Hai.. ini cerita baruku.
Sudah ada e-booknya.
Link ada di profilku.Murah sekali kan? Kalian bisa membaca di ebook dengan desain menarik.
Asik kan?
Buat yang tak sabar mengikuti cerita ini di Wattpad, boleh langsung membelinya di ebook.HEPI reading..
❤️❤️❤️
."Masuk, Jum."
Nyonya Kamila mempersilahkan Jum masuk. Matanya membola ketika melihat Jum melepas sandal jepitnya di samping keset.
"Eh, buat apa dilepas? Pakai saja, Jum," titah Nyonya Kamila.
"Tapi, Nyonya. Sandal Jum jelek. Nanti mengotori lantai," kata Jum berkelit.
"Haish, tak usah aneh-aneh, deh! Sini masuk." Nyonya Kamila menggaet tangan Jum dan menghela lengan perempuan itu supaya masuk ke dalam rumahnya yang megah dan mewah. Mata Jum menatap takjub ke sekeliling rumah yang sangat indah dengan warna putih mendominasi. Seumur hidup baru kali ini dia melihat rumah semewah ini.
Namanya Jumiati, panggilannya Jum. Usianya 26 tahun, dia perempuan desa lulusan SMP yang tak bisa meneruskan sekolah karena tak ada biaya. Keluarga Jum sangat miskin. Bapaknya telah meninggal sepuluh tahun lalu, sejak saat itu ibunya mati-matian membanting tulang mencari uang dengan berjualan rujak dan bubur campur.
Jum membantu perekonomian keluarga dengan menjadi pembantu rumah tangga. Nyonya Kamila adalah salah satu mantan majikannya yang amat baik. Jum berhenti bekerja dengannya sepuluh tahun lalu karena bapaknya meninggal. Sejak saat itu Jum tinggal di desa untuk menemani Ibu. Jum kembali kemari atas permintaan Nyonya Kamila yang tahu ibu perempuan desa itu telah meninggal dan memintanya kembali bekerja padanya. Sepuluh tahun lebih Jum tak berjumpa dengan majikannya, ternyata Nyonya Kamila semakin kaya.
"Bagus Jum?" tanya Nyonya Kamila yang tahu Jum mengagumi rumahnya.
"Bagus banget, Nyonya."
"Sini, saya tunjukkan kamarmu."
Nyonya Kamila membawa Jum ke kamar yang akan ditempati pembantunya itu, sebuah kamar lumayan besar. Dua kali lebih besar dari kamar Jum di desa dan sangat bagus.
"Semoga kamu betah, Jum."
"Suwun, Nyah. Jum yakin pasti betah."
Itu keyakinan Jum. Tapi itu sebelum Jum bertemu dengan Den Juno, lelaki yang kemudian mengobrak-abrik ketenangan hidupnya!
Lelaki yang merusaknya, namun juga yang berhasil merampok hatinya dan mematahkannya sekaligus.
Den Juno, seorang lelaki dingin dan bangsat!==== >(*~*)< ====
Jum merasakan tatapan panas saat mengepel lantai. Seperti gadis desa lainnya, Jum terbiasa mengepel lantai dengan menungging. Dia merasa ada seseorang yang memperhatikan pantat bahenolnya yang bergoyang seperti lonceng ketika dipakai mengepel.
Penasaran, Jum menoleh ke belakang.
Ya Allah, siapa lelaki tampan yang melihatnya dari belakang? Dia tampan sekali! Mirip aktor luar negeri. Kulitnya putih bersemu merah, tubuhnya tinggi dan kekar, wajahnya seperti ada campuran barat dan Korea. Jum menelan ludah kelu menyadari lelaki itu memandang dengan tajam.
"Maaf, Den ada perlu apa?" tanya Jum sopan.
Lelaki itu mendengkus dingin, lantas menggumam dengan suara rendah.
"Minggir! Lo menghalangi jalan gue."
Ya ampun ternyata dia hendak masuk ke dalam kamarnya dan Jum tepat menungging di depan kamarnya. Dari sini Jum tahu bahwa dia adalah Den Juno, anak sambung Nyonya Kamila. Dulu saat Jum bekerja padanya, status Nyonya Kamila adalah janda dengan satu anak.
Sekarang Jum baru tahu kalau Nyonya Kamila telah menikah dengan bekas iparnya sendiri, Tuan Jamal. Den Juno adalah anak kandung Tuan Jamal dengan almarhumah istrinya ... Nyonya Gladhys.
"Aduh, maaf Den," kata Jum rikuh. Dia berdiri dan bergeser ke samping untuk memberinya ruang pada Juno masuk ke kamarnya.
Tanpa berkata apapun, Juno melewati Jum.Duk!
Entah disengaja atau tidak lengannya menyenggol keras payudara Jum. Sial, terasa ngilu. Jum masih meringis ketika Juno berbalik dan memandangnya lekat.
"Kenapa lo?" sembur Juno galak.
"Ndak apa, Den. Susu Jum jadi ngilu karena tadi tersenggol tangan Den Juno," sahut Jum polos.
Juno menutupi rasa herannya. Dia tak menyangka perempuan lugu seperti Jum bicaranya nyablak seperti itu. Padahal justru saking polosnya, Jum selalu mengatakan apa adanya yang dirasakan olehnya, bukan karena bermaksud menggoda.
"Lo ... masih gadis?" tanya Juno penasaran.
"Ndak, Den. Jum sudah menjanda sejak lima tahun lalu."
Pengakuan Jum membuat bibir Juno melengkung keatas. Hanya sekilas setelah itu kembali ketus.
"Napa lihat-lihat gue? Naksir? Ingat, lo bukan level gue!"
"Iya, Den. Jum tahu," sahut Jum memelas. Sepertinya kali ini dia mendapat satu majikan yang bakal mempersulitnya.
Juno maju, menipiskan jarak di antara mereka. Lantas berbisik dengan sinis, "lo pembantu gue, tugas lo melayani segala kebutuhan gue. Kebutuhan apapun!"
Entah mengapa mendengar tuntutan itu, bulu kuduk Jum merinding.
==== >(*~*)< ====
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
43. JUM (21+) / Tamat
RomanceJum hanyalah wanita sederhana yang datang dari desa dan bekerja sebagai pembantu di keluarga kaya. Apalah daya dia menjadi budak dalam permainan napsu anak-anak majikannya. Jum tak menyadari, dia hanyalah alat balas dendam seseorang. Dia larut dal...