Moe Date [2] 𓆩♡𓆪

162 47 75
                                    

Seberat-beratnya pekerjaan akan lebih ringan kalau nggak dikerjakan.

-Moe Date-

Mungkin menjadi hal yang begitu langka, atau teramat sangat tidak biasa, melihat Shota yang tengah bergandengan dengan sosok cewek cantik di tempat umum. Sepanjang perjalanan mereka, cewek bernama Mayumi itu selalu membuat jantung Shota berdebar begitu kencang. Ditambah lagi, tatapan dari orang sekitar yang terfokuskan ke dua remaja tersebut. Tak heran beberapa orang yang melihat berdecak kagum.

"Apa mereka pacaran? Beruntung banget cowok itu dapetin cewek cantik, mulus, spek bidadari. Aku juga mau!" seru seseorang lain sembari berdecak kagum.

"Ceweknya imut banget ... kenapa dia mau jalan sama cowok modelan kayak gitu?"

"Paling dia cuma memanfaatkan harta cowoknya."

Kira-kira seperti itu pembicaraan orang lain yang menjadi saksi kencan antara Shota dan Mayumi. Banyak yang membicarakan mereka, membuat Shota merasa gugup dan risih saja.

Berusaha untuk tidak memedulikan puluhan pasang mata yang menilik ke arahnya, Shota melirik tangannya yang digenggam erat oleh cewek di sampingnya. Dalam diam, Shota meneguk ludah secara kuat. Sebelumnya, hubungan yang dijalani bersama Seina—Mantannya, memang seromantis ini. Namun, kehadiran Mayumi sedikit berhasil membuat rasa sakit yang diderita hilang perlahan tanpa disadari. Hari-hari sepi yang Shota alami perlahan digantikan oleh sikap manis dari Mayumi.

Karena terlalu fokus beradu dengan pikiran sendiri, Shota baru sadar dia dan Mayumi telah memasuki kafe bernuansa estetik. Mereka duduk berhadapan. Pandangan Shota tak lepas dari Mayumi yang duduk dengan anggun sambil menarik kedua sudut bibirnya, tersenyum hangat ke arahnya. Terihat manis. Tetapi perhatian keduanya teralihkan oleh sosok pelayan yang baru saja datang menghampiri meja.

"Selamat datang, Mas, Mbak. Mau pesan apa?" tanya pelayan tersebut.

Mayumi melempar senyum ke arah Shota. "Disamakan aja. Kamu mau apa?" tanyanya sembari menatap ke arah Shota.

Shota terlonjak kecil. "A-aku ikut kamu aja." Cowok itu menggenggam tangannya sendiri di bawah meja. Sialnya, rasa gugup semakin tak terarah. Wangi tubuh dari Mayumi sangat tercium jelas di indra penciumannya.

"Kalau begitu, kami pesan dua piza berukuran besar dan dua jus alpukat, Mba" ujar Mayumi.

Shota kontan membulatkan matanya. "HAH?!" selanya yang terkejut usai pelayan pergi dari sana.

Mayumi menatap Shota dengan dahi yang berkerut.

"Kenapa? Kamu nggak suka?" tanya dia.

Shota menggigit bibir bawah sambil merutuk dalam hati. Bisa-bisanya dia mengucap spontan seperti tadi. Benar-benar memalukan!

Cowok itu menggaruk belakang kepala yang tidak gatal. "E-enggak, kok ... nggak ada apa-apa, aku suka."

Melihat raut wajah Shota yang gugup, Mayumi tertawa kecil. Hanya dengan melihat tawa dari Mayumi, Shota  kontan terpukau. Jujur, Mayumi sangat menawan.

Shota kembali terdiam sejenak, menatap pemandangan indah di hadapannya. Rasanya sayang jika dilewatkan begitu saja.

Selang beberapa detik, cowok berambut hitam  itu mengerjap karena tersadar akan Mayumi yang melambaikan tangan ke arahnya.

"Kamu kenapa?"

Shota hanya menggeleng sebagai jawaban. Mayumi pun hanya manggut-manggut mengerti. Suasana dari keduanya mendadak hening. Mayumi fokus memainkan ponsel sendiri, sedangkan Shota memilih untuk diam.

Moe Date [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang