°°Eleven°°

35 6 2
                                    

Selamat Membaca, Readers..

° ° ° °

Dua hari kemudian.

Kini Rani telah di perbolehkan untuk kembali ke rumah. Tentunya, setelah pihak  dari rumah sakit melihat keadaannya yang sudah cukup membaik setiap harinya. Melihat kondisi Rani yang seperti itu, membuat Anggara berniat untuk berkunjung ke rumah dirinya tinggal bersama dengan Santi. Tujuannya sebenarnya ingin mencari tahu keberadaan Zenatha. Sudah beberapa hari ini dia tidak melihat putrinya itu. Putri yang dahulu selalu mencari-cari kehadirannya, selalu menunggu kepulangannya dan selalu berada di sisinya. Namun sekarang? Terlihat sekali jarak di antara mereka semakin jauh.

Setiba di depan pintu rumah itu, Anggara memutuskan untuk membukanya. Keadaannya begitu sepi, seperti tidak ada kehidupan di sana. Ternyata benar, setelah bertemu dengan asisten rumah tangga di sana, Anggara mendapatkan sebuah informasi jika di rumah itu memang sedang tidak ada siapa-siapa selain Mira, asisten rumah tangga di rumah itu.

Tanpa mengulur waktu lebih lama lagi, Anggara memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah itu dan menancapkan gas mobilnya kembali. Di perjalanan sesuatu membuat fokusnya teralih, tepat di hadapannya seorang lelaki terlihat sedang mendorong sebuah motor. Setelah di perhatikan ternyata Anggara pernah melihat lelaki itu, jika tidak salah di kampus tempat Zenatha berkuliah.

"Motornya kenapa, Nak?" Tanya Anggara yang sudah turun dari mobil miliknya itu.

Azzam yang mendengar itu memutuskan untuk menoleh. "Ini Om, kehabisan bensin."

"Yasudah, motornya di tinggal di sini saja, biar nanti saya suruh orang untuk mengurus ini dan kamu ikut dengan saya." Ucap Anggara yang membuat Azzam merasa tidak enak.

"Saya gak ngerepotin, Om?" Tanya Azzam untuk memastikan.

Anggara menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa, kamu ingin pulang atau ke mana?"

Azzam mengangguk. "Iya, saya ingin pulang, Om."

"Baiklah, saya antar kamu ke rumah." Balas Anggara. "Kamu masih ingat dengan saya kan?"

"Iya Om, masih." Balas Azzam dengan sedikit canggung.

"Sebelumnya, nama saya Anggara, nama kamu?" Ucap Anggara memperkenalkan dirinya.

"Saya Azzam, Om." Balas Azzam lagi.

Setelah itu, Anggara langsung menyuruh Azzam untuk masuk ke dalam mobil miliknya dan bergegas menuju ke kediaman Azzam.

Setiba di depan halaman rumah Azzam, Anggara memutuskan untuk menghentikan laju mobilnya.

"Om, berkenan untuk mampir?" Tanya Azzam menawarkan dengan nada sopan.

"Lain kali saja, Nak Azzam." Balas Anggara tersenyum ramah.

"Sebelumnya terimakasih banyak, Om." Ucap Azzam yang di balas anggukan dari Anggara dan kemudian memutuskan untuk turun dari mobil itu.

Setelah melihat mobil Anggara yang sudah melaju semakin jauh, Azzam memutuskan untuk masuk ke dalam rumahnya. Kebetulan dirinya memang sedang tidak ada jadwal kuliah hari ini. Namun, sesuatu berhasil membuatnya menghentikan langkahnya seketika, ketika sampai tepat di depan pintu masuk rumahnya. Zenatha, perempuan itu ada di dalam rumahnya, benarkah dia?

"Udah balik, lu?" Tanya Zenatha setelah menyadari kehadiran Azzam. "Kata Babeh lu abis dari makam Enyak, iya?"

Azzam mengangguk. "Iya gue udah balik dan iya gue abis dari makam Enyak, kenapa?"

Zenatha menggeleng pelan. "Gak papa."

"Lo ngapain ada di sini?" Tanya Azzam dengan cukup penasaran.

ZENATHA [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang