Hari ini Kenzie sedang memperkenalkan karyawan baru yang juga adalah sepupu dari Kenzie dan dia adalah Abiyasa. Mereka semua berkumpul di ruang meeting "Selamat pagi semuanya, sorry saya kumpulkan kalian hari ini. Hari ini kita kehadiran rekan kerja baru. Silahkan masuk" kata Kenzie. Abiyasa pun masuk ke ruang meeting tersebut "Silahkan kenalan dulu dong" kata Kenzie. "Oke salam kenal semua nya, nama gue Abiyasa Pratama Putra, panggil aja Yasa" kata Yasa, Anin yang sedang asik memainkan handphone nya pun langsung sontak melihat ke arah Yasa. Begitupun dengan Shani, Gracia, Cindy dan Jinan, meraka seperti melihat seseorang yg mereka pernah kenal. Yasa yg melihat Anin disana pun langsung tidak bisa berkata kata. Melihat sikap Yasa yg seketika aneh menimbulkan banyak pertanyaan dalam hati Kenzie, Kenzie langsung mempersilahkan Yasa untuk duduk di sebuah kursi kosong yg berada tepat di depan Anin. Yasa berjalan ke kursinya tanpa mengalihkan pandangannya dari Anin yg langsung menundukkan pandangannya seolah tidak mau melihat Yasa. Namun Gracia memandang tajam Yasa dengan pandangan penuh amarah dan pandangan Jinan ke Yasa yg seolah mengisyaratkan untuk berhati-hati. Yasa pun langsung duduk di depan Anin.
Jam kerja pun selesai Anin, Shani, Gracia, Cindy dan Jinan langsung memutuskan untuk pulang ke rumah tanpa mampir ke cafe biasa. Shani, Gracia, Cindy dan Jinan tidak berani berbicara dengan Anin, karna mereka melihat mood Anin sedang tidak baik. Seharian Anin hanya terdiam tanpa mengatakan apapun. Shani pun mencoba mencairkan suasana kalau itu "Hem, kita makan apa nanti?" tanya Shani, "Iya nih gue laper makan apa ya? Nin, ada ide masak apa nih malam ini" sambung Gracia, namun Anin tetap saja diam yg lain juga tidak bisa berkata apapun. Keesokan hari ini mereka kembali lagi ke kantor, sampai di meja kerjanya Anin melihat ada sebuah salad kesukaannya dan susu untuk dia sarapan. Ada sebuah pesan juga disana 'Dimakan ya buat kamu sarapan'. Anin yg tau pengirim sarapan itu, dia langsung memberikan sarapannya untuk Cindy "Cin, nih sarapan buat lo" kata Anin, "Serius buat gue Nin?" tanya Cindy, "Iya buat lo" jawab Anin singkat. Jam istirahat pun tiba Anin sedang berada di rooftop sendiri, dan Yasa juga ternyata berada disana. "Hai" sapa Yasa kepada Anin, melihat bahwa Yasa menyapanya Anin langsung beranjak pergi dari rooftop namun Yasa berusaha untuk menghentikan Anin "Eh tunggu" kata Yasa sambil menggenggam tangan Anin. Sontak Anin langsung berkata "Lepasin!", Yasa tetap bersih keras untuk berbicara kepada Anin "Tunggu, aku mau ngomong sama kamu" kata Yasa dan Anin menjawab "Lepasin gue atau gue terjunin lo dari sini", melihat Anin sudah mulai kesal Yasa langsung melepaskan tangan Anin.
Gracia melihat Anin turun dari rooftop dengan wajah sangat kusut, Gracia pun naik ke rooftop untuk memastikan siapa yg di rooftop bersama Anin tadi. "Oh, ternyata lo" kata Gracia, Yasa pun menoleh ke arah Gracia "Gracia?" tanya Yasa, "Gue peringatin ya sama lo, jangan pernah deketin Anin" kata Gracia. Yasa yg kesal dengan kata-kata Gracia hanya dapat mengatakan "Gue bebas deketin siapapun", "Tapi tidak dengan Anin!" tegas Gracia. Gracia pun pergi meninggalkan Yasa di rooftop. Saat turun ke bawah Cindy melihat Gracia dengan memasang wajah kesal, langsung saja Cindy menghampiri Gracia yg langsung duduk di lorong. "Ge, lo gapapa?" tanya Cindy. Gracia tidak mengatakan satu katapun, dia hanya terdiam sambil menahan banyak amarah di wajahnya. Melihat kondisi Gracia, Cindy juga hanya bisa terdiam sambil tetap menemani Gracia duduk di lorong. Mengerti bahwa Cindy khawatir, Gracia pun akhirnya membuka suara "Kenapa dia harus balik lagi" kata Gracia. "Yasa?" tanya Cindy, sambil menoleh ke arah Cindy Gracia menjawab "Gue gak mau liat Anin kayak dulu lagi". Cindy juga tidak dapat berkata kata, dia juga merasakan ketakutan yg sama dengan Gracia. Karna saat itu adalah masa masa terberat yg harus Anin lalui.
Beberapa hari melihat kelakuan aneh antara Yasa dan Anin, Kenzie pun mencoba mencari tau tentang mereka dari Shani. "Hai, lagi sendiri aja?" sapa Kenzie kepada Shani. "Hem iya" jawab Shani sambil tersenyum, melihat Shani sedikit lebih diam dari biasanya Kenzie pun bertanya "Kamu gapapa?" tanya Kenzie, "Aku gapapa kok" jawab Shani. Kenzie pun langsung membahas ke topik inti pembicaraan mereka "Btw, aku lihat ada sesuatu yg beda antara Yasa dan Anin. Kamu tau gak mereka kenapa?" Mendengar pertanyaan dari Kenzie, wajah Shani langsung menjadi lesu. "Mungkin gak seharusnya Yasa kembali" kata Shani, "Kenapa?" tanya Kenzie. Shani pun menceritakan semuanya "Mereka pernah menjadi sepasang kekasih saat pertama kali masuk universitas, mereka pacaran sekitar 2 tahun lebih tapi sayangnya hubungan mereka gak bertahan lama, karna 5 tahun lalu mereka pernah mengalami kecelakaan mobil berdua. Kondisi Yasa hanya luka ringan, namun Anin. Anin sempat koma selama 1bulan, saat Anin sadar kita bahagia banget tapi ternyata itu adalah awal dari hari terberat untuk Anin karna Anin di vonis mengalami paraplegia atau kelainan saraf yang menyebabkan kehilangan fungsi sensorik dan motorik pada tungkai bawah. Dan lebih parahnya Yasa ninggalin Anin 2hari setelah Anin di vonis seperti itu. Dia hanya ninggalin surat sebagai salam perpisahan. Kita lihat dengan mata kepala kita sendiri, bagaimana hancurnya Anin saat itu, bahkan Anin menolak untuk ikut terapi. Tapi syukurnya Anin hanya mengalami kelumpuhan sementara, sekitar 1 tahun dia menjalani terapi untuk pemulihannya tapi walaupun fisiknya sudah kembali normal mental nya belum sembuh betul. Baru 2 tahun belakangan ini Anin mulai pulih, tapi kalau Yasa kembali lagi secara mendadak kayak gini kita cuma takut Anin terguncang lagi. Kita gak mau Anin jadi kayak dulu lagi, makanya sebenernya kita berlima gak pernah bisa menerima kehadiran Yasa. Apalagi kalau dia harus berada di dekat Anin" kata Shani panjang lebar. Mendengar cerita dari Shani, Kenzie pun mulai geram dengan kelakuan sepupunya tersebut. Dan Kenzie pun mengakui bahwa sebenarnya Yasa adalah sepupunya "Sebenernya, Yasa itu sepupu aku", Shani terkejut dengan pengakuan dari Kenzie "Apa?" kata Shani. Shani seketika tidak mampu berkata apapun, dia hanya bisa menarik nafas dan pergi meninggalkan Kenzie. "Shan, tunggu. Shani" kata Kenzie mencoba mencegah Shani pergi.
Malam harinya Kenzie pergi ke rumah Yasa untuk meminta penjelasan langsung dari Yasa. "Hei Bro, ada apa bro tumben" tanya Yasa yg bingung dengan kehadiran Kenzie di malam itu. Kenzie pun duduk tepat di sebelah Yasa yg sedang asyik duduk di balcon rumahnya sambil melihat ke arah bintang di langit. "Ada apa dengan lo dan Anin?" tanya Kenzie to the point. "Kenapa tiba tiba nanya gitu?" tanya Yasa. "Abiyasa, jika masalalu itu menyakiti salah satu dari kalian. Alangkah baiknya jika salah satu dari kalian juga yg memperbaikinya" kata Kenzie, "Gak semudah itu Ken, gue udah sangat hancurin dia 5 tahun lalu. Dan gue sadar itu pasti gak mudah buat dia" jawab Yasa. "Apa dia orangnya yg 5 tahun lalu ngebuat seorang Abiyasa nangis gak berenti berenti dan nyaris gila?" tanya Kenzie, "Iya, dia orangnya yg dulu bahkan sampai saat ini masih ada di hati gue" jawab tegas Yasa. "Terus kenapa lo ninggalin dia disaat saat terberatnya?" tanya Kenzie lagi. "Bokapnya yg minta gue ninggalin dia, karna Bokapnya bilang gue gak bisa jagain Anin" jawab Yasa dengan wajah sangat menyesal. Kenzie pun akhirnya mengetahui alasan sebenarnya, dia mencoba memberikan support ke Yasa untuk tetap berusaha meminta maaf kepada Anin.
Dua hari kemudian Yasa memberanikan diri untuk menemui Anin saat pulang kerja, "Anin" panggil Yasa. Anin pun menghentikan langkahnya, namun mengetahui bahwa Yasa yg memanggilnya Anin kembali mencoba melangkah pergi. Jinan yg sedang bersama Anin berusaha untuk menjauhkan Anin dan Yasa "Ayo Nin, kita di tungguin sama yg lain" ajak Jinan sambil menggandeng tangan Anin. "Jinan, gue bener bener mau ngomong sesuatu sama Anin. Kasih gue kesempatan sekali ini aja" kata Yasa lugas. Anin yg melihat keseriusan Yasa pun memberikan Yasa kesempatan untuk berbicara dengannya dan meminta Jinan untuk tenang dan meninggalkannya sebentar "Nan, sebentar ya. Kalian duluan aja, gue gapapa" kata Anin, Jinan pun pergi dan meninggalkan Anin dan Yasa berdua. "Ada apa? Langsung ke intinya aja ya, gue gak punya banyak waktu" kata Anin, "Aku minta maaf Nin, aku tahu aku udah salah banget ninggalin kamu saat itu. Tapi aku punya alasan, aku gak mau kamu lebih menderita karna ada aku disisi kamu. Aku takut aku gak bisa jagain kamu" jelas Yasa. "Udah terlambat Yas, Anin yg dulu udah mati. Kamu gak akan temuin Anin yg dulu lagi di aku dan bagi aku kamu udah gak ada" kata Anin. "Nin, tapi aku masih sama aku masih sayang sama kamu. Rasa sayang aku sama kamu gak pernah berubah dari 5 tahun lalu" kata Yasa mencoba meyakinkan Anin. "Terus kenapa kamu pergi? Kenapa kamu pergi setelah aku bangun dari koma? Kenapa kamu ninggalin aku setelah kamu tau kalo aku di vonis lumpuh saat itu? Kenapa??" tanya Anin dengan penuh emosi, "Aku ninggalin kamu karna Papa kamu minta aku untuk jauhin kamu dan pergi dari kehidupan kamu. Papa kamu mengganggap aku gak bisa jagain kamu. Kamu pikir kamu aja yg hancur saat itu Nin? Aku juga Nin, aku juga hancur, aku hancur sampai aku hampir gila. Bukan kamu aja yg tersiksa Nin, aku juga!" jawab Yasa. Anin terkejut ternyata Papa nya yg meminta Yasa untuk meninggalkannya, Anin masih tidak percaya akan hal itu. Anin pun pergi dan meminta Yasa untuk tidak memenuinya lagi "Jangan ganggu aku lagi dan aku harap kita gak akan pernah ketemu lagi" kata Anin sambil menangis dan pergi.
Anin pun pulang ke rumah sewa mereka, disana sahabatnya sudah menunggu Anin karna mereka khawatir dengan Anin. Dan firasat mereka benar, Anin pulang dengan mata yg sembab dan wajah yg sangat kusut. Melihat sabahatnya masih menunggu dan mengkhawatirkannya tangis Anin pun tumpah di depan sahabatnya. Shani, Gracia, Cindy dan Jinan pun memeluk Anin yg menguatkannya. 'Terkadang, luka masa lalu memang tidak mudah di sembuhkan. Bahkan terkadang saat orang itu kembali lagi, akan membuatmu teringat tentang luka yg dia tinggalkan disini. Tapi percayalah bahwa disetiap luka pasti akan ada pelajaran yg membuatmu bisa belajar tentang setiap hal tentang kehidupan. Karna cinta, suka dan luka adalah paket komplit yg kamu harus siap terima saat kamu mencintai seseorang'
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMARADERIE
Teen FictionCamaraderie sendiri artinya adalah rasa saling percaya dan persahabatan di antara orang-orang yang menghabiskan banyak waktu bersama. Persahabatan antara lima gadis yang sudah mulai menjajaki lembaran baru sebagai staff disalah satu perusahaan star...