Dan enam tahun pun sudah berlalu, Anin mencoba bangkit dengan hati yang penuh dengan luka. Entah kenapa saat bertemu Yasa setelah enam tahun berlalu, Anin merasa luka itu kembali lagi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Yasa masih ada dihatinya. Anin tau bahwa para sahabatnya tidak ada yang mendukung hubungannya dengan Yasa. Kenzie melihat Anin yang sedang asik melamun di balkon cafe biasanya, Kenzie pun menghampiri Anin yang sedang duduk sendiri "Hai, sendirian aja" kata Kenzie. Melihat Kenzie datang menghampirinya Anin hanya tersenyum kecil sambil berkata "Lo ngapain? Eh btw sorry bahasa nya lo gue", Kenzie pun menjawab dengan santai "Gapapa santai aja kalo diluar kantor" dan Anin hanya menganggukkan kepalanya. "Lo baik baik aja Nin?" tanya Kenzie, "Why? I'm fine. Don't worry" jawab Anin dengan singkat. Kenzie pun berkata "Yaaa, your physique looks fine, but what about your heart?", Anin pun menjawab sambil menatap mata Kenzie "How is my heart, let it be my own part. Nobody needs to know, ok!" Anin mengatakan itu seolah dia tidak ingin mengumbar bagaimana suasana hatinya pada orang lain. "Ok, i know. Gue duluan ya" jawab Kenzie, saat Kenzie akan pergi Anin sempat mengatakan sesuatu kepada Kenzie "Gue harap lo bisa jaga dia. Jangan timbulin luka seperti apa yg sepupu lo lakuin ke gue" kata Anin. Dan Kenzie menjawab "Of course. Thank you"
Dua bulan Yasa sempat menghilang kembali, Kenzie pun tidak mengetahui keberadaan Yasa. Walaupun mereka sempat berkomunikasi, namun Yasa tidak pernah memberitahu keberadaanya kepada Kenzie. "Shan, si Yasa gak pernah keliatan. Apa dia udah resign dari kantor?" tanya Cindy, Shani pun manjawab "Gak tau, Kenzie gak pernah cerita tentang Yasa lagi". Dengan nada jutek Jinan berkata "Orang kayak dia kan cuma bisa kabur kalau ada masalah", Gracia juga menambahkan "Ya, namanya juga pengecut". Cindy mencoba menasehati Jinan dan Gracia "Kalian tuh gak boleh gitu, kayak kita gak ada hak untuk benci Yasa deh. Anin aja yang udah dia sakitin, bisa lebih tenang pas ketemu Yasa", "Iya, bener kata Cindy. Lagian gak baik juga buat kitanya kalau terlalu lama menyimpan benci sama orang lain. Ya kita sendiri kan tau gimana bahagianya Anin saat sama Yasa dulu, siapa tau Anin masih simpan hatinya buat Yasa kan kita gak ada yg tau" tambah Shani. Anin datang menghampiri para sahabatnya yg lagi asik ngobrol di meja makan, "Lagi ngobrol apa sih seru banget" tanya Anin. Mendengar pertanyaan Anin, Gracia pun langsung mengatakan dengan spontan "Lagi ngomongin Abiyasa" seketika mereka semua pun terdiam. Shani sudah memberi kode kepada Gracia untuk diam, namun Gracia tetap melanjutkan pembicaraannya "Sebenarnya gimana sih perasaan lo ke Yasa? Lo masih sayang sama dia" tambah Gracia. Melihat wajah Anin yg mulai berubah, Shani mencoba mengalihkan pembicaraan "Emm, udah yuk kita makan laper nih", "Iya laper ayok ah makan" tambah Cindy. Mereka pun mulai menyantap makanan mereka, setelah selesai makan Anin mengatakan sesuatu ke Gracia "Hah, kenyang juga. Oiya Ge, gue akan jawab pertanyaan lo tadi. Jujur gue masih sayang sama Yasa. Dari dulu sampai sekarang masih ada dia dihati gue. Tapi gue cukup sadar diri kok, mungkin gue bukan orang yg dia harapkan. Dan mungkin itu sebabnya dia pergi ninggalin gue saat itu. Jadi lo gak usah khawatir, mau dia dateng lagi sekarang, gue masih bisa jaga hati gue untuk tau diri. Dan juga untuk jaga hati kalian yg mungkin juga udah terluka ketika dia lakuin itu ke gue dulu". Anin pun meninggalkan meja makan dan pergi ke kamarnya.
Keesokan harinya Yasa pergi menemui Kenzie dirumahnya untuk berpamitan. 'Tok tok tok' suara ketukan pintu kamar Kenzie "Ya masuk" kata Kenzie. Yasa pun datang dan masuk ke kamar Kenzie. "Dari mana aja lo?" tanya Kenzie, "Beberapa waktu ini gue stay di Bandung" jawab Yasa. "Oh ya, berapa lama mau stay di Bandung?" tanya Kenzie sambil merapihkan pakaiannya. "Hari ini terakhir" jawab Yasa, Kenzie pun berkata "Wah bagus dong, besok udah bisa ke kantor lagi kan". "Sorry Ken, besok malem gue udah harus terbang ke Melbourne" kata Yasa, Kenzie pun mulai frustasi dengan sikap Yasa selalu memilih pergi dan menghindari sebuah masalah "Lo mau sampai kapan sih Yas kayak gini? Abiyasa, lo harus belajar buat hadapin masalah yang ada di depan lo, bukan malah ngilang ngilang begini. Lo kan udah ada kesempatan buat ketemu Anin, buat jelasin semuanya ke Anin, buat yakinin dia lagi kalo lo bener-bener sayang sama dia. Ini lo malah kabur kabur", "Besok gue akan temuin Anin, gue akan pamit sama dia. Gue gak akan kabur tanpa kabar kayak dulu. Gue cuma mau dia tau, kalo gue sayang sama dia" kata Yasa. "Ya baguslah, setidaknya lo gak malu maluin gue banget di depan Shani dan teman temannya" kata Kenzie dengan nada lega.
Senin, 18 Oktober 2021. Yasa menemui Anin, Yasa mencoba untuk mengatakan semua yg ada dihatinya. Shani, Gracia, Cindy, Jinan dan Kenzie pun juga ikut menyaksikan pertemuan mereka dari jauh. "Hai" sapa Yasa dengan wajah yg sangat gerogi, "Ada apa lagi?" tanya Anin dengan tegas. Yasa mencoba mengatakan yg ada di isi hatinya kepada Anin "Anin, maafin aku karna aku udah lukain kamu. Maafin aku karna aku memilih pergi ninggalin dari dibanding untuk tetap bertahan. Dulu aku masih sangat muda untuk benar-benar tau bagaimana perasaan aku. Tapi sekarang aku udah sadar Nin, aku sadar bahwa aku benar-benar sayang sama kamu. Dan cuma kamu yg ada dihati aku dari dulu hingga detik ini. Kalau boleh kasih aku satu kesempatan lagi buat sembuhin luka dihati kamu. Kasih aku kesempatan buat buktiin ke kamu kalau aku benar-benar sayang sama kamu. Nin, aku pengen kamu balik lagi sama aku karna aku gak bisa tanpa kamu Nin. Tapi, kamu gak perlu jawab sekarang. Kamu bisa jawab nanti setelah aku kembali lagi. Aku kesini cuma mau bilang itu ke kamu sekaligus aku mau pamit ke kamu untuk pergi ke Melbourne tapi aku janji aku akan kembali lagi ke kamu. Oh iya ini buat kamu, ini adalah kalung yg aku udah siapin buat ulang tahun kamu. Kamu bisa pakai ini kalau kamu udah yakin sama aku. Aku harap setelah aku kembali nanti, kamu udah bisa pakai kalung ini" kata Yasa. "Gue" saat Anin akan menjawab, Yasa langsung memeluk erat Anin dan Yasa berkata "Tolong sebentar aja, sebelum aku pergi". Anin tidak bisa berkata-kata, dia hanya bisa diam dipelukan Yasa. Yasa pun segera pergi ke bandara dengan mobil yg dikendarai Kenzie. Melihat Anin dan Yasa yg sangat tulus, Jinan dan Gracia pun sudah mulai luluh untuk menerima apapun pilihan Anin.
Keesokan harinya Anin mendapat kabar bahwa pesawat yg ditumpangi Yasa kecelakan dan jatuh ke laut. Sudah dipastikan semua penumpang dan crew pesawat dinyatakan tidak selamat. Melihat kabar dan berita di televisi Anin pun sangat terpukul. Anin benar benar merasa hancur saat itu. Beberapa hari pencarian akhirnya jasad Yasa pun sudah di temukan dengan kondisi yg sudah kaku dengan badan yg sangat putih pucat. Mendengar jasadnya telah di temukan, Anin pun semakin tak kuasa menahan tangis. Saat ini dia merasa hancur sehancur hancurnya, melihat seseorang yg dia cintai terbujur kaku. Tak lama kemudian pihak keluarga Yasa pu memutuskan langsung memakamkan jenazahnya. Anin dan sahabat sahabatnya menghantarkan Yasa ke tempat peristirahatan terakhirnya. Wajah sangat terpukul pun juga nampak di wajah Kenzie sebagai kakak sepupunya. Saat prosesi pemakaman selesai, Anin masih berada disana dengan memberikan bunga di makan Yasa, Anin kesana dengan menggunakan kalung yg di berikan Yasa seolah Anin ingin mengatakan bahwa dia masih mencintai Yasa. "Makasih ya, kamu udah tepatin janji kamu untuk kambali lagi. Walaupun kamu kembali dengan kondisi yg sama sekali gak aku sukai. Kamu liat gak, aku pakai kalung pemberian dari kamu. Kamu harus tau Yas, aku sayang kamu Abiyasa Pratama Putra" kata Anin sambil memandangi batu nisan Yasa. Shani, Gracia, Cindy dan Jinan yg memperhatikan Anin dari kajauhan pun tidak sanggup menahan air mata mereka. Kenzie mencoba menenangkan Shani dengan merangkul Shani dengan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMARADERIE
Teen FictionCamaraderie sendiri artinya adalah rasa saling percaya dan persahabatan di antara orang-orang yang menghabiskan banyak waktu bersama. Persahabatan antara lima gadis yang sudah mulai menjajaki lembaran baru sebagai staff disalah satu perusahaan star...