1. Danella dan Sekolah Baru
Seorang gadis berambut hitam panjang melirik jam tangan orange yang melingkar di tangan kirinya.
07:10.
Menurut pengetahuan yang Ia miliki, seharusnya saat ini sudah berdiri seorang guru yang setidaknya menyapa kelas. Tapi yang terjadi pada kelas di sekolah barunya ini adalah rusuh. Tidak ada guru yang seharusnya sudah memperkenalkan dirinya sebagai murid baru.
Ia menghela napas, hari ini adalah pertama kalinya Dia menjadi murid di SMA Staravia. Tapi kesan pertama sekolah ini sepertinya buruk, seluruh siswa di kelasnya hanya sibuk ngobrol sambil sesekali melirik dirinya, mungkin sedang membicarakannya?
"Hai!" seorang gadis dengan rambut di kuncir menyapanya dengan senyum manis.
"Nama gue Karina! Lo anak baru kan?" gadis yang ternyata bernama Karina tersebut mengulurkan tangannya.
"Iya, nama gue Danella," dengan senang hati Danella menyambut uluran tangan Karina. Karina mengangguk kecil. "Yang di belakang kita namanya Aura. Lo gak usah kenalan sama dia, dia es batu nanti lo di kacangin," Karina menunjuk seorang gadis berponi dengan kedua tangan memegang sebuah novel.
Brak!!
Seluruh atensi kelas langsung tertuju pada pintu yang di buka secara keras. Apakah kalian berpikir bahwa itu guru? Tentu saja....
Tidak.
Seorang gadis dengan rambut coklat berjalan anggun ke arah sebuah kursi tepat di depan papan tulis. Menjadikannya sebagai pusat perhatian kelas.
"Dia namanya Azura. Primadona sekolah ini, dia cantik dan kaya banget. Dia juga pacarnya ketua osis sekaligus ketua basket. Gila gak? Gimana dia gak jadi cewe yang paling terkenal di sekolah ini," ujar Karina seolah menjelaskan gadis yang baru saja datang tadi.
"Dia bukannya terlambat?" tanya Danella.
Karina mengangguk. "Iya, tapi dia kaya. Jadi satpamnya di sogok, sekertaris nih kelas juga di sogok, biar di buku absen dia gak terlambat. Ah banyak benget yang di sogok! Satu sekolah kali di sogok sama dia!"
"Ternyata di sekolah ini yang di utamakan uang ya," tatapan Danella tertuju pada Azura yang terlihat berbincang santai dengan teman di sebelahnya.
"Iya. Seberkualitas apapun lo, pasti bakal kalah sama yang berduit kayak Azura! Kalau lo kaya, 90% masalah lo akan selesai!" Danella melirik Aura yang tiba-tiba berbicara dari belakangnya. Danella tersenyum tipis, kedua matanya kini menesuluri setiap sudut kelas barunya, tapi tatapannya terhenti kala melihat Azura, ada sesuatu yang lebih dari tatapan dan senyum kecil Danella.
"Danella," Danella mengalihkan pandangannya terhadap Karina yang kini menatapnya serius.
"Lo emang murid baru," Karina menjeda ucapannya sesaat. "Tapi lo kesini bukan cuman sebagai murid baru kan?"
Senyum Danella semakin melebar mendengar ucapan Karina."Lo mau ngapain ke sekolah gua?" Danella terkekeh kecil mendengar pertanyaan Karina.
Ia bahkan hanya menatap sekelilingnya, tapi teman barunya ini bahkan sudah mengerti. Apakah Danella terlalu terlihat? Ia rasa tidak, Karina hanya terlalu peka.
Untuk pertanyaan Karina jawabannya iya, dan Danella baru saja bertemu dengan orang yang menjadi tujuannya ke sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANELLA
Teen Fiction"Kisah masa kecil kita belum selesai!" Danella kembali dengan sebuah misi yang sudah Ia rancang selama delapan tahun, Danella kembali untuk menepati janjinya delapan tahun yang lalu, dan Danella kembali untuk melanjutkan kisah masa kecilnya yang bel...