6. Ending Scene
Danella tertawa mengingat kejadian yang membuatnya kehilangan kedua orang tuanya. Bahkan Ia juga hampir kehilangan nyawanya sendiri. Danella jongkok, Ia mendekati Azura, gadis itu juga terlihat mengeluarkan air mata.
"Lo pasti bingung kan kenapa gue masih hidup?" tanya Danella.
"Orang tua lo bohong Ra. Saat SMP mereka bilang sama lo, kalau gue sudah mati," Danella menggeleng. "Tapi nyatanya enggak, mereka bahkan gak berhasil menemukan keberadaan gue."
Danella beralih menatap kedua orang tua Azura, Ia terkekeh. "Dulu banget.... Kalian pernah bilang, Erika boleh manggil kalian dengan sebutan mama papa," kata Danella, matanya memancarkan kesedihan.
"Dulu kita sedekat itu," ada nada kekecewaan dari ucapan Danella.
"Tapi cuma karena uang. Hanya karena om korupsi di perusahaan om sama papi, dan om takut papi aku mengumumkan itu ke semua orang dan nama om tercoreng, om tega bunuh papi aku?!!"
"Bukankah kita dekat om? Papi pasti bisa menerima permintaan maaf om kok, tapi kenapa harus pembunuhan??!" seru Danella. "BIAR HARTA AKU SEKALIAN KALIAN CURI HAH?!!"
"JAHAT!!!" teriak Danella.
"KALIAN JAHAT!!!" air mata semakin mengalir deras dari pelupuk mata Danella, gadis itu semakin emosional.
Danella merogoh sakunya, mengeluarkan sebuah benda menyeramkan.
Sebuah pistol. Danella memegang keras pistol tersebut dengan keras, Ia mengangkatnya dan mengarahkan kepada papi Azura. Ketiga orang didepannya membulatkan mata sempurna, mereka ketakutan.
"KENAPA? TAKUT?" tanya Danella meremehkan.
"Nyawa harus dibayar dengan nyawa," ujar Danella penuh penekanan.
DOR
Ia menembakkan peluru pertama, tepat sasaran, mengenai kepala papa Azura.
Danella tersenyum puas, Ia mengarahkan pistol pada mami Azura dan menembaknya tepat di bagian kepala.
Gadis itu tertawa keras, Ia puas dengan pembalasan ini. Ia mendekati Azura yang menangis histeris, sayangnya gadis itu tidak bisa bersuara, mulutnya masih di bekap.
"Gimana rasanya melihat kedua orang tua lo mati menggunakan mata kepala sendiri?" tanya Danella. "Itu yang gue rasakan dulu Ra."
"Gue gak bakal bunuh lo kok," Danella tersenyum miring. "Tapi kalau lo lumpuh gak papa kan?"
Azura menggeleng kencang, Ia keringat dingin. Tapi Danella mengacuhkannya. Ia menembakkan peluru ketiga pada kaki kanan Azura.
Danella tersenyum puas, Ia kembali menggunakan masker dan topinya. Kemudian dia berjlari keluar dari pekarangan rumah Azura. Ia menaiki sebuah motor dan pergi ke suatu tempat. Ada satu lagi yang harus Ia selesaikan. Karina, gadis itu mungkin sudah bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANELLA
Teen Fiction"Kisah masa kecil kita belum selesai!" Danella kembali dengan sebuah misi yang sudah Ia rancang selama delapan tahun, Danella kembali untuk menepati janjinya delapan tahun yang lalu, dan Danella kembali untuk melanjutkan kisah masa kecilnya yang bel...