5 | Gym

6.1K 602 13
                                    


.
.
.
.
Happy Reading❗

Xavier mandi terlebih dahulu, Thea sedang berkeliling melihat barang - barang yang ada di kamar lelaki itu. Hera tau beberapa ingatan Thea disini, namun yang tidak ia ingat hanya hubungan Calista dengan Leon dan beberapa lainnya. Entahlah ia seperti sedang menyusun puzzel yang berantakan.

Di novel di ceritakan sedikit tentang hubungan Thea dan Xavier. Delisha, temannya itu sering sekali menceritakan hubungan romansa yang kelam. Hera dan Xavier salah satunya, hubungan mereka bisa disebut toxic atau mungkin sudah terlewat batas antara mereka, Thea bukanlah gadis penurut yang penuh basa - basi terlebih semenjak musibah yang menimpanya.

Bukan tertarik justru Xavier menyukainya, gadis seperti Thea bagai berlian di dunia ini. Ia ingin melihat sejauh mana gadis itu akan bertahan dengan hati beku dan kehidupan monotonnya itu. Xavier menyukai setiap ekspresi yang di keluarkan gadis itu, sangat menyenangkan melihatnya.

Dalam novel pun latar belakang Thea di ceritakan meskipun sedikit tapi tidak dengan Xavier. Hera pernah bertanya kepada Delisha tentang latar belakang Xavier, namun Delisha hanya menjawab, "Tidak baik untuk orang sepertimu." Hera hanya memutar malas bola matanya.

"Air hangat sudah siap. Mandilah Thea." Ujar Xavier

Lamunan Thea terhenti, ia mengangguk masuk ke dalam kamar mandi. Setelah selesai ia mengecek apakah Xavier masih di dalam kamar atau sudah  keluar, ternyata lelaki itu tidak ada di dalam kamar. Ia menuju ke closet untuk mengambil baju milik Xavier, ia tidak membawa baju ganti lelaki itu juga memperbolehkan Thea meminjam baju Xavier. Gadis itu hanya memakai palaian dalam dan hoodie juga celana pendek Xavier.

Xavier masuk ke dalam kamar dengan bir di tangan kanannya, ia menatap Thea sebentar berjalan ke balkon kamar. Melihat itu Thea langsung mengikuti Xavier yang berada di balkon, peka dengan keadaan sekitar lelaki itu menoleh menatap gadis cantik di sampingnya.

"Masuklah, udara dingin bisa membuatmu sakit." ucap Xavier rendah.

"Kalau begitu bagaimana denganmu?" balasnya tanpa menatap Xavier, merebut kaleng bir yang semula berada di tangan lelaki itu.

"Aku bisa mengurus diriku sendiri,"

"Begitu juga denganku." Xavier menoleh menaikkan satu alis nya seakan tidak percaya dengan perkataan gadis itu.

"Bagaimana dengan kejadian tadi pagi, kau menangis di pelukan ku. Hm ..." ejek lelaki itu dengan sudut bibir yang ia tarik satu. 

"Aku hanya melihat seberapa peduli kau padaku," elak Thea santai, Xavier melihat pakaian yang Thea pakai, ia tidak bergeming kemudian terkekeh gila. 

Sial ia hampir tidak bisa mengendalikan ekspresi wajahnya sekarang, melihat Thea yang memakai pakaian miliknya membuat ia hampir hilang akal. Kembali mengatur ekspresi nya saat gadis itu menatap jengkel dirinya,

 Xavier mengambil kaleng bir di tangan Thea, ia tegak habis tak tersisa kemudian ia lempar pada tong sampah. Menatap Thea lalu membawa gadis itu seperti karung masuk ke dalam menghiraukan makian yang gadis itu keluarkan padanya. 

Membanting tubuh gadis itu di ranjang, Thea berdecak kesal. "Dasar lelaki gila!"

Xavier mendengar makian dari gadis itu, ia turun dari tempat tidur dan pergi ke dapur.

AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang