Seminggu setelah kejadian surat itu, Juna udah nggak pernah lagi ngirim surat bahkan nyapa gue aja nggak pernah
"Han, loh nanti kuliah dimana?" Tanya Rini
"Mungkin gue nggak lanjut, mau kerja aja"
"Kalau Lo Niel?"
"Ke Australia mungkin" jawab enteng Daniel
"Orang kaya mah bebas" bisik Rini ke gue
"Ho'oh" jawab gue
"Jangan pura pura gue nggak denger yah" ejek Daniel karena nggak terima digosipin apa lagi didepan orangnya
"Eehh nggak nyangka ya kita udah mau ujian kelulusan besok lusa" Rini
"Iya" jawab gue dan Daniel kompak
"Haaaa, gimana kalau kita nanti pergi foto foto buat kenangan-kenangan gitu"
"Nggak gue mau belajar" jawab Daniel
"Yaudah deh gue juga enggak, kan ojek gue mau belajar" jawab gue
"Iya bener banget bahkan gue lebih apes daripada ojek pengkolan digang sana, gue nggak pernah dibayar tapi ngojek nya sana sini" jawab Daniel dengan nada nyinyiran andalannya
"Loh nyindir gue nih" jawab gue yang nggak terima
"Perasaan Lo aja kali, orang gue ngomongin si aco anak kelas sebelah" elak Daniel
"Udah ah gue mau cari angin disini panas"
"Yaudah Sono" usir daniel*---*
Saat jalan di lorong sambil main hp gue nabrak orang dan hampir jatuh tapi untung gue ditangkep sama orang dibelakang
"Nggak papa?" Tanya orang itu
Gue yang nutup mata akhirnya membuka mata karena mendengar suara bukannya nyusruk dilantai
"Nggak papa" jawab gue
"Makasih yah Juna" lanjut gue
"Hmmmm" jawabnya dan pergi
Dan akhirnya gue minta maaf dengan orang yang gue tabrak
"Maaf yah, nggak sengaja"
"Makanya mata tu dipake"
"Gue make mata ni, loh nggak liat" ucap gue sambil memperlihatkan mata gue
"Maksudnya loh kalo jalan pake mata"
"Yehhh si goblok dimana mana tu jalan pake kaki"
"Yang goblok siapa sih?" Tanya orang itu kepada temannya
"Loh yg goblok pake nanya lagi" jawab gue dan langsung pergi
"Bener yah kata orang-orang, cewe itu selalu bener" ucap cowo itu dengan pelan agar Hana tidak mendengarnya, bisa berabe urusannya kalo die denger