Episode 2: Kembali ke mana lalu

55 8 0
                                    


#Flashback ke 7 tahun yang lalu

Aku yang baru berumur 10 tahun sedang berdiri di depan rumah dengan pagar yang sangat sangat tinggi.

Aku yang baru berumur 10 tahun sedang berdiri di depan rumah dengan pagar yang sangat sangat tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita kenapa berdiri di sini, omma?" Tanyaku bingung

"Diam saja!" Bentaknya


Aku diam dan menurut.

Omma memang tidak seperi omma teman-temanku yang aku lihat di sekolah. Dia sangat dingin, pemarah, dan kasar.

Tidak ada tangan hangat yang mengelus kepalaku, tidak ada sambutan hangat saat pulang sekolah, tidak aja juga makanan lezat yang hangat setiap hari.

Dia hanya omma yang marah jika aku mempermalukannya. Omma yang selalu memukulku saat aku melakukan kesalahan sekecil apapun. Omma yang tidak pernah memanggil namaku dengan hangat.

Aku dan omma sudah berdiri cukup lama di depan rumah besar ini. Aku bingung untuk apa omma kesini? Dan ini rumah siapa?



Tak lama datangnya seorang laki-laki berumur dengan badan yang gagah dan sangat tampan. Dia berdiri di depan pagar tanpa keluar dari wilayah rumahnya.

Aku mencoba melihat mukanya, namun sama seperti omma. Dia melihatku dan omma dengan muka marah.


"Untuk apa kamu kesini!" Ucap laki-laki itu marah membuatku kaget

"Aku kesini, hanya ingin hakku!" Omma dengan marah juga

"Hak apa yang kamu maksud?!"

"Aku tidak akan meminta uang atau pertanggung jawabanmu. Tapi aku ingin kamu membawa dia. Aku lelah hidup dengannya!" Ucap omma sambil mendorong tubuhku dengan kasar

"Apa maksudmu? Siapa dia?"

"Anakmu!"

"Anakku??" Kaget dan bingung

" Iya anak siapa lagi, bukannya aku sudah pernah bilang!" Ucap omma

"Aku kan sudah bilang, gugurkan dia. Kenapa kamu lahirkan?" Ucap laki-laki itu dengan marah

"Hah! Menurutmu mudah mengugurkannya? Di negara ini mengugurkannya adalah sebuah kejahatan. Hanya karnanya aku masuk penjara, jangan harap." Ucap omma yang sangat membuat hatiku sakit.

"Terus apa maumu?"

"Bawa dia pergi dariku. Aku tidak ingin melihatnya lagi."

"Ommaa..." ucapku lirih

Omma mendorong tubuh dengan keras, hingga aku terjatuh.

"Akhh..." sakit. Sangat sakit hati dan juga tubuhku



Setelah mendorongku, dia berjalan pergi dan terburu-buru masuk ke dalam taksi.

Always SmilingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang