#3 Si POLOS

433 33 0
                                    

Pagi hari ini sangat cerah, matahari sudah terbit tepat di depan kaca kamar Gracia. Terkena sinar matahari yg cerah, Gracia hanya sedikit membuka matanya dan berbalik badan membelakangi matahari. Tidurnya sangat lelap, dia seperti tidak ingin beranjak dari ranjangnya yg luas dan nyaman. Bahkan dia tidak menyadari bahwa ini adalah hari keramat bagi pekerjaan kantoran seperti Gracia karna kesibukan yang sangat padat dengan berbagai meeting adalah di setiap hari pertama setiap minggunya,ya hari Senin.

Waktu sudah menunjukkan pukul 07:10 WIB, Anin, Shani, Cindy dan Jinan sudah berada dikantor sejak pukul 07:00 karna meeting akan dimulai pukul 08:00. Melihat Gracia belum tiba di meja kerjanya, Jinan pun langsung menghubungi Gracia "Hah, kebiasaan nih anak pasti masih molor nih" kata Jinan sambil bergumam. Melihat Jinan yg merasa gelisah, Anin pun menghampiri Jinan "Nan, kenapa sih kayaknya gelisah banget?" tanya Anin sambil membawa segelas kopi hangat ditangannya. "Tuh, udah jam segini masih kosong belum ada penghuninya" jawab Jinan sambil menunjuk ke arah meja kerja Gracia. Sontak Anin melihat arah jarum jam yg sekarang sudah menunjukkan pukul 07:15, Anin pun dengan sigap mencoba untuk menghubungi Gracia via chat.

Dari arah meja kerjanya Shani datang dengan membawa beberapa berkas yang diperlukan untuk meeting, Shani berencana mengakan para sahabatnya untuk berdiskusi mengenai pekerjaan terlebih dahulu. "Hai, udah siap semua materi buat meeting nanti?" tanya Shani, "Ya kita sih siap Shani, tapi Gracia nih yg bikin gak siap" kata Anin sambil berusaha menghubungi Gracia via chat. "Gracia belum dateng?", tanya Shani. "Belum nih Shan, gue udah telfonin dari tadi" jawab Jinan dengan wajah kesalnya. Shani yg tidakelihat kehadiran Cindy bertanya mengenai keberadaan Cindy "Cindy mana? Udah dateng kan dia", " Kalau sih mah on time, paling dia lagi toilet biasa nyetor pagi pagi" jawab Jinan.

Mendengar ponselnya yg terus berbunyi tanpa henti Gracia pun mengangkat telfon dengan masih dalam kondisi setengah sadar "Hallo" jawab Gracia dengan suara yg masih lemas. "Ge.. " kata Jinan yg terpotong. Mendengar Gracia telah mengangkat telfonnya Shani pun mengambil handphone Jinan "Gracia, bangun buruan kita ada meeting jam 8" sambung Shani dengan nada sedikit tinggi. Gracia pun terbangun dan melihat ke arah jam dindingnya yg sudah menunjukkan pukul 07:25 "Ha, matilah gue telat" kata Gracia sambil bergegas untukandi dan tidak menghiraukan Shani yang sedang marah marah ditelfon.

Waktu menunjukkan jam 08:00 dan mereka semua sudah bersiap untuk meeting, namun Gracia belum juga mencul. Pak Dewo selalu Pimpinan di perusahaan itu pun mempertanyakan kehadiran Gracia. "Gracia belum hadir?" tanya Pak Dewo dalam forum. "Belum Pak" jawab Shani sebagai selalu kepala team mereka. Pak Dewo pun meminta Kenzie selalu SPV untuk memberi peringatan kepada Gracia. "Kenzie, tolong nanti setelah meeting kamu bicara dengan Gracia empat mata" kata Pak Dewo dengan tegas, "Baik Pak" jawab Kenzie.

Meeting pun telah selesai, Gracia terlihat sudah berada di meja kerjanya. Shani, Anin, Jinan dan Cindy menghampiri ke meja Gracia. "Ge, kemana aja sih?", tanya Anin. "Iya maaf gue kesiangan" kata Gracia dengan wajah penuh sesal. "Ge, kan semalem bukannya gue telfon lo ya buat ingetin materi meeting hari ini" kata Cindy. "Iya sih tapi Cindy semalem kan bilangnya gini 'Ge, jangan lupa ya siapin meterinya buat bahan meeting sama Pak Dewo besok Senin' gitu kan" jawab Gracia. "Ya emang gitu kan, emang gue ingetin kan buat hari ini" sambung Cindy, "Nah itu, masalahnya gue lupa kalo ini hari Senin" sanggah Gracia dengan wajahnya yg amat sangat polos.

Anin, Cindy, Shani dan Jinan sudah mulai kesal dengan kelakuan Gracia. Tak lama Kenzie pun memanggil Gracia via telfon kantor untuk datang ke ruangannya. Kringgg bunyi telfon masuk "Halo Pak" menjawab telfon. Gracia pun menutup telfon dan beranjak ke ruangan Kenzie. Tok tok Gracia megetuk pintu ruangan Kenzie "Silahkan masuk" kata Kenzie dari dalam ruangannya. "Permisi Pak Kenzie" kata Gracia, Kenzie pun mempersilahkan Gracia untuk duduk "Silahkan duduk", setelah dipersilahkan duduk Gracia pun duduk dengan perasaan yg cemas. "Kamu tadi terlambat?" tanya Kenzie, "Iya Pak maaf saya kesiangan" jawab Gracia dengan gugup. "Kok bisa kesiangan?" tanya Kenzie lagi sambil meminum secangkir kopi yg berada di mejanya. "Saya lupa Pak kalau ini hari Senin" jawab Gracia tanpa rasa malu. Mendengar jawaban Gracia itu, spontan Kenzie pun tersedak kopi "Uhukk uhuk uhuk", dengan sikap polosnya Gracia pun bertanya "Pak, Bapak keselek? Aduh pelan pelan dong Pak minumnya. Saya gak minta kok Pak kopinya beneran deh" kata Gracia sambil memberikan tisu ke Kenzie.

Pembicaraan mulai agak santai, tapi lagi lagi dengan kepolosan Gracia membuat pembicaraan menjadi berantakan, "Gracia, sepertinya kita seumuran ya. Usia kamu berapa tahun?" tanya Kenzie, "Saya 25tahun Pak, seumuran kan kita" kata Gracia sambil sedikit salah tingkah. "Ya, sama saya juga 25 tahun", jawab Kenzie. "Tapi Bapak kan SPV, saya mah apalah" tambah Gracia. "Menurut saya kamu juga bagus kok, kalau kamu bisa lebih displin lagi dan tidak menutup kemungkinan kamu bisa menjadi SPV, iya kan" kata Kenzie sambil memotivasi Gracia. Namun lagi lagi kata kata konyol pun muncul "Iya Pak, sama menurut saya Bapak juga keren, cakep, apalagi kalo Bapak senyum duh itu ganteng banget Pak" celetuk Gracia tanpa rasa malu. "Maksud kamu?" tanya Kenzie dengan terkejut. Tersadar bahwa kata katanya mulai kemana mana Gracia pun mumuskan untuk keluar ruangan Kenzie dan menemui sahabat-sahabatnya, "Aduh bego banget sih Ge, dah lah cabut aja gue" kata Gracia dalam hati. "Pak, pembicaraan kita sudah selesai kan ya Pak. Saya permisi dulu ya Pak ada yg harus saya kerjakan" kata Gracia, dia pun pergi keluar dari ruangan Kenzie.

Jam pulang kantor pun tiba, seperti biasa mereka berlima mampir ke cafe dekat kantor mereka untuk menyantap makanan kecil terlebih dahulu sebelum kembali ke rumah masing-masing. "Ge, gimana tadi. Ditegur apa sama Kenzie?" tanya Cindy dengan wajah penasaran. Melihat wajah frustasi Gracia Jinan pun ikut angkat bicara "Hemm, kayaknya ada yg banyak salah ngomong nih" kata Jinan sambil menggoda Gracia. "Ge, lo ngomong apaan ke Kenzie?" tanya Anin. "Hah! Berasa temen banget deh pokoknya" jawab Gracia dengan wajah yg sangat frustasi.

Ya, kebiasaan Gracia yg tidak pernah bisa dihilangkan dari dulu adalah dia akan berbicara apa adanya dengan orang yg sudah dia anggap sebagai teman akrab. Bahkan dia bisa mengeluarkan apapun yg dia pikirkan kepada orang yg baru dia kenal tapi dia sudah mereka nyaman. Walaupun terkadang kata yg dia keluarkan terkadang rendom dan mungkin sering beberapa kali membuat orang sakit hati tapi ya begitulah Gracia dengan sifat polosnya. Karna terlalu jujur, terkadang dia dianggap tidak bisa menjaga perasaan orang lain walaupun maksudnya bukan seperti itu.

CAMARADERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang