3. LOVE SPEEL ; Silent

137 21 7
                                    


Malam hari dimana Sowon dan Yerin membawa Yuju kekamar mereka, mereka menyibukkan diri untuk mengobati Yuju.

Ini adalah kali pertama dimana mereka mencurahkan perhatian pada Yuju, Adik yang tak pernah sekalipun menuruti peringatan mereka. Adik yang selalu di cap buruk oleh mereka tanpa pernah mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.

Entah Sowon, Yerin, maupun Yuju, keduanya tak memiliki niat untuk membuka mulut, walau hanya sekedar berbicara kepada Yuju. Ruangan kecil yang hanya dihuni dengan kesunyian, yang memang tak pernah terjadi seperti sebuah kebahagiaan yang seringkali mereka harapkan.

Yerin yang dengan teliti mengobati Yuju, begitupula dengan Sowon yang turut membalut luka-luka dari tubuh Yuju yang mereka sendiri juga tak tahu dari mana asalnya, hanya saja mereka beranggapan bahwa Yuju telah bertengkar karena sesuatu.

Sedangkan Yuju, dengan posisi tengkurap, ia memejamkan kedua matanya sesekali merintih kesakitan akibat Sowon maupun Yerin tak sengaja menekan lukanya. Namun, Yuju gadis yang tak pernah mengeluh, gadis yang sulit ditebak dan selalu pendiam, dibalik sosok itu, dia adalah seseorang yang kuat dan penyayang.

"Yuju kau sudah makan?" tanya Sowon khawatir.

"Sudah," balas Yuju dengan singkat, ia merapikan bajunya setelah Sowon dan Yerin selesai mengobati lukanya.

"Jika masih sakit, beristirahatlah. Besok Eonnie obati lagi," kini giliran Yerin yang berbicara.

Yuju hanya bungkam dan menatap wajah Sowon Yerin dengan pandangan yang tak dapat diartikan, terselip rasa salah dalam hatinya. Namun, Yuju tak bisa mengungkapkan apapun.

Yuju ingin berbicara, bercerita dan tidur dipangkuan Kakaknya seperti dulu lagi. Namun...semua itu tidak akan pernah terjadi, semua telah berubah.

"Terima kasih," dua kata yang mewakili dirinya, hanya kata itulah yang sanggup keluar dari mulutnya. Padahal dalam hatinya ada banyak hal yang sudah ia siapkan untuk dikatakan kepada kedua Kakaknya.

Sama seperti Sowon dan Yerin, keduanya tak memiliki apapun lagi untuk diutarakan. Mereka bahkan tidak menjawab apa yang Yuju utarakan, membiarkan Adik mereka keluar dari kamar kecil itu sembari meninggalkan senyum tipis untuk mereka.

Tak sadar air mata Sowon menetes, ia menyadari bahwa dirinya terlalu buruk untuk menjadi seorang Kakak bagi Adik-adiknya, terutama Yuju.

Sudah sangat lama ketika mereka berkumpul dengan penuh canda tawa, saling bercerita satu sama lain, penuh dengan kejahilan dan keramaian dalam rumah kecil ini, walaupun kehidupan mereka tak dapat dikatakan cukup baik.

Namun kini, suasana rumah sudah berbanding terbalik. Tak ada kehangatan, kesunyian belaka yang selalu menyelimuti Rumah kecil milik mereka. Hampir tak ada tawa disetiap harinya, perbincangan hanya sebatas perlu saja, bukan saling bercerita dan menceritakan satu sama lain.

"Eonnie, tidurlah," Yerin mengingatkan Sowon, gadis itu tahu jika suasana hati Sowon sedang tidak baik, Yerin sendiri tahu bagaimana Sowon jika disaat seperti ini, ia tak ingin membuat Sowon terbebani fikirannya kemudian jatuh sakit, hanya meminta Sowon untuk tidur itulah jalan keluarnya.

Sowon mengusap airmatanya dan merapikan penampilannya, kemudian berbaring diatas lanyai yang hanya dilapisi karpet tipis sebagai pembatasnya. Begitupula dengan Yerin, keduanya berbaring menghadap langit-langit kamar dengan cahaya yang cukup redup, karena lampu sudah dimatikan dan digantikan dengan sinar bulan dari jendela mereka.

Baru saja berbaring, namun kini giliran Yerin yang menitihkan air matanya, ia bukanlah gadis periang, murah senyum dan penuh kasih sauang seperti dulu. Ia mengingat bagaimana dirinya dan kelima saudaranya tumbuh bersama dengan dirinya yang selalu menjadi Mood maker bagi saudara-saudaranya.

SPECIAL LETTER [ Gfriend FF ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang