Happy reading!
3. Danella dan Raffa
Seoarang gadis kecil berlari dengan napas tersenggal-senggal. Penampilannya sangata berantakan, rambutnya acak-acakkan, bajunya yang berwarna putih sekarang penuh dengan percikan darah, sekujur tubuhnya dipenuhi dengan luka.
Dia adalah Erika. Gadis yang sekarang kalian kenal dengan nama Danella.
Erika menghetikan langkahnya, Ia memegang dadanya yang terasa sesak. Erika mengatur napasnya yang sangat tidak teratur, perlahan cairan bening kembali mengalir dari kedua pelupuk matanya.
Sangat sakit.
"Erika..." Erika mendongak. Raffa, satu-satunya manusia Ia percaya saat ini.
"Kamu kenapa?" tanya Raffa kecil.
"Gak papa," Erika menggeleng pelan. tetapi mata tidak bisa berbogong, air mata bahkan tidak bisa berhenti mengalir.
"Tapi kamu kok nangis?" Raffa berjalan mendekati Erika. "Kata Mama kalau kita lagi nangis itu berarti kita lagi gak baik baik aja."
"Kamu kenapa Erika?" tanya Raffa sekali lagi.
Erika menunduk. "Mereka jahat Raf," gumamnya.
"Mereka?" Raffa mengerutkan keningnya, bingung."Mereka itu siapa Er?"
"ERIKAA!! JANGAN KABUR KAMU!!" Teriakkan yang sangat mengerikkan menggema di sepanjang jalan.
Bahu Erika kembali bergetar, Ia takut.
Erika menatap Raffa. "Maaf Raffa. Aku pergi dulu yaa, aku gak mau mati sekarang," ucap Erika, membuat Raffa semakin bertanya-tanya.
"Aku janji akan kembali!" Erika tersenyum.
"Terima kasih sudah mau jadi sahabat aku."
Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya, Erika kembali berlari sejauh mungkin. Ia meninggalkan Raffa sendiri dengan seribu pertanyaan dibenaknya, tentang apa yang terjadi pada teman kecilanya itu.
Semenjak saat itu, Raffa sama sekali tidak pernah melihat kehadiran Erika lagi di sekitarnya. Kisah itu seakan sudah selesai, dan ditutup hanya dengan perpisahan singkat.
Namun anehnya, setelah kepergian Erika, Azura sama sekali tidak sedih. Gadis itu sama sekali tidak sedih ataupun peduli saat mendengar berita pergi Erika. Padahal sebelumnya, Erika dan Azura adalah sahabat yang sangat tidak terpisahkan, dimanapun Erika berada, Azura akan selalu berada di sebelahnya. Namun saat ini Azura tidak terganggu dengan kepergian Erika.
Bukankah itu aneh?
Dan disinilah kisah itu membuka lembaran baru.
Danella menghela napasnya dengan gusar, Ia menatap cowok di depannya. Raffa Axelsen Sanjaya. Cowok itu berdiri di depan Danella, Ia menatap Danella dengan sendu.
"Lo beneran lupa sama gue Er?" tanya Raffa, ada nada kekecewaan di dalamnya.
Danella meneguk ludahnya dengan kasar. Kemudian Ia mengangguk. "Nama gue Danella, dan gue gak kenal sama lo!"
"Lo Erika!"
Danella menatap Raffa dengan sengit. "Kok lo nyolot sih? Nama gue Danella, bukan Erika!"
Raffa berdecih. "Gue emang lupa sama lo tadi, tapi sekarang gue udah ingat, Erika Danella Metanoia."
Raffa mengambil satu langkah mendekati Danella. "Gue kangen sama lo. Lo gak mungkin bisa kan melupakan semua kenangan masa kecil kita?"
Bahu Danella menurun. Memori masa kecil. Hal itu selalu berhasil membuat pertahanan Danella runtuh.
"Dulu kita dekat banget,"
"Kita sering makan bareng, jalan-jalan bareng, bahkan lo sering nginep di rumah gue karena kasur gue lebih empuk."
Danella menurunkan tatapannya, senyum kecil terbit di wajahnya.
"Lo inget pertama kali kita ketemu? Lo cengeng banget dulu, dikit-dikit nangis," Raffa terkekeh mengingat masa kecilnya.
"Untung dulu lo punya gue yang selalu jagain lo!"
"Gue kangen sama lo," gumam Raffa. "Gue sangat rindu masa kecil kita."
Senyum Danella semakin melebar. Ia juga rindu.
"Dan gelang ini," Raffa mengangkat gelang Danella yang Ia temukan di gudang tadi. "Ini salah satu lambang persahabatan kita. Lo, gue..."
Danella mendongak. Ia memberanikan diri menatap Raffa.
"Dan Azura."
Berhenti. Kenangan manis itu seketika berhenti. Danella tidak bisa mengingatnya lagi. Senyum di wajahnya langsung sirna, tatapan sendunya berubah menjadi tatapan penuh dendam. Rahangnya mengeras, dan kedua tangannya meremas kuat rok yang Ia gunakan.
"Gue gak ingat,"
"Gue gak kenal sama lo," tambah Danella.
Gadis itu berbalik badan, Ia hendak meninggalkan Raffa. Namun gerakan Danella kalah cepat, Raffa menarik sebelah tangan Danella, membuat tubuh gadis itu berputar 180 derajat, kembali menghadap Raffa.
Dengan cepat Raffa merengkuh tubuh Danella, membawa sahabat kecilnya itu ke dalam pelukannya. Danella memberontak, namun tenaganya belum cukup kuat dibanding Raffa.
"Gue tahu. Pasti ada sesuatu antara lo dan Azura," Danella berhenti memberontak, apa Raffa tau apa yang terjadi?
Raffa menggeleng. "Gue gak tahu apa yang terjadi," ujar Raffa seolah bisa membaca pikiran Danella.
"Tapi sikap Azura aneh, dia sama sekali gak peduli sama lo," kata Raffa. "Beri tahu gue apa yang terjadi Er, gue selalu ada di pihak lo."
"Panggil gue Danella!" seru Danella tajam.
Raffa mengangguk, Ia menepuk pelan bahu Danella beberapa kali, memberi kenyamanan pada gadis itu. "Lo harus inget, gue selalu ada buat lo,"
"Gue tahu lo kembali bukan karena ingin hidup sebagai Erika. Gue akan bantu lo, apapun itu," kata Raffa.
Danella tersenyum, kekeuatannya bertambah. Perlahan Ia mengangkat kedua tangannya, membalas pelukan Raffa.
"Terima kasih," gumam Danella. "Lo emang pahlawan gue."
Raffa tersenyum senang, Ia kembali menemukan Erikanya yang telah lama hilang.
Kisah itu akan dimulai sekarang, kisah dimana Danella kembali mengamnbil perannya sebagai tokoh utama. Dia tidak datang sebagai Erika, gadis lemah dan cengeng. Sekarang dia adalah Danella, korban yang kembali untuk membalaskan dendam 8 tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANELLA
Teen Fiction"Kisah masa kecil kita belum selesai!" Danella kembali dengan sebuah misi yang sudah Ia rancang selama delapan tahun, Danella kembali untuk menepati janjinya delapan tahun yang lalu, dan Danella kembali untuk melanjutkan kisah masa kecilnya yang bel...