for you

270 54 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Sepiring nugget beserta lilin di tengah-tengahnya, juga satu kotak berwarna kuning menjadi pandangan pertama yang laki-laki berhidung bangir itu jumpai setelah masuk ruang tamu rumahnya.

“Sa?” panggilnya pada satu-satunya manusia selain dirinya yang ada di rumah ini.

Tak ada sautan sama sekali. Ia jadi bingung sendiri.

“Jangan dibuka!”

Hanbin refleks mundur, menatap kaget wanita yang sedang menampilkan jejeran rapi giginya.

“Ini emang buat apaan, punya siapa?”

Wanita tadi melangkah maju. Mendekat pada meja yang masih terletak sepiring nugget juga satu kotak ukuran sedang.

“Selamat bertemu usia baru, Bi.”

Hanbin membeku, agak tak percaya apa yang dilakukan wanita di depannya ini. Berdiri dengan lilin menyala di tengah-tengah nugget.

Tak percaya karena wanitanya bertebal gengsi juga cuek.

“Cepetan make a wish terus tiup lilin, meleleh nih nanti kena nugget nya.”

Buru-buru Hanbin menutup mata lalu memanjat banyak doa untuk usia barunya. Salah satunya agar ia selalu memiliki kehidupan bahagia bersama wanita yang masih berdiri di depannya.

Wanita yang ia kenal sudah sejak sma, tapi baru ia mampu mengatakan cinta sekitar tiga bulan yang lalu. Yang rezeki nya langsung disuruh nikah oleh ayahnya. Ya tentu karena usia.

“Kotak nya juga buat gue?”

Hanbin ingin langsung membuka setelah mendapat anggukan, sebelum teriakan tadi terulang lagi.

“Ya jangan dibuka dulu!”

Banyak sabar Hanbin ini. Menatap pasrah pada sang istri tercinta. “Ya terus kapan, Sa?”

“Ya, nanti. Pokoknya nanti.”

Kalau sudah begini, pengen rasanya Hanbin resign jadi suami. Tapi, ga jadi. Ngebayangin aja ngeri.

“Nantinya tuh kapan, Lalisa?”

Nada suaranya aja udah kedengeran pasrah banget, ia jadi lebih memilih duduk dengan menyomot satu nugget untuk ia makan.

“Ya udah deh buka. Tapi, nanti kalo gue udah di kamar. Jangan sampai ke kamar kalo belum selesai.”

Hanbin hanya sanggup mengangguk, menatap punggung sang istri yang mulai menaiki tangga.

Dirasa sudah masuk ke dalam kamar, Hanbin dengan segera membuka kotak dengan senyum mengembang. Tak sama sekali terbayang, gadis cuek yang ia jadikan istri punya sisi romantis juga.

“Sa, aku udah selesai.”

Lalisa langsung berbalik, berlari secepat kilat menuju kasurnya. Menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal.

“Ngapain sih, nggak pengap apa?”

Hanbin berjalan mendekat. Diam-diam tertawa melihat tingkah Lalisa.

“STOP DI SITU! GUE MALU!”

Senyumnya mengembang, dengan hati-hati ia menaruh kotak pemberian sang istri pada meja sebelah kasur. Lalu dengan jail membuang selimut yang tadinya menutupi seluruh tubuh Lalisa ke lantai.

“HANBIN BALIKIN SELIMUTNYA!”

Kali ini, tawanya benar-benar meledak. Lalisa bahkan tidak berani untuk sekedar mengambilnya kembali.

“Lihat ke sini coba,” Lalisa masih menutup rapat wajahnya, bahkan Hanbin sudah berulang kali mengusiknya.

Di kepalanya, sudah ada niat untuk bangun dan langsung keluar kamar. Entah ke manapun asal tidak bertemu Hanbin.

Berbeda dengan rencana, bahkan sebelum sampai pintu Hanbin sudah dengan sigap memeluknya.

“Kenapa malah mau kabur sih, kayak lagi kdrt aja.”

Beneran, Lalisa malu. Ingin segera lari, dan menghirup oksigen di tempat yang tidak ada Hanbin.

Hanbin membalikkan tubuhnya, yang ia tatap pertama adalah mata indah yang sedang terpejam rapat.

“Terima kasih, ya. Untuk dua puluh lima surat yang kamu tulis...”

Dengan perlahan, Lalisa membuka matanya. Menatap laki-laki yang baru saja berucap dengan senyum paling indah yang dimiliki.

“Bi?”

Hanbin masih tersenyum, menatap wajah indah wanita yang berhasil membuat ia jatuh hati untuk pertama dan yang ia semoga juga terakhir kalinya.

“Dan untuk balasan surat ke dua puluh lima yang kamu tulis tadi. I promise for you. And i love you too, more and more. Love you for yesterday, today, and the next days forever.”

Malunya tadi jadi berubah menjadi haru. Hanbin, laki-laki luar biasa yang berhasil membuat ia merasa menjadi wanita paling berharga dan bahagia.







-end-







Surat ke dua puluh lima yang Lisa tulis, dan sangat direkomendasikan tema wp nya terang/putih. Terima kasih.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



























“hbd, manusia hebat yg sudah bertahan di tengah-tengah dunia beserta takdirnya yang kerap kali tak adil.” —taa


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

iridescent | lalisa ft boysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang