11. Jum Ingin Pergi

1.4K 21 0
                                    

Chapter ini hanya saya publish selama dua hari.   Buruan dibaca sebelum dihapus ya.

Baca selengkapnya di versi ebooknya.

Link ada di profilku.

❤️🌸❤️🌸❤️🌸
.
.

Sesaat Nyonya Kamila tak mempercayai pendengarannya.  Dia menatap Jum bingung.

“Apa, Jum?  Kamu ingin berhenti kerja?”

Jum mengangguk dengan wajah tertekuk dalam, dia tak berani membalas tatapan majikannya.  Jum merasa tak ada muka menghadapi Nyonya Kamila yang begitu baik padanya.  Dia merasa telah mengkhianati kepercayaan wanita baik hati itu dengan melakukan perbuatan bejat bersama putra kesayangannya.
 
“Mengapa Jum?” tanya Nyonya Kamila lembut.  “Kalau ada masalah, katakanlah.  Siapa tahu saya bisa membantu.”

Airmata Jum menetes mendengar penawaran itu.  Sungguh tak layak dia menerima kebaikan nyonyanya setelah merusak moral anaknya.  Walau bukan kesalahan Jum, tetap Jum merasa ikut bertanggungjawab.  Mungkin ada sesuatu yang salah pada dirinya sehingga Rama berani memperkosanya.

“Ndak apa, Nyonya.  Ini masalah Jum sendiri, bukan salah siapa-siapa,” sahut Jum sembari menunduk dalam.  Dia tak ingin nyonya majikannya menemukan kegelisahan di dalam matanya.

“Jadi kamu tak ingin saya ikut campur?  Tapi jawab dulu pertanyaan saya, Jum.  Apakah masalah kamu itu ada kaitan dengan saya?” tanya Nyonya Kamila menginterograsi.

Jum menggeleng cepat tanpa mengangkat wajahnya.
“Atau ada kaitan dengan Rama?” lanjut Nyonya Kamila.

Jum terdiam, dia tak mengangguk atau pun menggeleng.  Nyonya Kamila jadi penasaran. Perempuan dewasa itu lanjut menginterograsi.

“Dengan Juno juga?”

Mendengar nama itu, mendadak Jum menjadi kaku.  Dia menundukkan wajahnya semakin dalam.  Nyonya Kamila semakin yakin, ada sesuatu yang tak beres disini!  Kebetulan di saat yang tak tepat, Rama melintas.  Nyonya Kamila memanggilnya.

“Rama, kemari!” titah Nyonya Kamila.

Wajah Rama berubah pias menyaksikan Jum tertunduk di depan ibunya yang terlihat marah.  Astaga, apa Jum melaporkan perkosaan yang dialaminya pada ibunya?  Gawat!  Rama melangkah dengan tersendat, berhenti dan berlutut di depan ibunya dengan wajah memucat.

“Mama, maaf ... Rama khilaf.”

Mata Nyonya Kamila mendelik gusar.  Keyakinannya semakin tebal, keinginan Jum berhenti pasti ada kaitannya dengan Rama!

“Apa yang kau lakukan, Rama?!” hardik Nyonya Kamila geram.

Tangan Rama mengepal kuat.  Matilah dia!  Kesalahannya tak bisa diampuni lagi.  Rama beringsut mendekati ibunya dan menangkupkan wajahnya di pangkuan Nyonya Kamila.

“Mama, Rama salah!  Ampuni Rama!  Rama telah khilaf memper ....  Aaargh!”

Rama memekik kaget ketika mendadak Jum mencubit pinggangnya keras.  Dia menoleh dan merasa heran menemukan Jum yang memelototinya dengan mata berkaca-kaca.

“Mas Rama memang nakal sekali, Nyonya.  Dia selalu mempermainkan Jum, mengusili Jum sampai pekerjaan Jum ndak selesai-selesai.  Jum capek sekali, Jum pengin berhenti dan cari pekerjaan yang lebih enteng wae,” cetus Jum seakan mengadu.

Rama ternganga lebar, dia tak menyangka setelah kesalahan fatal yang dilakukannya ... Jum masih membelanya seperti ini.  Dia sungguh menyesali perbuatan bejat yang dilakukannya akibat napsunya terpicu melihat adegan persetubuhan brutal yang dilakukan Juno dan temannya.  Dia pikir Jum menikmati perlakuan tak senonoh itu.

“Mbak ... Mbak ... maafkan Rama,” ujar Rama lirih.  Dengan tangan gemetar dia memegang tangan Jum dan meremasnya perlahan.  Jum segera menepis tangan itu.  Dia berjengkit karena teringat akan peristiwa yang dialaminya.  Pemerkosaan yang dinikmatinya.  Jum merasa kotor dan tak bermoral.

“Jum, tolong berbesar hati sedikit.  Rama sudah meminta maaf, apa kamu bisa mengabulkannya?  Bukan saya ingin membela anak nakal ini, tapi apa kamu tak bisa melupakan kesalahannya dan menganggapnya tak ada?   Saya ingin kamu tetap bekerja di rumah ini, kami membutuhkanmu,” pinta Nyonya Kamila.

Bagaimana dia bisa melupakannya?  Melihat Rama saja membuat jantungnya berdebar kencang, sontak membayangkan kejadian yang dialaminya.  Saat Rama menyentuh tangannya, dia merasa bergelenyar di sekujur tubuhnya.  Jum malu sekali, dia tak bisa mengendalikan dirinya.  Perasaannya tak murni lagi, seperti sebelum ini ... menyayangi Rama sebagai mantan momongannya.

“Nyonya, bagaimana saya bisa ...."

“Rama, kalau kamu tak berhasil membujuk Mbak Jum kembali bekerja ... Mama akan menghukummu dengan keras.  Lebih baik kamu Mama sekolahkan di kota lain supaya tak menganggu orang yang bekerja pada Mama,” ancam Nyonya Kamila.

Aduh, Jum jadi tak tega jika Rama dipaksa keluar dari rumah yang nyaman ini gegara dirinya.  Sejahat apapun Rama padanya, Jum tetap menyayanginya. 

“Nyonya, jangan begitu.  Biarkan Mas Rama tetap sekolah disini,” ujar Jum khawatir.

“Boleh, Jum.  Tapi dengan syarat ... kamu  tetap kerja sama saya.  Bagaimana?” tegas Nyonya Kamila.

Jum menelan ludah kelu.  Posisinya serba tak enak, tapi dia tak ingin menghancurkan kehidupan Rama.  Akhirnya Jum mengangguk lesu.  Niatnya keluar terpaksa dibatalkannya.  Sementara itu sepasang mata yang sedari tadi menyaksikan adegan ini, mengepalkan tangannya dengan erat.  Matanya menyorot tajam penuh dendam.

“Sial!  Apa yang gue rencanakan meleset!  Tapi ini belum berakhir.  Gue akan menciptakan permainan yang lebih seru.  Tunggu saja!”

Orang itu tersenyum miring.  Dia memandang Jum tajam.  Seakan menyadari ada yang menatapnya dari belakang, Jum menoleh.  Mendadak perasaannya jadi tak enak ketika bertemu pandang dengan seseorang yang paling berbahaya di rumah ini.

Juno!

==== >TAMAT SEASON 1< ====

Walau cerita ‘JUM” season 1 sudah tamat masih menyisakan beberapa pertanyaan, seperti ....

Mengapa Juno seakan memiliki dendam tertentu pada seseorang?  Pada siapa dia menyimpan dendam?

Apa yang akan dilakukan Juno pada Jum?
Apakah Rama benar-benar telah bertobat?  Atau obsesinya pada Jum akan semakin menjadi?

Petualangan sensual apa yang akan dialami oleh Jum?

Jawaban semua pertanyaan itu ada pada cerita ‘JUM” season 2.  Don’t miss it!  Bakal lebih seru, seksi dan sensual.  Sisi liar Jum akan semakin terekspos.  Penasaran?  Tunggu season duanya!

43. JUM (21+) / TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang