Jangan terlalu cepat merasa istimewa. Dia memperlakukanmu sama seperti orang lain. Jadi, jangan buru-buru memiliki rasa.
-Moe Date-
Shota mengerjap. Ia mendapati hantaman gelap ketika memaksa matanya terbuka. Cowok itu telah memejam belum begitu lama, tetapi ada sesuatu yang membuatnya terbangun. Shota bangkit sambil mengucek mata, lalu mengumpulkan kesadarannya.
Terdengar suara bel pintu rumah beberapa kali. Shota melangkah gontai. Ia menguap beberapa kali, menahan rasa kantuk yang masih menyelimuti diri sendiri. Tangannya membuka pintu perlahan. Pandangannya menangkap sosok cewek yang berdiri di balik pintu dengan wajah tertekuk.
Shota membelalak. "A-ada apa, Mayumi? Ini udah malam, kenapa kamu ke sini?" tanyanya heran.
Mayumi mendengkus, lalu tatapannya turun ke arah bawah, lebih tepatnya ke kucing yang ada pada gendongannya.
"Kenapa dia tiba-tiba masuk ke dalam rumahku?" Ia menggeram kesal. "Udah kubilang berapa kali, aku nggak suka kucing!" serunya.
Cowok itu meraih kucingnya dari dekapan Mayumi. Shota menyunggingkan senyum. "Kalau nggak suka, kenapa tadi digendong?" goda dia.
Mayumi berdecak pelan. "Terpaksa, biar dia mau dibawa pulang," timpalnya dengan nada kesal.
Shota terkekeh. Ia menggendong kucing miliknya. Mengusap bulu kucing itu dengan lembut seraya berbisik, "hei, tetangga kita yang sekarang itu galak banget. Dia nggak suka sama kamu, Mimi. Jadi, jangan nakal, ya ...."
Mayumi menganga saat melihat Shota yang berbicara dengan kucing tersebut. "Nggak waras," sela cewek itu.
"Maaf, ya, kalau Mimi ganggu kamu." Shota tersenyum tipis. "Mimi kayaknya suka sama kamu."
"Namanya Mimi? Kucingmu dinamain?"
Sang lawan bicara tampak mengangguk. "Semuanya punya nama. Bahkan ada kartu keluarganya. Ada Mimi, Mumu, Momo, Mama–"
"Cukup!" potong Mayumi. Ia memijit keningnya sendiri. "Semakin lama aku mendengar penjelasanmu, semakin nggak jelas dirimu nanti."
Shota tertawa pelan. "By the way, inget besok, ya," sergahnya.
Mayumi menghela napas. "Jangan terlalu lama. Aku nggak suka menunggu."
"Oke," sahut Shota mantap. "Aku mau balik tidur. Kamu juga tidur."
Keduanya berpisah saat itu juga. Shota dan Mayumi sama-sama masuk ke dalam rumah mereka kembali.
Namun, saat Shota akan menarik selimut, sebuah notifikasi dari ponselnya membuat cowok itu mengurungkan niat. Ia meraih benda pipih yang ada di atas nakas, lalu membuka pesan yang baru saja masuk, berasal dari nomor tak dikenal.
Hai, Shota. Aku Keiko. Makasih buat yang tadi. Jaketnya bakalan kukembaliin kalau masuk sekolah, ya. Jangan lupa save nomorku. See you!
Shota mengernyitkan dahi. "Kenapa ini anak punya nomorku?" Ia mengusap wajahnya. "Tukang stalking yang hebat."
𓆩♡𓆪
Pagi telah menyingsing. Sinar matahari telah menghangatkan bumi. Semesta sangat indah dibandingkan hari sebelumnya. Tampak lebih cerah dan ceria.
Sama halnya seperti cowok berambut hitam itu yang tengah membersihkan diri. Hari ini Shota begitu bersemangat, senyum cerah terukir jelas di wajahnya. Sebab, ia akan kencan lagi dengan Mayumi Keina. Usai mandi, cowok itu memberi makanan ke kucing-kucingnya yang sudah bersiap untuk mendapatkan sarapan. Shota mengusap bulu mereka sembari tersenyum semringah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moe Date [END]
Teen FictionShota Osamu. Cowok 17 tahun yang memiliki pacar cukup sempurna. Famous, cantik, berprestasi adalah gambaran dari pacarnya. Bagi orang-orang sekitar, seorang Shota memiliki pasangan seperti sebuah keajaiban. Selain tipikal sulit mendapatkan pacar, ia...