3 | Friends

7.2K 691 4
                                    

.
.
.
.
Happy Reading❗

Fyi : karna Hera berada di raga Thea jadi kita sebut Hera adalah Thea, oke

Tok tok, suara ketukan pintu dari luar.

Thea memutar knop pintu, seorang pria paruh baya itu menatap dirinya tanpa berkata apapun, ia kikuk sendiri di buatnya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Pria paruh baya itu.

Bingung harus beraksi apa, Thea hanya menganggukan kepala. Pria paruh baya itu memanggil seseorang,

"Evans!" Panggil Pria paruh baya itu.

"Ya Mr.Theo?" Jawab Evans.

Thea terkejut bukan main, pria paruh baya tampan itu adalah Daddy-nya Theo Mcqueen, jangan salahkan dirinya tidak menyadari hal tersebut ia bukan Thea.

"Ada apa dengan putriku?" Tanya Theo menatap Evans tajam.

"Nona Thea mengalami Amnesia dengan jangka waktu yang tidak bisa di prediksi, Tuan." Jelas Evans.

Thea tidak bisa membaca ekspresi Theo yang entahlah, ia hanya melihat mata yang menatapnya lurus tanpa emosi.


"Kau melupakan daddymu, Thea?"

Untuk sesaat Hera benar-benar terpana ketampanan Daddy Althea, oh ayolah dia ini penyuka pria tampan. Wanita mana yang tidak beruntung mendapat suami seperti Theo.

"Tentu saja aku mengingat mu Daddy. Hahahaha." Althea tersenyum canggung.

Theo terdiam sesaat kemudian mengangguk mengerti.

"Kau yakin baik-baik saja, Thea?" tanya Theo memastikan.

"Aku benar-benar baik Daddy." balasnya.

Evans tersenyum simpul melihat dua manusia batu yang akhirnya berinteraksi.
Semoga nyonya bisa melihat dari sana, batinnya.

"Daddy akan kembali ke kantor jika butuh sesuatu hubungi daddy, mengerti?"

Thea mengangguk mengerti, Theo dan Evans akhirnya kembali ke kantor.

Hubungan Theo dan Thea memang tidak dekat semenjak peristiwa na'as menimpa mereka, Theo yang semakin gila kerja dan Thea yang tenggelam dalam kesedihan.

Namun tubuh ini di isi dirinya, Hera. Ia akan berusaha menghindari konflik yang tidak perlu dengan daddy-nya.

Ia berjalan turun kebawah untuk melihat - lihat bangunan mewah ini. Namun salah satu bilik di bawah tercium bau manis dan menyengat, bilik tersebut tidak terkunci.
Seperti kamar operasi yang penuh dengan alat - alat bedah dan benda lainnya.

Ia menekan tombol panggila di dekat pintu,
Daisy datang dengan wajah yang em ..... khawatir dan panik,

"Apa yang anda lakukan disini, Nona? Anda masih harus beristirahat di kamar."

"Ah sudah tidak apa - apa Daisy. Lagi pula ruangan apa ini?" Ucap Thea.

Pelayan muda itu terdiam dengan mata yang seperti sedang mencari - cari sesuatu.
"Ini hanya ruang kesehatan darurat, Nona. Lebih baik anda segera kembali ke kamar untuk istirahat." balas Daisy yang berusaha tenang menjawah Thea.

AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang