana kantin SMA Langit Biru begitu rame.
"Kita duduk di sana ya," ujar Adira menggandeng tangan Alidra dan Haury.
Mereka pun duduk mengelilingi meja, di sana ada Adira, Alidra, Haury, Alandra dan Nara.
"Mau pesen apa? biar gue pesenin," ujar Alandra berdiri kembali.
"Gue soto aja sambelnya banyakin, dan jus alpukat." kata Adira.
"Gue siomay sama jus jambu," ujar Nara.
"Di kantin ini ada makanan apa aja?" Tanya Haury bingung ingin memesan apa.
"Ada banyak makanan lah," kata Alandra.
"Hmm, gue mie ayam aja deh , sama minumnya jeruk," Ujar haury.
"Lu mau pesen apa?" Tanya Alandra pada Alidra yang sedari tadi diam.
"Air mineral," ujar Alidra sambil tersenyum.
"Der, gue jajanin aja ya, pesen yang lain!" Kata Haury.
Haury tau bahwa Alidra mungkin hanya membawa uang saku yang tidak cukup untuk membeli makanan di kantin.
"Nggak usah, aku air mineral aja udah, aku lagi nggak laper kok." Alidra gadis ceria, dalam keadaan apapun ia masih menunjukkan senyumnya. Ia juga akan memendam masalah nya.
Alidra adalah sosok yang tertutup, Haury yang dekat dengan Alidra dari lama pun tak pernah tau diri Alidra.
"Ya udah gue pesen dulu," kata Alandra, lalu Alan melangkahkan kakinya meninggalkan tempat teman-temannya itu.
"Lu beneran kenyang, atau lu nggak enak sama gue?" Haury tiba-tiba berceletuk ke arah Alidra.
"Aku emang kenyang kok," ujar Alidra dengan wajah meyakinkan.
Tak lama setelah itu Alandra sudah kembali ke meja itu, di ikuti oleh dua perempuan penjaga kantin.
"Ini mbak meja saya, makanannya taruh aja ya," ujar Alandra dengan wajah penuh keceriaan.
Diantara mereka memang Alandra yang paling humble, mudah bergaul, dan tentunya ceria.
"Makasih ya mbak, maaf selalu ngerepotin," Alandra cengengesan.
"Tidak apa, tuan muda." Kedua mbak itu dengan tangan hormat dan nadanya yang jenaka.
"Alan aja mbak! kalau di sekolah anggap aja saya bukan anak pak Radrian." Alandra menanggapi guyonan mbak-mbak itu.
"Heh terus lu anak siapa? Lu bukan kembaran gue dong," kata Adira sambil menabok pundak Alandra.
"Canda sayang," Alandra menarik badan Adira , lalu di peluknya dengan sayang.
"Sayang pala lu peang," Nara pun ikut menyambung.
Kedua mbak kantin melihat mereka dengan senyum geli nya,
"Ya sudah ya tuan muda dan nona-nona kami pamit dulu." Mbak kantin itupun meninggalkan mereka setelah mendapat anggukan.
Alidra dan Haury sejak tadi hanya menjadi penonton kejadian itu, sesekali mereka tertawa.
"Lu mau makan semua itu?" Ujar Nara ketika melirik sate pesanan Alandra ada dua porsi .
Alandra menggeleng, ia melepaskan pelukannya dari Adira.
"Ini untuk Rapunzel," Alandra menyerahkan satu porsi sate yang di pesannya ke arah Alidra.
"Loh aku tadi kan cuma pesan air mineral." Potong Alidra, merasa tak enak.
"Udah makan aja, itu buat lu," Alandra berucap lagi di sertai senyum menawan,
Haury yang melihat tatapan tidak enak dari Alidra pun mengelus punggung gadis itu seolah berkata 'terima aja!'

KAMU SEDANG MEMBACA
Alidra Deora
Novela JuvenilKisah ini berawal dari Nalladeva, seorang siswa SMA Langit Biru, yang menemukan sebuah buku berjudul 'Sederet Mimpi' dengan nama penulis di bawahnya 'Ali De' dan sketsa wajah dari seorang perempuan, setelah pertandingan futsal di SMA Kusuma. Buku ya...