[25] KHAWATIR

245 18 0
                                    


Masih ada yang stay nunggu ceritanya aku up?

Heheh maaf yah udah telat upnya...

Kalau gitu..

──────⊹⊱✫⊰⊹──────
selamat membaca
──────⊹⊱✫⊰⊹──────










" Pasien mengalami pendarahan pada kepalanya.. dan hal itu membuat pasien tidak sadarkan diri hingga sekarang. Tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin."

Ucapan dokter masih terngiang-ngiang di benak askar ia menggenggam tangan Vika yang terpasang selang infus. Bahkan tubuh gadis itu banyak di pakai alat bantu. Sungguh hal yang membuat laskar hampir menangis.

"Dek... Bangun yahhh, biar bisa berantem bareng Abang lagi...." Ujar laskar dengan sekuat tenaga. Jika saja malam itu ia pulang bersama Vika mungkin gadis itu tidak akan celaka.

Flash back..

Air mata mulai turun perlahan di pipinya. Vika bisa melihat cahaya lampu mobil dan juga suara klakson. Perlahan ia memejamkan matanya. Ketika mendengar suara benturan di ikuti dengan tubuhnya yang melayang di udara.

Helm yang tadinya terpasang di kepalanya. Terpental jauh. Hingga membuat kepalanya menghantam trotoar. Membuatnya merasakan sakit di kepalanya. Darah pun mulai mengalir. Membuat Vika tersenyum kecil.

"Abang...." Lirihnya dan perlahan memejamkan matanya.

Yang terakhir kali ia lihat adalah beberapa orang yang memanggil namanya.

Laskar mengecup pelan pelipis Vika. Dan langsung beranjak pergi keluar dari ruangan milik gadis itu.

"Kar" panggil Jeremy, namun tidak di hiraukan oleh cowok itu. Ia langsung pergi meninggalkan mereka. Membuat Jeremy menghembuskan nafasnya pelan.

Laskar mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Menuju tempat dimana Vika kecelakaan.

Motornya berhenti tepat di depan garis polisi. Ia langsung berjalan melewati garis polisi tersebut. Dan perlahan mencari sesuatu.

Dapat..

Laskar tersenyum kala mendapatkan apa yang ia cari. Buru-buru ia langsung pergi meninggalkan tempat tersebut.

Pukul 03 dini hari, Dika sampai di Jakarta, lebih tepatnya di rumah sakit. Dimana adik satu-satunya di rawat. Mendengar Vika kecelakaan Dika langsung buru-buru pulang. Bahkan mama dan papanya juga ikut bersamanya.

"Dek... Abang pulang... Bangun yahh" ujar Dika sembari mengelus lengan adiknya itu. Hatinya terasa terisi kala melihat wajah adiknya yang memar, peban di kepala. Dan tubuh adiknya di penuhi dengan alat-alat rumah sakit.

"Sorry ka, gue gak bisa jaga Vika " ujar Jeremy menyesal.

"Kata dokter, hanya ada lima persen, kemungkinan adek lo bakal sadar...."

"Diam bangsat!, Adek gue bakal sadar! Mau berapa persen pun yang di bilang dokter! Vika bakal sadar..." Bantah Dika. Membuat Jeremy menundukkan kepalanya.

"Bakal gue cari orang yang udah lakuin ini ke dia! Kalau sampai adek gue kenapa-kenapa?... Gue bubarin Tiger Fang Malam ini juga!"

°°°°

Anya mengigit kuku jarinya. Karena dari semalam ia tidak mendapatkan kabar dari Vika. Bahkan nomor milik gadis itu tidak aktif.

FUCKGIRL CENDANA ( TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang