Bab 2

14.1K 1.7K 43
                                    

•••

Veronica memulai hari barunya di dunia yang baru juga, ia sudah siap dengan kaos putih polos dilapisi jaket kulit berwarna hitam dan celana jeans hitam membuatnya terlihat keren. Bahkan, Veronica sendiri mengagumi lekuk tubuhnya yang baru. Dan untuk alas kakinya, ia memakai sepatu kets berwarna putih. Perpaduan itu membuatnya terlihat cantik ditambah gaya rambut ponytail.

Veronica segera turun ke bawah untuk sarapan, setelah ini ia akan pergi ke luar untuk membeli beberapa barang untuk isi lemarinya. Pakaian-pakaian sebelumnya sudah ia kemas di beberapa dus dan menyimpannya di gudang dengan dibantu Lucy.

Saat sampai bawah ia sudah melihat Aiden dan Harry yang sedang sarapan tanpa menunggu kedatangannya, Veronica duduk di depan Aiden, dan langsung memakan sarapannya dengan lahap, tidak memedulikan tatapan heran keduanya.

Selesai sarapan, Veronica bangkit dari duduknya “Aku Ijin keluar hingga sore.” Walaupun sikap Aiden tidak Peduli pada Veronica, tapi ia masih mempunyai tata Krama untuk meminta ijin pada Aiden.

Aiden menatap Veronica dengan pandangan yang sulit diartikan, ia baru sadar bila Veronica sudah berpakaian rapi. Mau ke mana Veronica hari ini? Dan juga, gaya berpakaiannya mulai berubah lagi.

“Silakan, tapi kau harus sudah sampai mansion jam lima sore.”

Veronica mengangguk, kemudian melangkah keluar meninggalkan tatapan Aiden yang masih terus memandanginya. Aiden kembali dengan pikirannya, ada apa dengan Veronica? Kenapa dia tidak mengganggu lagi seperti sebelumnya.

Apakah terjadi sesuatu di mansion selama ia pergi bertugas? Aiden segera mengenyahkan pikirannya yang absurd. Tidak mungkin terjadi sesuatu, kalaupun terjadi sesuatu, para pelayan akan bilang padanya.

Sedangkan di sisi Veronica, ia sudah sampai di pusat perbelanjaan yang berada di pusat kota setelah terjebak di perjalanan selama setengah jam. Matanya dengan awas memindai setiap toko yang dilewatinya hingga berhenti di toko perhiasan. Veronica disambut hangat oleh karyawan, matanya tidak pernah lepas dari kalung dengan satu permata yang menarik perhatiannya.

Veronica membuka shoulder bag  mengambil dan membuka dompetnya, ada berbagai jenis kartu debit dari berbagai bank. Ia mengambil kartu yang paling mencolok, setelah melihatnya jenis kartu ini adalah black card di mana dengan jumlah limit tanpa batas atas nama Aiden Valerian Richard.

"Nona, tolong bungkus kalung itu, aku ingin membelinya."

"Baik, Nona. Mohon ditunggu." Karyawan yang tidak jauh dari Veronica dengan sigap membungkus kalung yang diminta Veronica.

Setelah melakukan transaksi, ia kembali mengitari pusat perbelanjaan itu. Satu persatu toko yang dimasuki Veronica, mulai dari pakaian, sepatu, tas, dan masih banyak lagi yang Veronica beli. Entah terpakai atau tidak, ia hanya lapar mata saja. Karena bagi Veronica, benda yang dibelinya sangat lucu-lucu.

Brak

Karena tidak melihat jalan, Veronica menabrak seseorang membuat tubuhnya sendiri terhuyung. Veronica menenggakkan tubuhnya, untung saja ia tidak sampai terjatuh, lalu pandangannya beralih pada pria tampan di depannya.

Perempuan berusia 26 tahun itu terdiam memandangi wajah tampan dengan pandangan terpaku. Veronica berdecak kagum dengan ketampanan pria di depannya, Aiden kalah jauh olehnya.

Eh, tapi Aiden tampan sekali. Walaupun raut wajahnya datar, ia masih terlihat tampan. Bahkan banyak perempuan di Kekaisaran yang menganguminya. Tapi tidak dengan Veronica Aileen, ketampanan Aiden minus di matanya seberapa ‘pun ketampanan seorang Aiden yang merupakan Jenderal Militer.

“Maa—“

“Tidak apa-apa, harusnya aku yang minta maaf.” Veronica langsung memotong ucapan pria tampan itu setelah beberapa menit terdiam.

Locking You In My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang