4. Erika kembali?

13 3 0
                                    

Happy reading!

4. Erika Kembali?

Sinar matahari mulai memasuki ruangan kelas 11 IPA 2, memenuhi setiap sudut ruangan tersebut. Waktu masih menunjukkan pukul 07:30 pagi, namun sudah cukup banyak siswa di dalam kelas.

Azura meletakkan ponselnya, Ia merasa bosan. Tadi Ia sedang saling bertukar pesan dengan kekasihnya, Aiden, Namun sekarang cowok itu harus menghadiri latihan basket. Azura tersenyum simpul, betapa sempurnanya hidup Azura. Dia yakin semua oarng pasti iri dengannya.

"Ra," panggil Nadine, salah satu sahabat Azura. Nadine berjalan mendekati, tangan kanannya mengenggam sebuah kotak yang dibungkus menyerupai kado.

"Tadi ada yang nitip ini buat lo," Nadine menyerahkan kado tersebut pada Azura.

Azura meraih kado itu dengan sedikit bingung. "Dari siapa Nad?"

Nadine mengangkat bahunya. "Enggak kenal, orangnya tuh kayak pakai masker dan topi, jadi gue gak bisa lihat wajahnya," jawab Nadine.

"Tapi pas gue tanya itu kadonya dari siapa, dia juga bilang dia gak tahu. Aneh kan? Dia cuma bilang itu buat lo," tambah Nadine.

"Kira-kira dari siapa Ra?" tanya Liana.

Azura mengangkat kedua bahunya, Ia juga tidak athu. Azura jadi bimbang, haruskah Ia buka kado ini? Atau dia buang saja?

Tanpa Ia sadari, saat ini Azura telah menjadi pusat perhatian kelas. Seluruh mata tertuju padanya, tak terkecuali Danella, Karina, dan Aura.

"Menurut lo itu dari siapa La?" tanya Karina, Ia ikut penasaran.

"Enggak tau deh," Danella memberikan jeda. "Pacarnya mungkin."

Karina mengangguk. "Bisa jadi."

"Kalau menurut lo gimana Aura?" Karina melirik gadis dibelakangnya, Aura

"Musuhnya kali," jawab Aura.

Karina terdiam sesaat. "Memang Azura punya musuh?"

"Ya gak tahu sih," Aura mengedikkan bahunya. "Tapi bisa aja kan."

Azura mengatur perasaanya sesaat, entah mengapa jantungnya berdebar sangat kencang.

"Kalau yang kasih Aiden, mungkin gak Ra?" tanya Liana.

Azura menggeleng. "Menurut gue enggak sih."

"Udah buka aja Ra," ujar Nadine, sejujurnya gadis itu telah penasaran sejak Ia menerima kado itu.

Azura mengangguk, perlahan Ia melepas pita biru yang mengikat kado itu. Sebenarnya kado ini terlihat sangat normal, tidak terlihat mencurigakan, namun karena tidak diketahui pengirimnya Azura menjadi sedikit cemas.

Setelah pita biru tersebut lepas Azura mengangkat penutup kotak tersebut dengan hati mendebar.

Gelang.

Kotak itu telah terbuka sepenuhya, menampakkan sebuah gelang.

Azura mengerutkan keningnya ingung. "Gelang apaan nih?"

Azura meraih gelang tersebut, mengangkatnya ke atas, ke depan matanya. Azura memperhatikan gelang tersebut dari atas hingga bawah, tidak ada yang aneh. Hingga Ia menemukan sebuah liontin.

E R A

Azura terdiam sejenak, Ia merasa deja vu dengan inisial tersebut.

Dengan cepat Azura menepis pikiran-pikiran negative yang muncul di benaknya. Ia membalik liontin gelang tersebut yang ternyata berisi sebuah kata.

DANELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang