Kian lama menunggu, akhirnya festival seni kembali meramaikan jalan. Para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, aku dan Louis termasuk ke dalam kategori penyanyi solo. Tidak semua peserta mendapat kesempatan untuk tampil hari ini, hanya beberapa saja dari kategori berbeda, dan payahnya aku terpilih untuk tampil pada pembukaan festival. Cia dan MAM-0097 akan tampil di penutupan festival, yang mana acara itu akan diadakan empat hari lagi dari sekarang. Guru-guru pembimbing mengatakan bahwa festival ini akan dibuka dengan suasana yang tenang, maka dari itu aku dan laguku harus tampil lebih dulu.
"Jadinya pake piano?" Louis mengangguk sebagai respon. Ia sedang sibuk melirik penari-penari ballet yang menjalankan latihan di kelas seberang, ia terpesona akan lincahnya gerakan mereka. Aku dengar kelompok ballerina itu adalah giliran pertama, itulah mengapa mereka sedang bersiap. Gugup aku setelah menyaksikan kesiapan mereka, maka dari itu kutanya Louis sekali lagi agar semangatku kembali, "Pianonya udah di aula kan?"
"Iya, udah. Cuman letaknya ada di pojok ruangan, jadi gue ga bisa nemenin lu di tengah panggung, gapapa?" Mataku membelalak mendengar pernyataannya, panik merambat ke seluruh tubuhku. Aku sering berdiri di atas panggung, namun tak pernah sendirian, entah apakah aku tidak akan berakhir pingsan di tengah jalan penampilan. "Tenang, gue yakin lu bisa."
☆★☆
Aula begitu ramai, aku pandangi para penonton dari samping panggung sembari menunggu namaku dan Louis dipanggil oleh pembawa acara. Tanganku gemetar, kutolehkan kepala ke arah Louis, meminta pertolongan dan sedikit ucapan penyemangat. Ia sadar saat membaca raut wajahku, laki-laki itu menggenggam tanganku erat dan menariknya perlahan ketika seseorang memanggil nama kami. Suara pembawa acara terdengar samar, yang bisa kudengar hanya bisik-bisik penonton yang terasa kencang bagi telingaku.
Helios, salah satu pembawa acara, tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya kepadaku. Aku balik tersenyum sebelum memberi hormat singkat bersama Louis ke para hadirin. Kami mengambil tempat duduk di bangku depan piano yang sempit, iya, kami. Louis tampak kebingungan, tapi dia yakin padaku dan membiarkan aku duduk bersamanya sebentar. Seorang panitia menyerahkan satu mikrofon kepadaku, lalu lampu aula pun diredupkan dan jari Louis yang lincah mulai bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moving O-not
Romance"Do you tell them they're the most beautiful person you've ever seen? An eternal love bullshit you know you'll never mean. Remember when I believed you meant it when you said it first to me?" Visualized by : Son Dongju Inspired by : Driver's...